Mohon tunggu...
Panji Arimurti
Panji Arimurti Mohon Tunggu... Lainnya - Britpop's lover

Britpop's lover

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

Mengenang 20 Tahun Rekor 72-10 Chicago Bulls

27 Oktober 2015   10:41 Diperbarui: 27 Oktober 2015   10:53 1732
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

5.  Toni Kukoc: NBA Sixth Man of the Year

Bahkan duet Jordan dan Pippen mencatat rekor terbaik dalam sejarah yakni menjadi duet yang mencetak paling sedikit 40 poin dalam setiap game di musim tersebut.  Sementara Steve Kerr berada di urutan dua dalam tembakan tiga angka. Semua pencapaian tim dan pribadi tersebut membuat Bulls menjadi tim yang paling mendominasi di musim 1995-1996.

"(Tahun) Itu adalah salah satu tahun di mana semuanya berjalan dengan benar. Ada motivasi yang luar biasa, motivasi seperti yang selalu diperlihatkan oleh Michael (Jordan)," kenang Kerr, yang sekarang menjadi pelatih Golden State Warriors.

"Saya ingat pertandingan melawan Houston (Rockets) dan mereka memiliki (Charles) Barkley, Hakeem (Olajuwon) dan (Clyde) Drexler, meraka juga merupakan juara bertahan. Mereka akan menjadi lawan yang setara dengan kami di Wilayah Barat. Tapi kami pergi ke Houston dengan kemenangan dua digit," tutur Kerr.

Sumber foto: history.bulls.com

Dari sekian momen-momen yang tercipat di musim 1995/1996, momen kala Bulls memastikan diri menjadi juara NBA di game keenam final mungkin menjadi momen yang paling dramatis. Sesaat setelah tanda pertandingan berakhir, Jordan yang duduk di bench, karena Bulls sudah unggul jauh dari Sonics masuk ke lapangan dan merebut bola dari tangan Kukoc.

Randy Brown yang berusaha memeluk Jordan pun tak kuasa. Sambil memgang bola, Jordan menangis di tengah lapangan, sementara rekan-rekannya berusaha memeluknya. Jordan menangis, karena kembalinya ia ke NBA lagi berhasil mempersembahkan gelar keempat bagi Bulls dan menjadi pembuka bagi three peat kedua mereka (96, 97, dan 98).

Sulit Dipecahkan
Setelah sebagian skuat Bulls resmi 'bubar' pada akhir musim 1998, di mana Jordan kembali pensiun untuk yan g kedua kalinya, Pippen pindah ke Portland Trail Blazers, Steve Kerr ke San Antonio Spurs, Rodman ke Los Angeles Lakers, dan Phil Jackson melatih Lakers, prestasi Bulls pun menukik. Setelah era 90 an menjadi tahun kejayaan mereka, Bulls menjadi tim papan bawah NBA dan belum meraih gelar juara lagi hingga saat ini

Namun meski begitu, kenangan bagaimanahebatnya tim ini di musim 1995/1996 akan tetatp tercatat dalam sejarah. Ada satu pernyataan menarik dari Jackson saat dirinya mulai menukangi Lakers dan meraih kesuksesan di klub tersebut dengan juga mencetak three peat.  

"Tim saya di Lakers setiap tahun selalu mengatakan, 'Kami ingin memecahkan rekor itu'. Saya menjawabnya, 'semoga berhasil'," kenang Jackson.

Referensi:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun