Mohon tunggu...
Panji Arimurti
Panji Arimurti Mohon Tunggu... Lainnya - Britpop's lover

Britpop's lover

Selanjutnya

Tutup

Bola

Ketika Mourinho Salah Memarkirkan Bus

6 Oktober 2015   09:04 Diperbarui: 6 Oktober 2015   09:04 227
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 

Sumber Foto: www.independent.co.uk

PADA 3 Mei 2015, sebuah kaos bergambar Jose Mourinho dengan tulisan 'He Parks Where He Wants!' dijual di salah satu sudut di luar Stadion Stamford Bridge, London.

Kaos yang dibuat sebagai bentuk perayaan keberhasilan Chelsea menjuarai Liga Primer musim 2014/2015 itu dijual lebih awal sebelum The BLues benar-benar memastikan diri menjadi jawara Inggris. Dengan meremehkan laga melawan Crystal Palace, fans The Blues sudah berani membuat dan menjual kaos tersebut.

Maksud lain dari dibuatnya kaos tersebut juga sebagai bentuk jawaban atas kritik dari pesaing-pesaing Chelsea musim lalu. Rival sekota Chelsea, Arsenal misalnya. Sepanjang musim, Chelsea selau diolok-olok oleh fans Arsenal, karena taktik 'parkir bus' yang diterapkan oleh Mourinho.

Taktik menjengkelkan, di mana Arsenal menjadi salah satu korbannya itu, sangat membuat Gooners jengkel. Jika saja Chelsea tidak menggunakan pertahanan berlapis layaknya bus yang sedang diparkir, hasil pekan ke-34 musim lalu mungkin akan berbeda. Puluhan ribu Gooners yang memadati Emirates Stadium pasti akan pulang dengan gembira karena melihat tim kesayangan mereka yang mengusai penuh jalannya pertandingan sukses meraih hasil penuh.

Namun saat itu ceritanya berbeda. Lewat taktik menjengkelkan, Chelsea sukses meredam meriam london pada laga tersebut, hingga akhirnya mereka menjadi jawara di akhir musim.

Kaos bertuliskan 'He Parks Where He Wants!' dengan gambar lirikan Mou yang (seperti) mengejek, semakin memanaskan mata dan kuping fans dari rival-rival Chelsea. Lewat kaos tersebut, fans Chelsea membalas semua ledekan dan sindiran kepada tim kesayangan mereka dan langsung mengenai sasaran dan tanpa banyak berbicara.

Jika anda seorang Cules, mungkin anda akan marah jika Luis Enrique menerapkan taktik 'parkir bus' kepada Lionel Messi dkk. Pasalnya, sejak tiki-taka merajai Eropa, belum pernah kita lihat Barcelona mendapat serangan penuh sepanjang pertandingan dari lawan manapun.

Tapi buat fans Chelsea, taktik 'parkir bus' yang menjengkelkan yang diterapkan oleh Mourinho sangat bisa meraka maklumi. Trofi Liga Primer di lemari trofi di Stamford Bridge jauh lebih penting daripada membicarakan soal taktik.

Tapi, itu cerita manis di musim lalu. Musim ini, pencapaian si London Biru sangat jauh dari yang diharapkan. Lihat saja, hingga pekan ke delapan Liga Primer musim ini, sorak sorai pendukung Chelsea semakin tak terdengar. Dari delapan laga yang telah mereka jalani, The Blues hanya mampu memetik dua kemenangan, sisanya dua kali seri dan empat kali kalah. Koleksi delapan poin pun membuat juara Liga Champions 2012 tersebut berada di urutan 16, dua peringkat dari zona degradasi.

Taktik 'parkir bus' yang mengantarkan klub kesayangan mereka menjadi jawara musim lalu, kini tidak punya daya magis lagi. 'Bus' yang mereka gunakan untuk 'parkir' itu kini hanyalah bus tua yang sudah berkarat. Bus yang cat-cat dan karoserinya sudah lapuk dan mudah dihancurkan.

Padahal, jika melihat komposisi mesin bus Chelsea, sebenarnya bukanlah mesin yang tua. Nama-nama seperti Eden Hazard, Oscar, Ramires, Cesc Fabregas, Pedro, Willian Gary Vahill, Joghn Terry, Asmir Begovic, Branislav Ivanovic, dan Diego Costa, harusnya menjadi jaminan kalau mesin bus Chelsea mampu berlari kencang. Jaminan kalau mesin tersebut mampu membuat bus Chelses kokoh dan tahan dari segala cuaca.

Tapi apa daya. Mesin-mesin tersebut kini tidak mampu membuat bus Chelsea segarang musim lalu. Daya gempur telah menurun, sementara daya pertahanan amburadul. Lihat saja catatan gol mereka hingga pekan ke delapan. Hanya mencetak 12 gol dan kemasukan 17 gol.

Mourinho, 'Si sopir bus' kini nampaknya tengah pusing, karena telah salah memakirkan bus. Bus yang seharusnya diparkir kokoh hingga tidak ada yang bisa menembusnya, kini ia parkir tanpa dikunci sehingga dengan mudah digeser oleh tim seperti Everton.

Bus yang seharusnya diparkir sejajar jalan hingga tidak ada bus-bus lain yang bisa melewatinya, kini ia parkir menyerong. Sehingga klub-klub sekelas Crystal Palace mampu melewatinya. Bus yang seharusnya diparkir dengan menggunakan rem tangan, kini dibiarkannya saja ditinggal tanpa pengamanan. Sehingga tidak punya kekuatan ketika ditabrak oleh tim sekuat Manchester City.

Mourinho mungkin sudah tidak punya alasan lain lagi yang harus ia berikan kepada bos Roman Abramovich perihal hancurnya penampilan Chelsea musim ini. Apalagi dirinya bukanlah seorang Arsene Wenger, pria yang (nampaknya) akan menjadi pelatih 'abadi' di Arsenal, apapun yang terjadi pada klub tersebut.

Mourinho harus segera memperbaiki caranya memarkir bus lagi. Dia tidak boleh lupa untuk mengunci busnya. Dia juga harus mengasah kembali kemampuan memarkir busnya terutama di tempat-tempat sempit dan banyak kendaraan. Dan terakhir, sebagai seorang sopir, Mourinho tidak boleh lagi lupa memasang rem tangan sebelum meninggalkan busnya.

Atau jika perlu, Mourinho harus mencoba untuk belajar memarkirkan tank, agar pertahanannya benar-benar tidak bisa ditembus kendaraan apapun.

Apalagi jika mengingat Liga Primer Inggris yang terkenal sebagai kompetisi yang sangat kejam dan juga tuntutan kerja tinggi. Sudah banyak klub Liga Primer yang tak segan mendepak pelatih mereka ketika hasil tak berjalan sesuai dengan target, walau mereka baru bekerja beberapa pertandingan. Dan itupun bisa terjadi kepada Mourinho seperti ketika ia mengalaminya pada 2007.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun