Mohon tunggu...
Airlangga Raja Dyka Samudra
Airlangga Raja Dyka Samudra Mohon Tunggu... Lainnya - Kedokteran GIgi - Universitas Airlangga

Lets cook mr white

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Efektivitas Pasta Gigi Ekstrak Siwak sebagai Alternatif Bahan Herbal untuk Mencegah Terbentuknya Akumulasi Plak

13 Mei 2023   22:45 Diperbarui: 13 Mei 2023   22:49 62
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kesehatan gigi dan mulut menjadi salah satu faktor yang perlu diperhatikan semua kalangan pada era ini. Berdasarkan Global Burden of Disease Study 2019 Prevalensi orang memiliki penyakit mulut berkisar 3,5 miliar dengan didominasi penderita karies gigi permanen mencapai 2 miliar dan 520 juta anak menderita karies gigi sulung (Oral Health, 2022). Sedangkan, di tahun 2018 Menurut Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) terdapat 57,6% penduduk Indonesia mengalami masalah gigi dan mulut serta 10,2% yang telah mendapatkan pelayanan kesehatan. Pada anak usia dini, prevalensi gigi berlubang berkisar 93% dan hanya 7% anak yang tidak memiliki permasalahan gigi berlubang

Dari uraian diatas, permasalahan gigi berlubang (Caries) menjadi dominan terhadap beberapa penyakit gigi dan mulut yang lain. Namun, penyakit seperti gingivitis dan periodontitis kerap kali menjadi permasalahan yang muncul tiap tahunnya. Beberapa penyakit tersebut disebabkan karena terjadinya akumulasi plak pada permukaan gigi. Plak gigi secara sederhana dapat diartikan sebagai deposit lunak yang melekat erat pada permukaan gigi karena hasil dari peningkatan substansial mikroorganisme yang bermetabolisme dalam suatu matrik interseluler. Plak akan mulai terbentuk pada sepertiga permukaan gingival dan permukaan gigi yang cacat dan kasar. Umumnya, plak muncul jika seseorang tidak memperhatikan kebersihan rongga mulutnya (Octaviani Rismanda Susanto et al., 2020). agar plak tidak tertimbun dan menyebabkan kerusakan jaringan pada rongga mulut, baik gigi itu sendiri ataupun jaringan sekitar gigi. Perlu adanya tindakan secara klinis yakni dengan scalling gigi. Tindakan tersebut bertujuan untuk merontokkan karang gigi yang melekat pada permukaan gigi 

Selain itu, untuk mencegah terjadinya akumulasi plak pada gigi, perlu adanya kesadaran diri terhadap masing-masing individu dalam memperhatikan kesehatan gigi dan mulut mereka. Kebiasaan menyikat gigi dua kali sehari menjadi solusi dalam menekan pembentukan plak. Penggunaan Pasta gigi dan teknik menyikat gigi perlu diperhatikan juga guna mendapatkan hasil yang tepat pada permasalahan gigi kita. Seperti halnya produk skincare, kandungan dalam pasta gigi pun perlu dicermati karena penggunaan pasta gigi yang mengandung beberapa bahan aktif dapat mengabrasi permukaan gigi (enamel). 

Berdasarkan penelitian yang dilakukan Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang berjudul "Perbandingan Efektivitas Berbagai Jenis Pasta Gigi Bahan Herbal dan Pasta Gigi Bahan Non Herbal Terhadap Pembentukan Plak" didapat kesimpulan bahwa pasta gigi herbal dan non herbal sama-sama memiliki kemampuan dalam menghambat terbentuknya plak. Namun, pada minggu ke-2 didapat penggunaan pasta gigi herbal memiliki penurunan indeks yang lebih besar dalam menghambat terbentuknya plak dibanding pasta gigi non herbal (Anggina & Ramayanti, 2018). 

Dari uraian diatas, penggunaan pasta gigi herbal menjadi alternatif dalam mengatasi pembentukan plak. Salah satu bahan herbal yang umumnya digunakan beberapa produsen pasta gigi adalah Ekstrak Siwak. 

Pohon siwak (Salvadora persica) adalah tumbuhan yang banyak terdapat di daerah Timur Tengah (Amalia, et. al., 2018). Siwak berbentuk batang yang diambil dari akar dan ranting tanaman arak (Salvadora persica) yang berdiameter mulai dari 0,1 cm sampai 5 cm. Siwak sendiri sudah lama digunakan oleh bangsa Arab kuno sebagai pembersih gigi (Khairunnisa, 2021; Sofrata, 2011). Siwak memiliki beberapa bahan alami, diantaranya natrium klorida, kalium klorida, salvadora, asam oleat, asam linoleat, trimetilamina, tiosianat, Benzyl isothiocyanate, dan nitrat, silika, vitamin C, resin, tanin, saponin, N-benzyl-2 phenylacetamide, lignan, flavonoid, fluorida, kalsium, natrium bikarbonat dan salvadorian (Resmisari, 2021). Dalam kandungan tersebut terdapat efek antibakteri yang berasal dari dua kandungan zat utamanya; salvadorine dan Benzyl isothiocyanate. Beberapa peneliti melaporkan adanya efek antibakteri siwak terhadap bakteri kariogenik dan patogen periodontal terutama spesies bacteroides dan kemampuan menghambat pembentukan plak (Wahyuni et al., 2021). Pemanfaatan kayu siwak yang mengandung senyawa antibakteri dapat digunakan sebagai alternatif dalam mengobati penyakit periodontal berupa infeksi yang disebabkan oleh bakteri Staphylococcus aureus (Amalia et al., 2018). Selain antibakteri, kandungan yang terdapat dalam siwak mampu berfungsi sebagai antiinflamasi. 

Berdasarkan hasil penelitian tentang kandungan siwak dalam menghambat pembentukan plak. indeks plak pada sampel saat sebelum dan sesudah menyikat gigi dengan siwak mengalami penurunan sebesar 0,79. Sedangkan penurunan indeks plak pada sampel saat sebelum dan sesudah menyikat gigi dengan sikat gigi sebesar 0,63. Hal ini menunjukkan bahwa pasta gigi yang memiliki kandungan siwak lebih efektif dalam menghilangkan plak dibandingkan dengan pasta gigi biasa (Harahap, 2018). Namun, studi yang dilakukan Mahasiswa kedokteran gigi di Arab Saudi kepada anak-anak sekolah Ethiopia menunjukkan bahwa penggunaan siwak yang berlebihan dapat menyebabkan resesi gingiva. (Musdalipah, 2021) 

Penggunaan pasta gigi ekstrak siwak memiliki beberapa manfaat dan memang terbukti dapat menghambat akumulasi plak. Terlepas dari itu, pemakaian ekstrak siwak yang berlebih dapat menyebabkan resesi givinga. Alangkah baiknya, penggunaan pasta gigi ekstrak siwak sesuai dengan instruksi dan pengaplikasian yang tepat agar terhindar dari permasalahan kesehatan gigi dan mulut 

DAFTAR PUSTAKA 

  • 1. Anggina, D. N., & Ramayanti, I. (2018). Perbandingan Efektivitas Berbagai Jenis Pasta Gigi Bahan Herbal dan Pasta Gigi Bahan Non Herbal Terhadap Pembentukan Plak. Syifa'MEDIKA:Jurnal Kedokteran Dan Kesehatan, 9(1), 1. https://doi.org/10.32502/sm.v9i1.117 
  • 2. Amalia, R., Marfu'ah, N., & Amal, S. (2018). Aktivitas antibakteri kayu siwak (salvadora persica) fraksi eter terhadap bakteri staphylococcus aureus secara in vitro. Pharmasipha: Pharmaceutical Journal of Islamic Pharmacy, 2(1), 16- 21 
  • 3. Harahap, AA. 2018. Gambaran Membersihkan Gigi Memakai Kayu Siwak dengan Menyikat Gigi Pakai Pasta terhadap Indeks Plak di MTs Teladan Pekan Gebang Kecamatan Gebang Kabupaten Langkat. Medan: Repository Poltekkes Medan. 
  • 4. Musdalipah. 2021. Efek Salvadora Persica sebagai Bahan Oral Hygiene terhadap Penurunan Kolonisasi Pathogen Oral pada Pasien Ventilasi Mekanik: a Systematic Review. Makassar: Repository Unhas. 
  • 5. Khairunnisa, A. L. (2021). PERBANDINGAN JUMLAH SEL NEUTROFIL PULPA GIGI TIKUS SETELAH APLIKASI EKSTRAK SIWAK (Salvadora persica) DAN BIODENTIN PADA PERAWATAN KAPING PULPA (Doctoral dissertation, Universitas Islam Sultan Agung). 
  • 6. Octaviani Rismanda Susanto, N., Prasetyowati, S., Marjianto, A., & Kesehatan Kemenkes Surabaya Jurusan Keperawatan Gigi, P. (2020). EFEKTIVITAS PASTA GIGI HERBAL DAN NON HERBAL DALAM MENURUNKAN INDEKS PLAK PADA SISWA SMP MIFTAHUL ULUM SURABAYA TAHUN 2020. Jurnal Ilmiah Keperawatan Gigi, 1(2), 62--69. https://doi.org/10.37160/jikg.v1i2.531 
  • 7. Oral health. (2022, March 15). World Health Organization (WHO). Retrieved October 20, 2022, from https://www.who.int/newsroom/fact[1]sheets/detail/oral-healt 
  • 8. Resmisari, R. S., Wicaksono, S. T., Alfiani, N., & Effendi, S. R. N. (2021, April). Siwak (Salvadora persica) extract as a natural anti-halitosis mouth spray. In IOP Conference Series: Earth and Environmental Science (Vol. 733, No. 1, p. 012131). IOP Publishing 
  • 9. Wahyuni, S., & Zainur, R. A. (2021, April). The Effectiveness of Siwak (Salvadora Persica) Fibrous Chewing Gum Against the Amount of Bacteria in Saliva. In First International Conference on Health, Social Sciences and Technology (ICOHSST 2020) (pp. 176-178). Atlantis Press  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun