Mohon tunggu...
airiliarevina
airiliarevina Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Kedokteran Hewan Universitas Airlangga

Mahasiswi kedokteran hewan yang menyukai bidang seni dan komunikasi.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kepercayaan Pemilik Hewan Dibangun melalui Komunikasi yang Baik oleh Dokter Hewan

6 Januari 2025   21:53 Diperbarui: 6 Januari 2025   22:43 25
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Manusia adalah makhluk sosial yang tidak dapat dipisahkan dari yang namanya komunikasi. Komunikasi adalah hal paling mendasar untuk menghubungkan banyak manusia untuk menemukan sebuah tujuan maupun hanya sekedar basa-basi belaka. Komunikasi juga adalah hal yang paling dibutuhkan dalam dunia jual-beli barang  dan jasa.

Sama halnya dalam dunia kedokteran hewan, komunikasi yang baik sangatlah dibutuhkan untuk memperjelas situasi dan keluhan seorang klien kepada seorang   dokter hewan, ataupun dokter hewan yang memberikan informasi kepada klien mengenai penyakit yang dialami hewan peliharaannya

  • 1. Komunikasi yang Baik Tidak Hanya pada Manusia tapi juga pada Hewan

Dalam dunia kedokteran hewan komunikasi yang baik adalah kunci terbentuknya kepercayaan pelanggan terhadap seorang dokter hewan. Sebelum menjelaskan hal yang ingin disampaikan, pastikan sebuah diagnosis terhadap pasien harus benar. Mulai dari gejala, dugaan penyakit, cara pengobatan, dan obatnya pun harus disampaikan dengan benar. Dapat dilihat bahwa keterbatasan komunikasi antara dokter hewan dan pasien adalah hal yang sangat lumrah dialami oleh dokter hewan karena pasiennya adalah hewan. Hewan dan manusia jelas mempunyai perbedaan bahasa yang sangat jelas, oleh karena itu komunikasi yang benar haruslah di hubungkan oleh pemilik hewan. Kurangnya pengetahuan atas kurangnya pemantauan rutin dari dokter hewan membuat dokter hewan harus bertanya secara menyeluruh mengenai kondisi dan kebiasaan hewan beberapa hari terakhir kepada pemilik hewan.

  • 2. Dokter Hewan harus Memiliki Simpati dan Empati untuk Menghadapi Pasien

Simpati dan empati adalah salah satu kunci keberhasilan sebuah komunikasi. Komunikasi yang kurang menyenangkan dan tidak disertai kelembutan adalah salah satu faktor rusaknya komunikasi yang dapat menghancurkan kepercayaan pelanggan terhadap dokter hewan. Seorang dokter hewan haruslah ramah terhadap pemilik hewan. Tidak hanya terhadap pemilik hewan, seorang dokter hewan juga harus memiliki kesabaran dan kelembutan yang ekstra untuk menghadapi berbagai macam dan kondisi hewan hewan yang akan diperiksanya nanti. Keberagaman hewaan yang nantinya akan menjadi pasien dokter hewan harus dapat  ditangani dengan baik agar pengobatan dapat terlaksana dengan lancer.

  • 3. Keterbukaan adalah Kunci Keberhasilan Komunikasi

Tidak hanya simpati dan empati yang penting dalam komunikasi antara dokter hewan dan pelanggan. Keterbukaan juga adalah salah satu syarat kesuksesan dalam berkomunikasi. Komunikasi tanpa keterbkaan biasanya akan berakibat kesalahpahaman yang nantiya akan berpengarauh pada proses pengobatan hewan peliharaan.. Demi mecapai komunikasi yang sukses, dokter hewan haruslah mendengarkan keluhan yang dirasakan oleh pemilik hewan. Tidak hanya mendengarkan keluhan, dokter hewan juga harus aktif bertanya mengenai gejala apa saja yang mungkin sudah terjadi pada hewan peliharaan pelanggan. Sebagai pelanggan yang ingin segera mendapatkan kesembuhan hewan peliharaannya sudah sepatutnya mereka bersikap terbuka dengan apapun dan jangan malu atas perlakuan yang biasanya diberikan kepada hewan peliharaannya agar pengobatan dapat terstruktur dengan baik.

Komunikasi yang jelas dan efektif antara dokter hewan dan pemilik hewan adalah kunci kesuksesan dalam mencapai kesmbuhan hewan yang optimal. Adanya empati dan simpati juga salah satu hal yang harus diperhatikan untuk tetap menjaga kepercayaan pemilik hewan terhadap seorang dokter hewan. Oleh karena itu, kesabaran dan ketulusan dalam berkomunikasi verbal maupun non-verbal harus tetap dipertahankan demi menjaga profesionalitas seorang dokter hewan dalam menjalani pekerjaannya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun