PADA SUATU MUSIM
Rinduku pada Dewi Anjani 1) adalah alunan seruling batang padi yang membelah lembah
Rinduku pada Putri Mandalike 2) adalah hembusan angin laut yang menderu-deru
Hari ini aku melihat hujan
Teringatlah aku akan sungai di batas desa ..
Seberapa besarkah airnya mengalir?
Siapa saja kawan sekarang yang sedang memancing?
Di kota ada kawan bercerita bahwa jalan-jalan telah berubah jadi bengawan
Lalu orang-orang berlomba mencari ikan diruang tamu dan dihalaman rumah
Aaahhhh .. Seperti orang gila mencari daging segar ditempat pembuangan sampah
Tapi entahlah, jika tadi malam ada yang kena jatah dimutilasi
Hari ini aku mendengar tentang geliat lumpur masih saja menyiksa ujung timur Jawa
Teringatlah aku akan sawah dibelakang rumah ..
Heeeeiii .. Siapa sekarang yang sedang membajak?
Seberapa banyak nanti padi bisa kita panen?
Tapi jangan lupa .. Setelah bulir-bulir beras kita simpan dilumbung
Marilah kita mengayuh perahu tua ini menantang samudera
Lupakan saja harga bahan bakar yang terus mencabik-cabik buritan sampan
Tenaga kita masih sangat perkasa untuk mendayung sampai diujung gelombang
Memuncratkan mimpi-mimpi tentang kematian para pelaut dimasa lalu
Satu purnama saja tahanlah rindu buat atap rumah kita
Sambil menebar jala pada camar-camar nanti kita bisa bercerita
Bahwa darat dan laut adalah cinta kita pada hujan dan kemarau
Hari ini aku melihat gadis-gadis berdandan seperti turis bule
Teringatlah aku akan para dedare 3) dan mantan pacarku dikampung ..
Seramai apakah sekarang jika malam mereka mengaji di santren? 4)
Hohoho .. Siapakah sekarang yang paling kuat menjinjing air dikepala?
Jika aku melempar sesenggak 5) cepat kau balas yang mesra
Aaahhh .. Aku sudah mulai lupa.. Karena tadi malam aku hampir saja menabrak pelacur berbanderol 20 ribuan disimpang jalan
Kasihan.. Ia terlalu ketakutan, tergesa-gesa ia melihat serombongan Satpol PP seperti malaikat maut yang hadir untuk mengadili kemaluannya
Ingin sekali aku berteriak ditelinga para penjaga ketertiban dan moral itu
“ Suruh mereka berhenti lalu berilah mereka makanan dan jaminan pekerjaan..!! Adililah kemaluan orang-orang pintar yang mengumbar bejat dikolong meja. Juga pemuda gadis belia yang mewakili zaman globalisasi hanya sebatas urat farji.. “
Sambil mengingat mantan pacar aku malah muntah digelas tuak..
Lupa.. bahwa aku sendiri juga bejat. Sial … !!
Pada suatu musim..
Buaian desah semilir gugur mayang 6) memberikan sebuah inspirasi
Aku harus menyusun rencana
Siang ini aku mau mencari singkong di montong 7)
Dan sehabis ashar memetik mangga dirumah paman
Semua itu untuk oleh-oleh waktu apel nanti di malam minggu,
Sungguh.. saat ini aku tiba-tiba ingat ibu dirumah!
(Bandung, November 2008)