Mohon tunggu...
Airani Listia
Airani Listia Mohon Tunggu... Penulis - Ibu Rumah Tangga dan Freelance Content Writer

Mantan pekerja yang sedang sibuk menjadi emak-emak masa kini. Hobi menyebarkan kebaikan dengan tulisan.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Pengangguran Meningkat, Penipuan Lowongan Kerja Kian Marak

14 September 2024   21:21 Diperbarui: 16 September 2024   07:57 695
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Banyak orang yang mempertanyakan, mengapa saya tidak melamar menjadi guru saja? Jujur, ini masalah panggilan hati. Saya menyukai pekerjaan yang saat itu saya lakoni. Belajar melayani dengan hati, belajar menjadi seorang admin yang teliti, menganalisa sebuah permasalahan, dan mempelajari banyak hal baru mengenai marketplace.

Masalah semakin menjadi, sejak pandemi Covid-19, kita sangat mengetahui, lapangan kerja semakin menurun. PHK massal dimana-mana, banyak pekerja yang dipaksa mengundurkan diri karena perusahaan tak mampu lagi menggaji. Pabrik banyak tutup, mall sepi, banyak perusahaan yang gulung tikar.

Apa hubungannya dengan kian maraknya penipuan lowongan kerja yang sekarang viral? Nah, coba kamu bayangkan, pekerja tetap yang telah di PHK, tentu tetap membutuhkan pekerjaan baru untuk menafkahi keluarga. Sedangkan, gen Z lulusan baru tetap terus bertambah setiap tahun. Tentunya, pencari kerja lebih mengutamakan menerima orang yang sudah punya pengalaman kerja.

Bagaimana dengan gen Z? Alhasil, jadilah pengangguran meningkat di kalangan gen Z. Mereka yang menganggur, semakin sulit mencari pekerjaan karena saingan pelamar yang memiliki pengalaman kerja sangat banyak. Oknum tertentu, memanfaatkan hal ini, sebagai ladang uang.

Orang yang kebingungan mencari kerja, jika ditawarkan pekerjaan tetap dengan gaji besar, siapa yang bisa menolak? Walaupun dengan syarat, mereka harus membayarkan uang dalam jumlah yang banyak pada oknum tersebut.

Janji hanyalah janji. Mereka tak kunjung mendapatkan pekerjaan, uang sudah terlanjur melayang. Orang yang memilih jalan instan, lebih mudah termakan perangkap penipuan lowongan kerja.

Ada juga modus, pelamar kerja harus membayarkan sejumlah uang guna mengurus kebutuhan administrasi sebelum mereka diterima kerja. Padahal, perusahaan asli selalu menekankan pada pelamar kerja, proses perekrutan kerja yang nyata tidak pernah meminta pelamar kerja membayarkan uang.

Selama saya melamar kerja, dari mulai perusahaan besar sampai saya bekerja di online shop kecil, satu pun tidak ada yang meminta sejumlah uang selama proses rekrutmen. Justru saya bisa menikmati mendapatkan gaji pertama utuh setelah satu bulan bekerja.

Gunakan Data Pelamar Kerja Ajukan Pinjol

Aksi penipuan ini, mungkin sudah kalian dengar beberapa bulan lalu. Pada Kompas.com (9/07/2024), diberitakan seorang karyawan Toko HP di Pasar Grosir Cililitan (PGC), Jakarta Timur, menggunakan data pelamar kerja untuk mengajukan pinjaman online (pinjol). Tak tanggung-tanggung, kerugian mencapai 1 milyar rupiah dari total 26 korban penipuan tersebut.

Kapolres Metro Jakarta Timur, Komisaris Besar Nicolas Ary Lilipaly mengatakan, tersangka penipuan menggunakan modus membuka lowongan kerja di toko ponsel.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun