Mohon tunggu...
Airani Listia
Airani Listia Mohon Tunggu... Penulis - Ibu Rumah Tangga dan Freelance Content Writer

Mantan pekerja yang sedang sibuk menjadi emak-emak masa kini. Hobi menyebarkan kebaikan dengan tulisan.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Memaafkan Lalu Melupakan, Pasti Bisa!

20 Agustus 2024   09:00 Diperbarui: 20 Agustus 2024   15:12 338
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Memberikan kata maaf memang sangat mudah. Cuma dengan kata "ya, aku maafkan." Orang yang membuat kesalahan sedikit merasa lega, tetapi apakah perkataan itu tulus?

Mungkin benar, kita sudah diberikan maaf. Namun, apakah dengan kata maaf segala kesalahan yang kita lakukan bisa dilupakan begitu saja? Bagaimana cara memaafkan, lalu melupakan? Simak yuk!

Kisah memaafkan

Tidak ada orang yang tidak pernah merasa tersakiti, setiap orang pasti punya lukanya sendiri. Saya pun pernah mengalaminya, bukan cuma sekali atau dua kali, tetapi berkali-kali.

Mungkin karena saya terlalu mudah memaafkan. Saya juga pernah membuat kesalahan yang mengharuskan meminta maaf.

Tidak mudah memberi maaf, meminta maaf pun hal yang sulit bagi sebagian orang. Istilah 'forgive but not forget', juga sangat umum kita kenal. Banyak dari kita yang bisa memberikan maaf, tetapi tidak untuk melupakan. Memaafkan lalu melupakan memang sulit, tetapi bukan tidak bisa.

Saya pernah dibohongi, pernah diabaikan, diancam, dan mendapatkan teror. Semua peristiwa itu, menjadi pengalaman terpahit yang pernah saya alami. Sakit hati, pastinya. Siapa yang tidak marah setelah tahu dibohongi?

Mereka telah meminta maaf, saya sudah memberikan maaf dan mengikhlaskan. Sayangnya, untuk berkomunikasi kembali, tidak bisa. Mereka bagian dari masa lalu yang kini sudah memiliki kehidupannya masing-masing.

Saya bukan orang yang banyak bicara, tetapi saya pernah berbuat kesalahan. Saya tidak pernah tenang, ketika mereka belum memaafkan. Meminta maaf, langkah wajib yang harus dilakukan.

Beberapa tahun lalu, seseorang menyewa tempat untuk dijadikan laundry. Tahun pertama pembayaran lancar, tahun kedua agak mengalami kendala. Ia mengaku sedang dalam duka, berjanji melunasi tunggakan pembayaran nanti. Setelah dinanti, tak kunjung dilunasi. Saya bukan orang yang sering menagih.

Saya tak mendapatkan kabar sama sekali. Tak lama kemudian, tempat sudah kosong, dan saya tidak mengetahui keberadaannya lagi. Kecewa pasti, uang sewa yang seharusnya dipakai untuk memenuhi kebutuhan selama beberapa bulan, menghilang.

Kami hanya punya beberapa ruangan kecil yang disewakan untuk memenuhi kebutuhan hidup. Sehingga, ketika kehilangan satu sumber, itu sangat berarti untuk kami. Untungnya, kala itu saya masih bekerja.

Sedihnya, saat sudah percaya, sudah memberikan kebaikan. Orang yang dipercaya pergi begitu saja tanpa kabar. Ia tak meminta maaf, kembali pun tidak. Namun, saya dan suami sudah memaafkan.

Bersyukur, setelah kami mengikhlaskan, kebaikan datang pada kami. Penyewa baru datang, dan masih terus menggunakan tempat yang kami sewakan lebih dari tiga tahun. Kami bertemu dengan orang baik, dan saling bertetangga dengan rukun sampai sekarang.

Langkah Memaafkan

Adakah langkah yang bisa dilakukan untuk memaafkan dan melupakan? Tentu ada, kamu bisa mencoba hal ini!

Pertama, memberi maaf bukan hanya sebuah kata. Memberikan maaf itu tidak hanya sekadar ucapan, tetapi tulus memaafkan dari hati. Ikhlaslah, apabila kamu memang telah memaafkannya. Jika belum, maka tidak betul kamu bilang sudah memaafkan, lebih baik jujur.

Kedua, jangan menyimpan luka terlalu lama. Tak perlu terus mengingat kesalahan orang di masa lalu. Semua itu akan membuatmu hidup suram. Menyimpan luka atau rasa sakit hati yang berkelanjutan, justru membuat perasaan tidak karuan.

Punya rasa dendam itu tidak enak. Apa sih gunanya mengingat dan terus mengungkit kesalahan orang di masa lalu? Hanya akan membuat hati terasa sesak, dan kepala sakit.

Ketiga, menyadari tidak ada manusia sempurna. Semua orang punya kekurangan, semua orang pasti pernah membuat kesalahan. Tidak ada yang sempurna, kamu harus sadar, kamu pun pasti pernah melakukan kesalahan.

Jika kamu pantas diberi maaf oleh orang lain, mengapa kamu tidak bisa memberikan maaf pada mereka yang melukaimu? Sulit memang, tetapi cobalah memaafkan secara bertahap.

Keempat, lupakan kesalahan mereka, buka lembaran baru. Setelah kamu sudah bisa memaafkan, maka lupakan. Melupakan kesalahan mereka, dan buka lembaran baru. Banyak yang menunggu untuk kamu bisa bangkit kembali.

Memaafkan, dan melupakan. Merupakan rahasia agar kamu bisa hidup damai dan bahagia. Setelah tulus memaafkan, semua menjadi lebih ringan. Saat kamu sudah mencapai fase melupakan kesalahan orang yang menyakitimu, artinya kamu hebat.

Saat kamu sudah memaafkan, dan mereka membuat kesalahan lagi, cukup balas dengan kebaikan. Kamu pasti bisa memaafkan lalu melupakan! Bukankah hidup damai bersama kawan, tetangga, dan keluarga itu jauh lebih baik?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun