"Satu perbuatan baik menebar akar ke segala penjuru, dan akar-akar itu tumbuh menjadi pohon baru." - Amelia Earhart
Masalah kesehatan mental, dulu sangat tabu dibicarakan. Orang yang memiliki masalah kesehatan mental atau kejiwaan, dianggap sebagai aib dalam keluarga yang tidak pantas diketahui masyarakat umum.
Sebutlah ODMK (Orang dengan Masalah Kejiwaan). Orang yang memiliki masalah fisik, mental, sosial, pertumbuhan dan perkembangan, atau kualitas hidup sehingga memiliki risiko mengalami gangguan jiwa.
Kini masalah kesehatan mental mulai banyak dibicarakan. Tidak hanya oleh para ahli kesehatan, pentingnya kesehatan mental mulai sering dibicarakan oleh masyarakat luas. Sayangnya, stigma negatif tentang ODMK masih belum sepenuhnya hilang dari pikiran banyak orang.
Mereka dianggap meresahkan. Banyak dari mereka yang masih ditelantarkan, dipasung, diperlakukan secara tidak layak. Stigma masyarakat tentang ODMK yang menakutkan dan membahayakan membuat mereka tidak terurus, sebagian dari mereka hidup di jalanan. Mereka tidak mendapatkan pengobatan yang layak, justru diusir, tidak dipedulikan, dan dijauhi.
Tahun 2012, sebelum isu kesehatan mental populer, seorang perempuan telah membuat sebuah gebrakan baru. Kepeduliannya terhadap orang dengan masalah kejiwaan, membuatnya mendirikan komunitas sosial bernama Griya Schizofren. Triana Rahmawati namanya, perempuan berdaya, aktivis sosial, yang kini juga menjabat sebagai Dosen di Universitas Sebelas Maret.
Awal Mula Griya Schizofren Ada
"Oh, ra sah digubris mbak, wong edan. Mungkin kata itu biasa ya sebenarnya, tetapi buat aku ngena banget. Wow, mereka ini manusia, tapi ada kata tidak usah digubris. Dan bagi aku, sebagai orang sosiologi, ingin bermanfaat, tetapi untuk masyarakat yang mana?" kata Tria menjelaskan latar belakang terkuat berdirinya Griya Schizofren dalam sesi tanya jawab dengan rekan penulis, jurnalis, dan blogger melalui zoom meeting (25/10/2023).
Griya Schizofren didirikan sejak 10 Oktober 2012. Melalui pengajuan proposal Tria, dkk saat menjadi mahasiswa UNS, pada PKM (Program Kreativitas Mahasiswa) yang didanai DIKTI.
Berawal dari pengalaman Tria yang melihat tidak adanya interaksi baik antara ODMK dan masyarakat. Kondisi kos yang dekat dengan tempat rehabilitasi orang setelah keluar dari Rumah Sakit Jiwa. Membuatnya sadar bahwa banyak masyarakat yang takut dan tidak peduli pada ODMK.
Kurangnya edukasi tentang kesehatan mental, sedikitnya informasi tentang ODMK, dan tidak adanya interaksi membuat masyarakat kurang peduli pada ODMK. Padahal, dari pengalaman Tria, ODMK bisa diajak berinteraksi, tidak semenakutkan yang masyarakat pikirkan.
Tria, Febri, dan Wulan, dengan dukungan dari Dosen, disambut baik oleh Griya PMI Peduli Surakarta untuk memulai kegiatan. Satu-satunya tempat yang menerima Tria, dkk pada saat itu, sebagai mahasiswa sosiologi untuk mendampingi warga ODMK.
Griya PMI Peduli Surakarta merupakan PMI yang memiliki program kesehatan mental. Di sana, kebanyakan warga ODMK adalah orang hilang atau tidak memiliki keluarga. Sehingga, mereka butuh teman untuk bercerita. Itulah alasan Griya Schizofren ada, membantu membangun interaksi antara warga ODMK dengan masyarakat yang mau berinteraksi dengan mereka.
Setelah kegiatan PKM selesai, teman-teman Tria sudah punya kehidupan masing-masing. Namun, mereka masih saling support secara semangat dan material. Tria, terus melanjutkan komunitas ini dengan dukungan dari banyak pihak, sehingga Griya Schizofren terus ada sampai sekarang.
Berkarya Bersama ODMK, Menciptakan Agen Kebaikan
Griya Schizofren selalu mengadakan kegiatan yang bermanfaat. Tria mengajak anak muda, masyarakat umum dari berbagai profesi menjadi volunteer di Griya Schizofren. Menggambar, bernyanyi bersama, melakukan kegiatan sederhana, tetapi menyenangkan bagi warga ODMK. Menciptakan hubungan baik melalui kegiatan positif dengan warga ODMK.
Contohnya, pada tahun 2023, Griya Schizofren bekerjasama dengan Pertamina Foundation memberikan ruang edukasi dan informasi tentang kesehatan jiwa pada masyarakat. Membangun interaksi dengan warga ODMK melalui kegiatan Wisata Jiwa.
Kegiatan itu bisa diikuti oleh seluruh masyarakat umum yang ingin bersosialisasi dengan warga ODMK di Griya PMI Peduli Surakarta. Hasil gambar dicetak, dijadikan souvenir. Hasil kegiatan kemudian dikembalikan untuk program Griya Schizofren dan penerima manfaat Griya PMI Peduli.
Sejak 2016 atas inisiasi Tria dan suami, terbentuklah Happiness Family. Keluarga yang berasal dari penerima beasiswa Happiness Family. Program beasiswa mengusung konsep SPS (Social Entrepreneurship, People Development, and Skill Management) yang bisa diterima oleh anak muda berusia 18-30 tahun. Program beasiswa ini rutin diadakan setiap tahun.
Penerima beasiswa akan mendapatkan mentoring kewirausahaan, coaching pengembangan diri, networking, intensive english course, pelatihan lifeskill dan leadership selama enam bulan. Dengan syarat, harus ikut berperan dalam program Happiness Family dan berkontribusi positif ke masyarakat.
Lalu, Tria bersama para volunteer, membuat Happy Training. Sebuah kegiatan untuk membantu orang dengan masalah kejiwaan melalui pemberian pemahaman tentang kesehatan mental dan kejiwaan.
Semua kegiatan yang diadakan oleh Griya Schizofren dan Tria, merupakan kegiatan yang tidak hanya bertujuan untuk mendapatkan uang. Namun, kegiatan yang bertujuan supaya warga ODMK tak lagi merasa kesepian, agar masyarakat lebih mengenal ODMK.
Kegiatan untuk membantu masyarakat dengan masalah kesehatan mental atau kejiwaan agar lebih perhatian pada diri sendiri, dan tidak malu untuk berinteraksi. Bersama warga ODMK membuat karya untuk mendukung kehidupan yang lebih baik, menciptakan agen kebaikan yang bermanfaat bagi masyarakat.
Memanusiakan, Membuka Akses Kehidupan  bagi ODMK
"Kuncian Griya Schizofren yaitu memanusiakan manusia dengan membuka kembali akses kehidupan mereka. Jadi, bukan memanusiakan untuk mengasihani. Banyak akses kehidupan yang jadi tertutup karena mereka mengalami masalah kejiwaan," jelas Tria.
Tria menjelaskan, Griya Schizofren tidak bisa memulihkan ODMK. Kalaupun ada yang sembuh, itu upaya dari Griya PMI Peduli Surakarta. Merekalah yang mendampingi warga ODMK 24 jam di sana.
Peningkatan jumlah interaksi dengan ODMK, menurunnya stigma negatif tentang ODMK, peningkatan karya warga ODMK, juga peningkatan orang yang lebih memperhatikan masalah kesehatan mental dan kejiwaan. Itulah tolok ukur keberhasilan Griya Schizofren.
Harapan dengan adanya Griya Schizofren, tercipta ruang interaksi sosial yang aman dan terbuka untuk ODMK. Terbukanya akses pekerjaan, pendidikan, dan sosial bagi warga ODMK. Dengan bisnis yang dijalankan sebagai pembuka akses lapangan pekerjaan, interaksi antara masyarakat dan ODMK sebagai pembuka akses pendidikan, dukungan dari masyarakat pada ODMK sebagai pembuka akses sosial.
"Kalau kamu mau ikut beasiswa Happiness Family, tapi kamu punya masalah kejiwaan. Ya gak apa-apa buat kami, karena kamu juga tetap butuh dukungan untuk berjuang," jelas Tria.
Mengenal seorang ODMK, membuat saya memahami tentang tekad kuat Triana Rahmawati memperjuangkan Griya Schizofren sampai hari ini. Memang sulit untuk sembuh total dari masalah kejiwaan.
Ada kalanya mereka bersikap normal seperti orang biasa, bahkan mampu beraktivitas dan bekerja seperti masyarakat pada umumnya. Mereka juga bisa menjadi orang yang cerdas, mampu menghasilkan karya yang berkualitas.
Namun, ada kalanya mereka kambuh karena sesuatu hal. Sebelum sembuh total, mereka harus terus minum obat, rutin memeriksakan diri pada ahli kejiwaan, harus mendapatkan dukungan dari lingkungan yang baik untuk penyembuhan.
Tidak jarang dari mereka yang disepelekan, tidak dihargai, bahkan dimanfaatkan oleh orang yang memiliki niat buruk ketika sedang kambuh atau kondisi mentalnya sedang tidak stabil. Banyak dari mereka yang akhirnya hidup sendiri. Bukankah tidak ada manusia yang bisa hidup seorang diri?
SATU Indonesia Awards, Cahaya di Tengah Rasa Putus Asa
"Di tengah rasa putus asa, saya didatangi tim SATU Indonesia Awards. Mereka bilang, apa yang kamu rasakan itu kendala yang membuat kamu berkembang," ungkap Tria.
Tria bercerita, tahun 2017 ia tidak merasa berdampak, tidak merasa berkompeten. Tidak banyak perubahan yang terjadi dari Griya Schizofren. Tria merasa putus asa, merasa lelah, ingin berhenti mengurus Griya Schizofren, dan memilih untuk mulai bekerja.
Tria tidak menyangka, apa yang ia rasakan ditulis oleh suami dalam form yang dikirim ke SATU (Semangat Astra Terpadu Untuk) Indonesia Awards. SATU Indonesia Awards justru menjadi cahaya di tengah rasa putus asa yang Tria alami. Tim yang datang mengunjungi Tria, memberikan dukungan untuk Tria melanjutkan Griya Schizofren.
Tria justru menjadi salah satu Penerima Apresiasi SATU Indonesia Awards 2017 di Bidang Kesehatan. Setelah masuk SATU Indonesia Awards, sudah tidak ada jalan mundur, Tria tidak bisa berhenti.
Griya Schizofren sudah dipercaya oleh juri yang skalanya nasional, salah satunya menteri kesehatan, di acara bergengsi PT. Astra International Tbk tersebut. Selalu ada dukungan dari Pewarta Astra yang membuat Griya Schizofren mendapatkan banyak liputan positif.
Tidak hanya itu, Astra selalu menjaga hubungan baik, mendukung keberlanjutan kegiatan positif seluruh penerima Apresiasi SATU Indonesia Awards. Banyak dukungan dari masyarakat yang ingin aktif berkontribusi membantu secara material untuk warga ODMK.
Volunteer silih berganti setiap tahun menyemangati, dan ikut serta membantu keberhasilan kegiatan Griya Schizofren. Juga dukungan dari keluarga yang tidak pernah berhenti memberikan semangat pada Tria.
"Di Griya Schizofren saya bekerja sukarela. Anehnya, saya gak dibayar, tapi saya senang. Saya merasa mendapatkan sesuatu yang lebih besar daripada material. Semua masalah justru mengembangkan saya, membuat saya lebih baik," kata Tria.
Tentu selalu ada kendala yang dialami Tria dalam menjalankan program di Griya Schizofren, dan kendalanya pasti berbeda setiap tahun. Tria tidak menyerah, selalu berusaha menemukan solusi, itulah alasan Griya Schizofren semakin berkembang. Tahun 2023, Tria sedang mengurus legalitas yayasan.
Tria ingin mewujudkan keterbukaan seluruh akses kehidupan bagi warga ODMK. Bersama para volunteer, membuktikan bahwa ODMK bisa berkarya, bisa berdaya. Terus berjuang agar warga ODMK diakui, dihargai, dan bisa bersosialisasi baik dengan masyarakat. Mungkin butuh proses yang tidak sebentar untuk mencapai hal ini. Namun, perlahan tapi pasti, yakin tujuan Tria akan terwujud.
Mulailah peduli pada kesehatan mental diri sendiri. Jangan takut mengenal ODMK, mereka juga manusia biasa yang ingin punya kehidupan normal. Perlakukan mereka seperti teman, saudara, dan keluarga kita.
Tebar akar ke segala penjuru dengan menjadi agen kebaikan bersama Griya Schizofren. Sadarlah bahwa warga ODMK juga layak bahagia!
"Griya Schizofren hadir untuk apa? Untuk memberitahu, kalau mereka tuh punya kemampuan, kelebihan, yang banyak orang gak tau aja." - Triana Rahmawati
Referensi:
Tanya jawab melalui zoom meeting bersama Penulis/Jurnalis/Blogger dengan Pendiri Griya Schizofren, Triana Rahmawati (25/10/2023)
Instagram Official Griya Schizofren
Instagram Official Happiness Family
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H