Bukan cuma sekadar hobi, hobi itu istimewa. Mampu buatmu bahagia dengan caranya yang sederhana.
Saat membaca topik pilihan ini, saya langsung bertanya pada diri sendiri. Apa benar, ada orang bisa hidup tanpa hobi? Rasanya tidak mungkin, tetapi kita tak bisa menebaknya. Saya jadi ingin bertanya pada pembaca, apakah kamu punya hobi, ataukah tidak punya hobi sama sekali?
Apa sih yang membuat hobi menjadi istimewa? Membayangkan hidup tanpa hobi, rasanya bagaimana ya?
Hobi Menyehatkan Pikiran
Penjelasan didapatkan dari seorang ahli saraf bersertifikat, Breyanna Grays, MD, dalam berita Kompas.com (24/10/2023). Hobi dapat membantu sosialisasi, melindungi seseorang dari rasa sepi. Sehingga, dapat mengurangi risiko demensia yang lebih tinggi. Ini sangat bermanfaat untuk orangtua yang mulai menjadi pelupa atau sudah memasuki lanjut usia.
Tidak hanya itu, hobi juga menyehatkan pikiran. Hobi mampu meningkatkan kesehatan mental seseorang, dan memberikan berbagai manfaat kognitif. Saya setuju dengan pernyataan ini, saat kamu melakukan hobi yang disukai, tentu terasa sangat menyenangkan. Dan akan membuatmu menjadi lebih sehat secara jiwa dan raga.
Masih didukung dengan pernyataan ahli saraf bersertifikat, Kimberly Johnson Hatchett, MD, dari hasil pengamatannya, banyak pasien dengan penurunan kognitif yang memiliki hobi tertentu, bisa memperlambat proses penurunan kognitif yang mereka alami. Namun, perlu dicatat, hobinya tidak bisa sembarangan. Perlu hobi yang memanfaatkan fisik dan upaya mental atau berpikir, serta hobi yang memberikan kebahagiaan.
Hobi yang direkomendasikan Hatchett dan Grays, yaitu hobi yang bisa menggabungkan hubungan pikiran dan tubuh, yang mampu merangsang mental, atau latihan fisik ringan hingga sedang. Contohnya, kerajinan tangan, berkebun, mewarnai atau melukis, belajar bahasa baru, permainan kata, atau menari.
Contoh hobi tersebut, merupakan hobi yang cocok untuk mengurangi kemungkinan kita cepat menjadi pelupa atau mengalami demensia. Keragaman hobi atau aktivitas harian yang bervariasi juga mampu memperlambat penurunan fungsi kognitif. Inilah keistimewaan hobi.
Membayangkan Hidup Tanpa Hobi, Monoton dan Sepi
Sejak remaja, saya memiliki hobi. Ketika remaja, saya senang mengikuti ekstrakulikuler teater. Belajar tentang peran, mengikuti proses mendalami suatu peran untuk dipentaskan dalam teater, membuat saya bahagia. Walaupun untuk teater, hobi sementara yang berjalan hanya beberapa bulan saja.
Setelah memasuki perguruan tinggi, saya mulai mengenal internet. Berselancar melalui internet, menggunakan media sosial. Kemudian, tidak sengaja menemukan komunitas penulis fiksi di Facebook. Saat itulah saya mulai menulis fiksi, menggunakan bahasa diksi yang apa adanya karangan remaja era milenial.
Sayangnya, waktu itu saya menulis tidak berjalan lama. Kritikan pedas dan kesibukan membuat saya vakum sangat lama. Saya mulai aktif kembali menulis, pada 2022 dengan sesuatu yang baru.Â
Menulis artikel tips, berbagi pengalaman hidup, menuliskan pengalaman perjalanan, review tempat, dan sebagainya. Sampai saya memutuskan mengunjungi Kompasiana lagi, dan memberanikan diri menulis opini.
Hobi tidak hanya bermanfaat untuk lansia, tetapi juga bermanfaat untuk semua orang, termasuk anak-anak, remaja, orang dewasa, hingga lansia.
Menulis menjadi hobi yang membawa kebahagiaan untuk saya. Dengan bebas menyalurkan perasaan, memberikan opini, dan berbagi banyak hal yang saya sukai. Menulis mengobati rasa bosan dan sepi, ketika saya sedang merasa lelah atau merasa sendiri.
Sejak menulis, saya terhubung dengan banyak orang baik dari berbagai profesi. Saya berkenalan dengan banyak penulis keren di Kompasiana. Kadang tidak sadar, ternyata berkomunikasi dengan banyak orang hebat dan terkenal di Kompasiana. Bersosialisasi dan berbagi cerita menarik yang membuat hari menyenangkan.
Saya menulis untuk berdampak bagi banyak orang. Mencoba menyebarkan banyak hal positif, agar orang lain turut merasakan semangat, harapan, dan kebahagiaan yang saya alami. Agar mereka peduli pada diri sendiri. Juga memberikan informasi yang mungkin akan bermanfaat untuk orang lain.
Membayangkan hidup tanpa hobi, pasti akan terasa monoton dan sangat sepi. Saya pernah hidup hanya untuk bekerja, berangkat pagi pulang malam kerja shifting, dengan rutinitas yang sama setiap hari. Cukup membosankan, saya menjadi lebih mudah marah karena lelah.
Terlalu sibuknya saya, sampai rumah sudah tengah malam. Hanya bisa merasakan lelah tanpa sesuatu yang menghibur. Di rumah bertemu dengan orangtua dan adik juga hanya sebentar, tidak sempat mengobrol lama. Kalau pun ada yang menyenangkan, hanya bisa dirasakan saat di tempat kerja saja. Itu dulu, ketika saya masih sendiri dan belum mendalami hobi.
Saya pernah beberapa kali mendapatkan penghasilan dari menulis. Ada juga hal yang membanggakan, pernah memenangkan lomba menulis, dan menjadi salah satu nominasi Best Article tahun 2022 lalu, pada salah satu komunitas menulis yang saya ikuti. Itu bonus yang membuat saya makin semangat menjalankan hobi menulis.
Kini saya tidak bisa membayangkan hidup tanpa menulis, seperti kehilangan separuh hidup. Walau hanya sejenak, saya ingin menulis. Apalagi, sejak jadi ibu rumah tangga, menulis merupakan hiburan paling asyik untuk saya.
Saya berpikir, kamu bukan hidup tanpa hobi, tetapi belum menyadari hobimu. Minimal, kamu pasti pernah menyukai sesuatu, bukan? Dan tidak sadar, melakukannya secara berulang karena suka atau membuat bahagia. Sederhananya, seperti membaca buku, menggambar, bermain game, bermain media sosial.
Jika kamu belum menemukan hobimu, cobalah beberapa hal yang menyenangkan untukmu. Ingat, jangan pernah menjadikan sesuatu yang merugikan sebagai hobi. Temukan hobimu, dan buat hidup menyenangkan!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H