Mohon tunggu...
Airani Listia
Airani Listia Mohon Tunggu... Penulis - Ibu Rumah Tangga dan Freelance Content Writer

Mantan pekerja yang sedang sibuk menjadi emak-emak masa kini. Hobi menyebarkan kebaikan dengan tulisan.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Tips Jaga Data Pribadi Biar Makin Aman, Wajib Terapkan!

11 Juli 2024   20:07 Diperbarui: 11 Juli 2024   22:12 413
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Indonesia kembali digegerkan dengan masalah peretasan data nasional. Pada 20 Juni lalu, Pusat Data Nasional Sementara mengalami serangan siber dari ransomware yang mengakibatkan beberapa layanan publik menjadi terganggu. Informasi tersebut didapatkan dari keterangan pers Kepala Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN), Hinsa Siburian pada berita kominfo.go.id (24/06/2024).

Peristiwa ini tentu menjadi kekhawatiran yang cukup besar oleh masyarakat Indonesia. Bagaimana tidak? Data seluruh pegawai negara dan masyarakat Indonesia terancam bocor dan diretas. Kejadian tersebut membuat masyarakat makin sadar tentang pentingnya jaga data.

Lalu, ada kisah penipuan apa beberapa waktu lalu? Bagaimana caranya agar data pribadi kita aman? Intip tipsnya!

Pengalaman Ditipu Melalui Modus QRIS

Ada yang ingin saya ceritakan terlebih dahulu, mengenai penipuan yang dialami beberapa minggu lalu. Saat itu saya dan suami berkeinginan membelikan anak sulung kami kelinci peliharaan. Namun, ketika kami datang ke petshop yang dituju, kami tidak menemukan lokasinya sama sekali.

Saya memutuskan mencari kontak petshop, dan berhasil menemukan nomor WhatsApp di diskusi pelanggan google. Saya langsung menghubungi, penjualnya fast respon banget. Menginformasikan toko sedang tutup, tetapi masih bisa mengantarkan pesanan ke lokasi. Menawarkan beberapa anak kelinci dengan foto-foto yang bagus. Penjual meminta pembayaran melalui transfer bank, sebelum kelinci dikirimkan ke rumah.

Saya langsung mentransfer seperti biasa, dia menggunakan rekening atas nama petshop. Dalam waktu singkat, penjual menginformasikan bahwa kelinci sudah di pihak kurir. Ini awal kecurigaan saya, agak tidak masuk logika dalam waktu singkat, pesanan saya sudah ada di kurir.

Baca juga: Melukis Bahagia

Kurir menghubungi saya, memberitahukan sebelum paket dikirimkan, saya harus mengikuti arahan kurir untuk membuat surat jalan. Saya disuruh scan barcode QRIS melalui mobile banking, kemudian klik Ok untuk verifikasi surat jalan.

Keanehan muncul lagi, barcode yang diberikan merupakan barcode QRIS untuk melakukan pembayaran menggunakan Virtual Account. Saya memang jarang bertransaksi menggunakan QRIS, tetapi pernah beberapa kali pembayaran dengan QRIS di minimarket dan merchant. Saya tahu, jika saya klik Ok, maka sejumlah dana akan tertransfer ke virtual account tersebut, dan saldo di rekening saya akan berkurang.

Saya memutuskan bertanya kembali pada penjual, tetapi penjual justru meyakinkan saya untuk mengikuti arahan kurir. Berkali-kali kurir menghubungi saya, meminta kerja sama untuk melakukan arahannya. Sebelumnya saya sudah mengosongkan rekening dahulu, dan saya mencoba mengikuti arahan kurir. Saat itu tentu akan ada keterangan transaksi gagal, saya mengirimkan screenshot itu pada kurir.

Saya menghubungi penjual, berkata akan mengambil kelincinya langsung saja. Berpura-pura sedang ada urusan mendadak, padahal saya hanya ingin mengetahui apa yang akan para penipu itu lakukan selanjutnya. Tak lama kemudian, semua chat antara saya dengan penipu yang mengaku sebagai penjual dan kurir, terhapus otomatis dari WhatsApp. Mereka berusaha menghilangkan bukti percakapan penipuan di chat.

Saya memang sudah tertipu diawal, sempat mentransfer sejumlah dana, tetapi nominal itu menurut saya kecil. Saya bersyukur bisa terhindar dari penipuan yang lebih besar. Di sini saya belajar, untuk tidak asal mengambil kontak di google. Kurang teliti mengambil informasi di google membuat saya mengalami penipuan.

Saya juga pernah mengalami diretas email dan akun media sosial oleh teman dekat sendiri. Kejadian itu sudah terjadi belasan tahun lalu. Sejak itu, saya lebih berhati-hati terhadap data pribadi. Penipuan dan peretasan data bisa terjadi pada siapapun, maka dari itu pentingnya jaga data pribadi sendiri.

Tips Agar Data Pribadi Aman

Mungkin kamu bingung, bagaimana cara agar data pribadi bisa aman? Ini sedikit tips dari saya yang bisa kamu terapkan. Patut dicoba!

Pertama, cukup kamu yang tahu. Data apapun milikmu, cukup kamu yang tahu. Jangan pernah biarkan orang lain mengetahuinya. Apalagi yang berhubungan dengan password, data rekening, identitas detail pribadi. Misalnya kamu pelupa, kamu bisa mencatatnya, taruh di tempat tersembunyi. Jangan catat di handphone, akan sangat berbahaya apabila handphonemu hilang.

Namun, satu kondisi mungkin mewajibkan satu orang harus mengetahui datamu. Saat kamu dalam kondisi sakit, atau sedang tidak berdaya. Percayakan pada orang yang paling dekat denganmu, seperti pasangan hidup atau anak. Dengan catatan, pastikan mereka jujur dan bisa dipercaya.

Kedua, jangan berikan kode apapun yang muncul di handphone pada orang lain. Beberapa tahun lalu, keluarga saya pernah diretas nomor WhatsAppnya. Dengan dalih petugas minimarket salah kirim kode OTP (One Time Password) ke nomor target penipuan, penipu meminta pertolongan saudara saya mengirimkan kode OTP tersebut padanya.

Untungnya, WhatsApp saudara saya berhasil kembali. WhatsApp saat diretas, digunakan untuk melakukan penipuan pada semua kontak terdaftar agar mau mentransfer sejumlah dana pada penipu dengan mengatasnamakan saudara saya.

Oleh karena itu, sangat penting menjaga kode rahasia dari media sosial, akun bank atau yang berkaitan dengan aplikasi yang kamu gunakan di handphone. Jangan pernah berikan kode itu pada siapapun. Biasanya, kode tersebut merupakan kode login aplikasi atau kode untuk melakukan transaksi keuangan digital.

Ketiga, jangan klik apk atau website yang berasal dari chat yang tidak kamu kenal. Salah satu cara jaga data pribadi yaitu jangan asal klik apk atau link website yang dikirim ke handphonemu tanpa kamu cek dahulu. Bisa saja, link tersebut adalah link peretasan aplikasi.

Keempat, jangan mudah terpengaruh, melakukan sesuatu yang tidak kamu ketahui. Nah, ini sangat penting. Kadang kita merasa iba, saat seseorang menghubungi kita meminta bantuan, atau membicarakan sesuatu yang membuat kita terpengaruh pikirannya. Penipu mempengaruhi kita bisa saja melalui rasa iba dan rasa panik. Baiknya, kita bertanya dahulu pada orang yang lebih paham agar tidak salah langkah.

Kelima, buatlah kata sandi atau password yang unik dan kuat. Kemudian, secara berkala, ganti kata sandi. Tetap pastikan kamu mengingat kata sandi itu, agar tak kesulitan saat melakukan transaksi atau masuk aplikasi digital.

Keenam, jangan sering gunakan Wi-Fi publik saat melakukan sesuatu yang berhubungan dengan keuangan atau aplikasi sensitif berhubungan dengan data pribadi di laptop atau handphone. Jika tidak mendesak, lebih disarankan menggunakan kuota data pribadi. Beli kuota secukupnya, yang penting aman.

Ketujuh, pastikan tidak ada data pribadi penting yang dimasukkan ke media sosial. Orang bisa saja melakukan sesuatu menggunakan data pribadi kita.

Kedelapan, seringlah menghapus histori pencarian di komputer atau laptop umum yang kamu gunakan. Misalnya, warnet, komputer umum kampus, atau laptop milik sekolah yang disediakan bagi pelajar.

Itulah tips agar data pribadimu aman. Kalau bukan kita sendiri, siapa lagi yang bisa jaga data pribadi kita? Pentingnya jaga data pribadi menjadi urgensi yang wajib disadari semua orang!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun