Mohon tunggu...
Airani Listia
Airani Listia Mohon Tunggu... Penulis - Ibu Rumah Tangga dan Freelance Content Writer

Mantan pekerja yang sedang sibuk menjadi emak-emak masa kini. Hobi menyebarkan kebaikan dengan tulisan.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Panti Jompo, Benarkah Solusi Tepat untuk Lansia?

7 Juli 2024   11:25 Diperbarui: 8 Juli 2024   07:57 157
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi kakek nenek dan cucu I sumber: pexels.com/Mikhail Nilov

Saat saya mengucapkan kata "Panti Jompo", apa yang kamu pikirkan? Apakah kamu seorang yang mempertimbangkan menitipkan orangtua di panti jompo saat lansia nanti? Ataukah kamu tak menyetujuinya?

Dalam berita CNBC Indonesia (31/05/2024), Mensos Tri Rismaharini menyampaikan pendapat mengenai panti jompo yang dianggap sebagai budaya barat, tidak cocok untuk Indonesia. Ini menjadi pendapat yang cukup kontroversial karena kita mengenal panti jompo di Indonesia sudah ada sejak lama.

Nah, sebenarnya bagaimana panti jompo bisa dikenal di Indonesia? Dan bagaimana pandangan tentang panti jompo itu sendiri?

Baca juga: Melukis Bahagia

Sejarah Berdirinya Panti Jompo di Indonesia

Informasi dalam berita lanjutan CNBC Indonesia (31/05/2024), panti jompo ternyata dikenalkan pada zaman VOC. Dengan alasan rasa kemanusiaan dan keagamaan, VOC mengumpulkan para lansia dari bekas tentara dan pegawai VOC itu sendiri yang hidup sebatang kara dan menyantuni mereka dalam satu tempat tinggal. Merawatnya dengan baik, memberikan santunan, dan mengurus mereka hingga akhir usia.

Panti jompo mulai berdiri di Batavia sejak tahun 1680-an. Sejarawan Hendrik E. Niemeijer dalam Batavia Masyarakat Kolonial Abad XVII (2012) menggambarkan, biasanya panti jompo berdampingan dengan panti asuhan. Pendirian panti jompo zaman VOC itu yang menjadi inspirasi masyarakat Indonesia turut mendirikan panti jompo yang masih terus ada hingga kini.

Panti Jompo Hanya Solusi Terakhir

Apakah panti jompo solusi yang tepat? Saya tidak bisa membenarkan atau menyalahkan keputusan setiap orang yang akhirnya memilih untuk menua di panti jompo, atau menitipkan orangtuanya di sana.

Apakah saya sudah pernah melihat panti jompo secara langsung? Belum sama sekali. Hanya saja, saya ingin sedikit memberikan pandangan tentang lansia di masa tua.

Saya memang belum tua, usia pun masih terbilang sangat muda, baru masuk kepala tiga. Namun, saya cukup paham bagaimana perasaan lansia yang tinggal seorang diri di masa tuanya.

Saat mulai menua, nenek dan kakek tentu semakin menurun kualitas fisiknya. Keriput semakin banyak, tenaga yang sudah tak mampu lagi melakukan aktivitas berat. Tulang yang semakin rapuh, sehingga untuk melakukan segala hal butuh bantuan kita sebagai yang muda. Daya ingat pun sangat menurun, bahkan tidak jarang mereka lupa dengan anak, cucu, dan rumahnya sendiri.

Saya pernah berada di posisi cucu yang menemani neneknya di masa tua, tetapi saya juga memahami bagaimana tuntutan kebutuhan membuat kita setelah dewasa menjadi sangat sibuk. Membuat kita sangat jarang bertemu dengan orangtua sendiri.

Tidak ada yang menginginkan hidup sebatang kara, mereka butuh teman. Materi hanya pelengkap untuk kehidupan, yang para lansia butuhkan adalah kehadiran kita sebagai anak cucu di masa tua mereka.

Kadang saya mendengar pertanyaan, "Kapan ya anakku ke sini? Sudah lama saya tidak melihatnya".

Kerinduan pada yang terkasih, tidak akan pernah hilang. Hingga akhir hayat, tidak bisa melihat orang terkasih. Kita yang masih hidup, hanya bisa bersedih. Ketika waktu tidak bisa terulang, tidak bisa bertemu keluarga karena kesibukan.

Sebenarnya, mungkin sangat ingin bertemu, tetapi tidak bisa meninggalkan tugas dan tanggung jawab pekerjaan. Mungkin juga, kondisi ekonomi menjadi penyebab sulit bertemu orangtua. Tidak ada pilihan, harus merantau dan bekerja di luar kota, jauh dari orangtua.

Terkadang, orangtua ketika lansia juga hanya ingin tinggal di rumah lama. Tentu bukan tanpa sebab, terlalu banyak kenangan yang ada di rumah itu, sehingga sulit untuk tinggal di tempat lain.

Suatu hal dan lainnya, menyebabkan para lansia harus hidup sendirian. Akhirnya, banyak anak yang memilih untuk menitipkan orangtua mereka di panti jompo. Agar orangtua bisa lebih terjamin hidupnya, lebih bisa diawasi.

Namun, menitipkan bukan berarti meninggalkan. Jika memang panti jompo merupakan satu pilihan, maka itu hanya solusi terakhir. Jangan pernah lupa untuk sering mengunjungi orangtua di sana. Menjadi solusi tepat untuk lansia yang memang tak memiliki keluarga.

Baiknya, selama kita mampu, kita sendiri yang merawat orangtua saat memasuki usia senja. Kehadiran keluarga tidak bisa digantikan oleh petugas di panti jompo. Bukankah mereka akan lebih bahagia tinggal bersama anak dan cucunya sendiri di hari tua?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun