Kalau ingat lagi ke masa itu, duh rasanya mau menangis. Bagaimana tidak? Sebelum saya ngekost, saya sama seperti yang lain, memikirkan bahwa ngekost itu enak. Ternyata, tidak semudah yang dibayangkan.
Anak kost harus siap sendiri saat sakit, harus mampu memasak makanan sendiri atau setidaknya mengatur pengeluaran uang saku agar cukup sampai akhir bulan. Seperti yang saya katakan, walau kita bisa belajar mandiri dari pengalaman tinggal di kost. Namun, kita kehilangan semua perhatian orangtua secara langsung. Hanya bisa menghubungi orangtua melalui telepon.
Saya pernah merasakan sepinya daerah tempat tinggal belakang universitas karena semua anak kost pulang kampung saat mendekati libur lebaran. Sangat sepi, hanya ada beberapa warga asli saja. Sedangkan saya, belum bisa pulang untuk menyelesaikan skripsi agar lulus tepat waktu.
Panggil saja Oma, ibu pemilik kost lama yang memperkenalkan saya dengan omelet mie untuk pertama kali. Beliau sudah cukup tua, tetapi tinggal di kost untuk mengawasi para anak kost. Waktu itu saya punya beberapa teman kost yang akrab. Sekarang sudah jarang berkomunikasi, tetapi kami masih tetap saling mengingat.
Saat saya sedang duduk di kamar kost, saya melihat teman saya membawa sepiring makanan yang tampak baru, itulah omelet mie buatan Oma. Dalam seminggu, kami bisa makan beberapa kali omelet mie buatan Oma. Masakan sederhana, tapi sangat enak.
Dua tahun kemudian, saya pindah kost karena sudah tinggal bersama adik. Kebetulan adik berkuliah di universitas yang sama dengan saya. Sebenarnya sangat nyaman tinggal bersama Oma, kami berbeda suku, tapi Oma selalu baik pada kami. Saya pindah karena butuh kost yang lebih besar untuk tidur berdua dengan adik.
Lokasi kost baru dengan kost lama sebenarnya hanya berbeda jalan saja. Sayangnya, kost baru saya saat bulan ramadan cukup sepi. Jarang ada yang berjualan makanan saat berbuka atau sahur.
Kalau pun ada yang berjualan makanan, letaknya cukup jauh dari kost. Jadi, saya dan adik memutuskan mencoba berkreasi makanan agar tidak harus berjalan jauh mencari makanan untuk berbuka puasa. Kami coba cari resep omelet mie yang simpel.
Kemudian, kami praktikkan membuat omelet mie bersama. Percobaan pertama, hasilnya gosong. Mau kecewa, tapi lucu banget waktu itu. Percobaan kedua, kami berhasil membuat omelet mie. Wah, rasanya senang sekali. Jarang-jarang kami memasak selama ngekost berdua.
Bagi yang ingin mencoba tambahkan bumbu dapur bisa banget, atau mau ditambahkan keju atau jagung juga enak. Cukup tambahkan bawang merah, bawang putih, seledri dipotong-potong. Lalu, tambahkan garam secukupnya. Dijamin makin mantap rasa omelet mie buatanmu.
Kreasi makanan ini memang sangat simpel, tapi cukup membantu ketika uang saku sudah menipis di akhir bulan. Kamu juga bisa sesekali memasak sayur menggunakan rice cooker.