Mohon tunggu...
Airani Listia
Airani Listia Mohon Tunggu... Penulis - Ibu Rumah Tangga dan Freelance Content Writer

Mantan pekerja yang sedang sibuk menjadi emak-emak masa kini. Hobi menyebarkan kebaikan dengan tulisan.

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Singkong Jadi Pengganti Beras? Intip Faktanya!

7 Maret 2024   20:41 Diperbarui: 7 Maret 2024   20:45 326
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi membersihkan singkong I sumber: pexels.com/marquino rocha

Semua orang kini tengah heboh, kenaikan harga beras cukup mengkhawatirkan masyarakat Indonesia, terjadi puncaknya pada Februari 2024. Dalam keterangan BBC News Indonesia (22/02/2024) Sekjen Induk Koperasi Pedagang Pasar (Inkoppas), Ngadiran, mengatakan bahkan kenaikan harga beras sebenarnya sudah terjadi sejak empat bulan lalu. Dimana harga pelan-pelan merangkak naik, hingga harga melonjak tinggi sekarang.

Menurutnya, harga beras medium yang tadinya berkisar 9 ribu - 10 ribu rupiah, pada 21 Februari kemarin menjadi 13 ribu - 14 ribu rupiah per kilogram. Lalu, harga beras premium dari kisaran 12 ribu - 14 ribu rupiah mencapai 17 ribu - 18 ribu rupiah per kilogram. Ini harga yang sangat tidak masuk akal, beberapa orang berkata bahwa harga bukan lagi naik, tetapi berganti harga.

Saya pun merasakan perbedaan harga yang terjadi, harga beras medium di warung yang biasanya hanya 11 ribu rupiah, kemarin menjadi 13 ribu rupiah. Akhir bulan lalu, saya membeli beras premium 5 kg di pasar mendapatkan harga 88 ribu rupiah, artinya per kilogram harganya mencapai 17.600 rupiah.

Namun, sesuai informasi Bapak Presiden Jokowi, harga beras pada awal Maret 2024 mulai turun. Harga beras di pasar mulai bervariasi sekitar 11.500 - 18 ribu rupiah, ini dikarenakan stok beras lama dengan harga tinggi masih ada di pasar. Sedangkan beras baru dengan harga yang mulai turun sudah masuk pasar di dekat rumah saya.

Walau demikian, harga kemungkinan bisa naik dan turun kembali, apalagi sudah mendekati bulan ramadan. Menjelang lebaran juga biasanya harga semua bahan makanan pokok, tidak hanya beras kembali naik, bahkan melonjak.

Banyak faktor yang mempengaruhi kenaikan harga beras sehingga sangat drastis tersebut, seperti keadaan perubahan iklim, El Nino yang menyebabkan gagal panen, sampai dugaan penyaluran bantuan sosial (bansos) saat masa kampanye menurut Ayip Said Abdullah, Koordinator Koalisi Kedaulatan Pangan (KRKP) dalam BBC News Indonesia (22/02/2024). Pemerintah juga sudah memberikan bantuan beras sebagai solusi agar masyarakat tetap bisa mengonsumsi nasi.

Saya tidak ingin memperdebatkan alasan kenaikan harga beras. Yang perlu kita pikirkan, bagaimana jika beras suatu saat tidak dapat kita beli atau terlalu mahal sehingga perlu mengurangi konsumsi nasi?

Kita perlu mempertimbangkan pengganti beras yang cocok sebagai makanan harian, salah satunya singkong. Fakta menarik apa terkait singkong yang harus kamu ketahui? Dan cerita apa mengenai singkong yang saya alami?

Mengenang singkong rebus buatan nenek

Nenek dan ayah sering menanam singkong di halaman belakang rumah di kampung dulu, sehingga kami sering panen singkong. Tidak hanya singkong, kami juga punya pohon mangga, rambutan, pepaya, dan pohon pisang.

Singkong menjadi salah satu makanan pengganti beras yang cukup sering saya konsumsi saat masih kecil. Kalau saat itu singkong hanya sebagai selingan camilan saja, tetapi tidak bisa dimungkiri sehabis makan singkong pasti perut terasa kenyang.

Sewaktu kecil, ketika nenek masih sehat dan sering memasak untuk saya, nenek sering sekali membuat singkong rebus. Singkong rebus dengan gula pasir dan campuran mentega. Jujur, sangat enak, lembut, gurih, juga mengenyangkan. Saya selalu jadi orang yang menghabiskan singkong rebus buatan nenek, saking enaknya.

Saya yang paling lama tinggal dengan nenek, cukup dekat dengan nenek. Sering berbincang, bercanda bersama saat nenek masih ada. Singkong rebus buatan nenek menjadi salah satu makanan paling berkesan untuk saya. Makanan yang sering saya rindukan karena sejak nenek meninggal, kami jarang membuat singkong rebus.

Fakta menarik terkait singkong

Ada fakta menarik terkait singkong, lho! Singkong tidak hanya mengenyangkan, banyak manfaat singkong bagi kesehatan manusia. Alodokter (31/12/2022) menjelaskan beberapa manfaat singkong, yaitu:

Pertama, singkong memiliki kandungan kalori yang tinggi. Dalam 100 gram singkong terdapat 110-150 kalori, sehingga dapat menambah energi kita untuk menjalani aktivitas. Badan lebih bertenaga dengan kandungan kalori yang cukup untuk tubuh.

Kedua, singkong merupakan sumber serat dan karbohidrat kompleks. Singkong sangat bagus untuk kesehatan saluran pencernaan dan mengendalikan kadar gula dalam darah.

Ketiga, singkong memiliki kandungan antioksidan yang baik. Dalam singkong, terdapat kandungan vitamin C, vitamin A, dan beta karoten yang mampu melindungi tubuh dari efek radikal bebas, serta meningkatkan daya tahan tubuh.

Keempat, membantu mengontrol gula darah. Singkong merupakan makanan dengan nilai indeks glikemik rendah, sehingga tidak membuat kadar gula dalam darah cepat naik.

Beberapa hal juga harus kamu perhatikan sebelum mengonsumsi singkong. Perlu diketahui bahwa singkong mengandung zat kimia glikosida sianogen yang dapat melepaskan sianida dalam tubuh. Jadi, pengolahan singkong haruslah benar dan bersih.

Kamu harus mengupas kulit singkong, merendam bagian batang singkong yang berwarna putih selama 48-60 jam dalam air bersih. Kemudian memasaknya selama minimal 25 menit agar aman dikonsumsi.

Selain direbus, singkong juga bisa digoreng, dibuat nasi singkong, ketimus, bubur singkong, atau olahan singkong lain yang enak dan cocok sebagai pengganti nasi.

Bagi ibu hamil dan menyusui, singkong bisa dikonsumsi, tapi kamu harus pintar membatasi. Jangan mengonsumsi singkong berlebihan karena bisa mengakibatkan risiko bayi cacat bawaan lahir atau kelainan tiroid. Singkong juga bisa menurunkan kadar yodium dalam tubuh.

Inilah fakta menarik terkait singkong. Singkong memang sangat cocok sebagai pengganti beras, tetapi kamu tetap harus mengonsumsinya secara bijak. Kamu bisa juga mengonsumsi bergantian dengan kentang, pisang, olahan gandum, ubi jalar, jagung dan lain sebagainya.

Sejak zaman dulu, beras merupakan makanan utama yang wajib ada di rumah masyarakat Indonesia. Termasuk saya, rasanya tidak lengkap tanpa makan nasi walau hanya sekali sehari.

Namun, kondisi kenaikan harga beras yang tajam membuat kita harus berpikir keras mengolah makanan lain yang mengandung karbohidrat dan bergizi sebagai selingan pengganti nasi.

Apakah beras suatu saat bisa menjadi barang langka di Indonesia? Mungkin saja, apabila kita tidak menjaga keberlangsungan pertanian dengan baik. Bijak pengolahan lahan kosong, jaga sawah dan alam.

Saya juga cucu seorang petani, yang mengetahui begitu sulitnya kemungkinan panen di tengah perubahan iklim yang tidak menentu dan banyak hama. Gagal panen bukan hanya sekali dua kali.

Jadi, yuk sama-sama menghargai pekerjaan petani, dan makin pintar mengolah makanan lain pengganti beras!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun