Mohon tunggu...
Airani Listia
Airani Listia Mohon Tunggu... Penulis - Ibu Rumah Tangga dan Freelance Content Writer

Mantan pekerja yang sedang sibuk menjadi emak-emak masa kini. Hobi menyebarkan kebaikan dengan tulisan.

Selanjutnya

Tutup

Diary Artikel Utama

Memaknai Hari Kelahiran Anak Kedua: Kerendahan Hati

27 Februari 2024   16:00 Diperbarui: 6 Maret 2024   00:45 914
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi ulang tahun pertama I sumber: pexels.com/Hasan Albari

Menjelang maghrib di hari yang sama, Bu Bidan memutuskan membantu saya dengan induksi agar segera melahirkan. Saat itu lah rasa sakit semakin menjadi, melebihi nyeri persalinan normal yang saya alami pada anak pertama.

Saya sangat bersyukur anak kedua saya lahir dengan sehat dan selamat pada jam sembilan malam. Jahitan yang saya terima pada anak kedua lebih banyak dan lebih lebar, tetapi tetap tidak begitu saya rasakan karena bahagia sudah bertemu anak kedua.

Sempat berharap, saya akan memiliki anak perempuan. Ternyata yang lahir seorang bayi laki-laki mungil tampan berkepala bulat dengan kulit sawo matang. Berbeda dengan abang, yang punya kulit putih dengan kepala lonjong.

Kata orang, adik lebih mirip eyang kakungnya. Sama seperti saya yang memiliki bentuk kepala mirip seperti simbah putri di Jawa.

Memori kehadiran awal anak kedua memang sangat jauh berbeda dengan anak pertama. Semua dituntut lebih mandiri, berjuang bersama suami lebih terasa. Yang tadinya serba ada, serba instan dan terasa begitu ringan, kini kami harus lebih memahami keadaan.

Menginjak usia satu tahun

Kue ulang tahun pertama adik I sumber: dokumentasi pribadi
Kue ulang tahun pertama adik I sumber: dokumentasi pribadi

Tak terasa, tahun 2024 anak kedua kami sudah menginjak usia satu tahun. Istilah kerennya 'turning one year old'. Banyak sekali perkembangan anak kedua kami yang membuat kami semakin sering tertawa dan gembira.

Abang dan adik yang suka memperebutkan mainan, sering bercanda dan tertawa bersama. Momen pertama adik bisa tengkurap, mulai merangkak. Sekarang sudah pintar meniru, sedang latihan berdiri dan merambat.

Ulang tahun pertama adik memang tidak semeriah ulang tahun pertama abang. Kami hanya memberikan kue ulang tahun biasa, tidak memesan custom cake. Saya menambahkan sedikit hiasan pada kue agar adik senang. Tidak mengundang anak-anak lain, hanya saya, suami, abang, adik, tante, om, dan eyangnya saja.

Walau biasa, justru istimewa untuk kami. Kami mencoba memaknai ulang tahun pertama adik dengan kesederhanaan. Momen yang menenangkan, penuh kerendahan hati. Lebih mensyukuri apa yang sudah kami miliki, dengan kebahagiaan yang tak terhingga atas kehadiran anak kedua kami.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun