Mohon tunggu...
Airani Listia
Airani Listia Mohon Tunggu... Penulis - Ibu Rumah Tangga dan Freelance Content Writer

Mantan pekerja yang sedang sibuk menjadi emak-emak masa kini. Hobi menyebarkan kebaikan dengan tulisan.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Kasus Polio Kembali Masuk Indonesia, Jangan Sepelekan Pentingnya Imunisasi Anak

18 Januari 2024   19:54 Diperbarui: 19 Januari 2024   10:50 780
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi ibu dan anak I sumber: pexels.com/Lombe K

Apakah kamu sudah mendengar kabar terbaru mengenai virus polio? Saya sangat terkejut ketika mendapatkan kabar bahwa beberapa anak di Jawa Tengah dan Jawa Timur mengidap lumpuh layu akut akibat virus polio. Padahal sejak akhir Maret 2014 menurut berita sehatnegeriku.kemkes.go.id (28/03/2014), Indonesia menjadi satu dari sebelas negara South East Asia Regional Office (SEARO) yang menerima sertifikat Bebas Polio dari WHO.

Fakta dari BBC News Indonesia (13/01/2024), menyatakan bahwa tiga anak di Jawa Timur dan Jawa Tengah dilaporkan mengalami lumpuh layu akut (acute flaccid paralysis/AFP) yang disebabkan oleh Virus Polio Tipe 2. Kasus tersebut ditemukan pada November - Desember 2023 dari keterangan Kementerian Kesehatan. Tiga kasus anak menderita polio berada di Klaten, Jawa Tengah; juga di Sampang dan Pamekasan, Madura, Jawa Timur.

Duh, bagaimana anak Indonesia bisa mengalami penyakit polio kembali setelah sekian lama? Apa penyebabnya? Dan sepenting apakah imunisasi polio bagi anak?

Penyebab anak terjangkit polio

Dirjen P2P Kemenkes, Maxi Rein Rondonuwu mengatakan, dari 30 sampel anak di Sampang, Madura, didapatkan sembilan anak positif VDVP Tipe 2 (virus polio vaksin atau sabin yang bermutasi) tanpa gejala. Sedangkan tanggal 18 Desember 2023, Dinkes Klaten dan Puskesmas Manisrenggo mengambil 30 sampel dari 200 rumah yang dilakukan kunjungan untuk pemeriksaan lebih lanjut pada teman sekolah dan tetangga anak yang terjangkit polio di Klaten. Hasil dari pemeriksaan tersebut menyatakan negatif.

Dalam berita lebih lanjut BBC News Indonesia (13/01/2024), setelah dilakukan penelusuran oleh Tim Kemenkes, WHO, beberapa lembaga dengan investasi dan penyelidikan epidemiologi (PE). Ternyata anak yang mengalami polio di Klaten, Jawa Tengah sempat berada di Sampang, Madura selama 1,5 bulan periode September - November 2023. Jadi, kemungkinan penularan polio bukan dari Klaten.

Nah, sekarang pertanyaannya, apa yang menyebabkan ketiga anak tersebut menderita lumpuh layu akut karena virus polio? Nyatanya, anak yang mengalami kasus polio di Klaten hanya menerima imunisasi polio tetes (OPV) dua kali, padahal usianya sudah enam tahun. Untuk kasus kedua imunisasi lengkap, tetapi anak mengalami malnutrisi. Kasus ketiga, anak sudah mendapatkan imunisasi polio tetes empat kali (OPV4) dan satu kali imunisasi polio suntik (IPV).

Kembali ditemukan fakta dari BBC News Indonesia, cakupan pemberian vaksin polio oral empat dosis (OPV4) tahun 2020 rata-rata hanya 86,8%, cukup rendah dari target nasional 95%. Kemudian tahun 2021, cakupan OPV4 semakin menurun menjadi 80,2%. Vaksin polio suntik (IPV), walaupun terdapat peningkatan yaitu dari 37,7% (2020) menjadi 66,2% (2021), ini termasuk masih diangka yang rendah.

Artinya, salah satu penyebab terjangkitnya polio pada anak adalah kemungkinan imunisasi yang tidak lengkap. Kita ketahui bahwa anak seharusnya minimal mendapatkan imunisasi polio dasar yaitu empat kali imunisasi polio tetes (OPV) dan dua kali imunisasi polio suntik (IPV).

Pandemi Covid-19 juga sangat mempengaruhi perilaku dan kebiasaan masyarakat Indonesia pada 2020 - 2021. Banyak bayi di Indonesia mengalami keterlambatan pemberian imunisasi, bahkan tidak mendapatkan imunisasi yang sangat penting bagi kekebalan tubuh mereka.

Tidak hanya itu, perilaku bersih hidup sehat yang tidak dilaksanakan dengan baik, kondisi anak yang mengalami kekurangan gizi atau masalah kesehatan lain, cakupan imunisasi polio yang menurun karena tidak menjadi fokus utama setelah Indonesia mendapatkan sertifikat Bebas Polio, ini menjadi beberapa penyebab polio kembali masuk di Indonesia.

Alasan pentingnya imunisasi polio bagi anak

tangkapan layar laman resmi situs IDAI, jadwal imunisasi anak tahun 2023 I sumber: idai.or.id
tangkapan layar laman resmi situs IDAI, jadwal imunisasi anak tahun 2023 I sumber: idai.or.id

Dilansir dari alodokter.com (28/11/2022), polio merupakan penyakit yang disebabkan infeksi virus polio. Penyebarannya sangat cepat, bisa melalui air atau makanan yang sempat dikonsumsi oleh penderita polio. Polio juga bisa tertular melalui kontak langsung dengan tinja penderita polio. Risiko kelumpuhan akibat terinfeksi virus polio, dan kemungkinan kematian pada penderitanya membuat virus ini harus diwaspadai.

Pemberian imunisasi polio sangat penting bagi anak. Pemberian imunisasi polio dilakukan agar anak kebal terhadap virus polio. Vaksin pada imunisasi polio digunakan untuk mencegah penularan dan memicu kekebalan tubuh anak dari virus polio.

Dari pengalaman saya mendampingi anak melakukan imunisasi, imunisasi polio tetes (OPV) diberikan sebanyak empat kali pada bayi berusia 0-1, 2, 3, dan 4 bulan. Kemudian pada usia 4 dan 9 bulan, bayi saya diberikan imunisasi polio suntik (IPV). Ini merupakan imunisasi polio dasar yang harus didapatkan bayi sebelum berusia satu tahun. Jadwal imunisasi dasar lengkap juga bisa kamu lihat di laman resmi Ikatan Dokter Anak Indonesia.

Mengapa penting? Menurut saya sangat penting. Seperti kasus di atas, anak kita bisa menderita lumpuh layu ketika tidak mendapatkan imunisasi polio dasar lengkap. Dimana lumpuh layu ini bisa mengakibatkan penderitanya cacat permanen, bahkan kematian.

Lumpuh layu sendiri yaitu kondisi kelumpuhan yang diderita seseorang pada bagian tubuh tertentu. Termasuk kaki, tangan, atau otot pernapasan. Pada informasi alodokter.com (16/12/2023), lumpuh layu lebih berisiko dialami anak berusia dibawah 15 tahun dengan riwayat imunisasi polio tidak lengkap. Hal ini karena anak yang tidak lengkap imunisasinya, lebih lemah sistem imunnya daripada anak yang diberikan imunisasi lengkap.

Kesadaran masyarakat tentang pentingnya imunisasi bagi anak, terutama pada ibu, ayah, dan lingkungan terdekat di rumah akan sangat mempengaruhi keberhasilan pemberian imunisasi anak. Mungkin imunisasi anak bagi sebagian orang menjadi pilihan. Namun, bukankah sebaiknya kita sebagai orangtua mendukung hak anak untuk menerima imunisasi dasar lengkap agar mencegah anak mengalami penyakit yang tidak diinginkan?

Perlukah ibu khawatir ketika memberikan imunisasi polio?

ilustrasi ibu dan anak I sumber: pexels.com/Lombe K
ilustrasi ibu dan anak I sumber: pexels.com/Lombe K

Saya akan mengatakan, jangan takut bagi para ibu untuk memberikan imunisasi polio pada anak. Saya mengakui, terkadang akan ada efek seperti demam ringan atau bekas kemerahan pada bagian lengan yang disuntik IPV setelah mendapatkan imunisasi. Efek itu tidak akan lama, anak akan kembali sehat dan beraktivitas normal seperti biasa.

Bagi beberapa kondisi, seperti anak memiliki alergi atau sedang sakit berat, imunisasi bisa ditunda. Jangan ditunda terlalu lama ya Bu, agar tidak lupa dan anak terlambat mendapatkan imunisasi.

Saya juga pernah mengalami kepanikan ketika anak sakit setelah imunisasi. Tidak bisa tidur karena anak tidak henti menangis di malam hari. Padahal saya harus bekerja pagi harinya, menyiapkan camilan pagi dan pastikan rumah rapi. Kalau memang harus, ya saya akan meminta izin untuk tidak bekerja satu hari. Apalagi anak pertama, efek demam dan rewel sampai berhari-hari setelah mendapatkan imunisasi.

Namun, penyesalan ketika anak sakit lebih parah karena tidak menerima hak mendapatkan imunisasi, terutama imunisasi polio, itu lebih menakutkan untuk saya. Mencegah akan lebih baik daripada mengobati.

Kita bisa belajar dari penyesalan, tetapi tidak bisa mengembalikan peristiwa yang sudah terjadi. Jangan sepelekan imunisasi anak demi kesehatan anak kita. Siapa yang tidak bahagia melihat anak sehat dan ceria?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun