Mohon tunggu...
Airani Listia
Airani Listia Mohon Tunggu... Penulis - Ibu Rumah Tangga dan Freelance Content Writer

Mantan pekerja yang sedang sibuk menjadi emak-emak masa kini. Hobi menyebarkan kebaikan dengan tulisan.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Griya Schizofren Memeluk ODMK, Buang Stigma Keliru Masyarakat

5 Oktober 2023   20:50 Diperbarui: 15 Oktober 2023   11:00 433
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Orang-orang yang mengalami masalah kejiwaan memiliki standar yang berbeda. Bukan orang yang tidak normal, tetapi kita yang perlu memahami standarnya," ungkap Triana Rahmawati Pendiri Griya Schizofren.

Isu kesehatan mental kian populer belakangan ini di Indonesia. Bukan tanpa sebab, populernya isu tersebut justru karena hasil survei tentang kesehatan mental menunjukkan data yang miris. Pada berita laman resmi UGM (24/10/2022), Indonesia National Adolescent Mental Health Survey (I-NAMHS) mengadakan survei kesehatan mental nasional pertama yang mengambil sampel pada remaja berusia 10-17 tahun di Indonesia.

Hasil mengejutkan didapatkan bahwa satu dari tiga remaja Indonesia mengalami masalah kesehatan mental, dan satu dari dua puluh remaja mengalami gangguan mental dalam satu tahun terakhir. Ini hasil yang setara dengan 15,5 juta dan 2,45 juta remaja. Menurut Prof. dr. Siswanto Agus Wilopo, SU, M.Sc., Sc.D., Guru Besar Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FK-KMK) UGM, hanya 2,6% remaja yang punya masalah kesehatan mental yang berani mengakses fasilitas kesehatan mental untuk mengatasi masalah mereka.

Kenyataan pahit kembali muncul dari data Riskesdas 2018, sebanyak 31,5% orang yang memiliki gangguan kejiwaan skizofrenia dalam rumah tangga di Indonesia pernah mengalami pasung selama 3 bulan. Lebih menyedihkan lagi fakta bahwa 14% pengidap skizofrenia dalam rumah tangga pernah dipasung seumur hidup. Perlakuan yang kurang baik dialami hampir sebagian besar Orang dengan Masalah Kejiwaan (ODMK) di Indonesia.

Ada yang keliru dengan stigma masyarakat Indonesia mengenai Orang dengan Masalah Kejiwaan (ODMK) dan Orang dengan Gangguan Jiwa (ODGJ). Mereka disebut sebagai 'Orang Gila', dianggap sebagai orang yang merepotkan dan membuat aib pada keluarga. Akhirnya, ODMK mendapatkan perlakuan buruk, ditelantarkan, tidak terurus, berkeliaran di jalanan tidak jelas karena tak punya rumah untuk berlindung.

Stigma masyarakat yang keliru membuat Orang dengan Masalah Kejiwaan (ODMK) takut untuk berkata jujur pada keluarga bahwa mereka sedang mengalami gangguan kesehatan mental dan kejiwaan. Membuat masalah kejiwaan yang mereka alami tidak mendapatkan pengobatan. Ada pula yang menghubungkan ODMK dengan hal mistis, sehingga mereka tidak langsung dibawa pada tenaga ahli kesehatan.

Bagaimana ODMK bisa mendapatkan penanganan yang tepat dan segera pulih dengan stigma keliru yang selalu dipikirkan masyarakat Indonesia?

Griya Schizofren ada karena peduli

Griya Schizofren I sumber : instagram.com/griya.schizofren
Griya Schizofren I sumber : instagram.com/griya.schizofren

Jauh sebelum maraknya isu kesehatan mental dan kejiwaan sekarang, seorang alumni Jurusan Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (FISIP), Universitas Sebelas Maret (UNS) bernama Triana Rahmawati mendirikan Griya Schizofren pada 2012. Sebuah gerakan sosial yang didirikan untuk mendampingi Orang dengan Masalah Kejiwaan (ODMK).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun