Ya, online shop tidak harus pusing memikirkan biaya sewa tempat, tidak butuh banyak karyawan, ada program kerjasama yang ditawarkan dari marketplace, sehingga online shop masih bisa memberikan diskon yang cukup banyak pada pembeli. Namun, TikTok Shop bahkan menawarkan harga yang lebih murah daripada e-commerce lain.
Saya yakin, akan banyak pedagang dan UMKM yang ketar-ketir dengan kebijakan baru nanti. TikTok Shop masih ada, artinya pembeli akan tetap berbelanja menggunakan TikTok Shop. Pasti ada kekhawatiran bagaimana apabila pedagang tutup toko karena terus merugi akibat tidak bisa bersaing dengan TikTok Shop?
Menurut saya, mungkin akan tetap ada pedagang dan UMKM yang tidak bisa bertahan, tetapi pasti ada juga yang sukses setelah melewati masa krisis. Bukan hanya UMKM yang pernah merasakan persaingan harga ketat, sesama online shop pun juga terus bersaing harga.
Saya sudah pernah merasakan online shop sepi pembeli, laku barang hanya sedikit sehari. Membuat saya harus berpikir solusi memajukan online shop agar bisa bertahan di tengah persaingan yang semakin ketat. Jujur saja, masalah harga sudah tidak bisa ditawar lagi. Kalah dengan harga di online shop sebelah.
Kalau boleh mengambil pandangan dari pembeli, pembeli tidak melulu mementingkan harga. Memang sebagian besar ingin yang murah, tetapi banyak juga yang lebih nyaman berbelanja di tempat yang pelayanannya baik, barangnya bagus, kalau ada kendala setelah pembelian tetap diperhatikan. Inilah yang membuat pembeli menjadi pelanggan setia.
Barang dengan harga murah tidak menjamin kualitas bagus, walaupun harga sedikit lebih mahal kalau pelayanan bagus orang juga akan tetap membeli. Yang bertahan pasti karena melakukan perubahan, dan membawa dampak peningkatan penjualan.
Pelatihan TikTok Shop untuk UMKM sudah berlangsung lama
Saking kisruhnya masalah pedagang dan UMKM yang turun omset dan hampir bangkrut, membuat Kominfo berbicara. Pada berita CNN Indonesia (20/09/2023), Menkominfo Budi Arie Setiadi memanggil TikTok untuk menyuruhnya melakukan pelatihan agar pedagang bisa berjualan di media sosial.
Menurutnya, perubahan yang terjadi akibat kemajuan teknologi tidak akan bisa terhindarkan. Pedagang dan UMKM harus belajar teknologi agar mampu bersaing dan bertahan.
Nah, mungkin ada yang kurang mengetahui. TikTok sudah mengadakan pelatihan untuk UMKM beberapa tahun terakhir, seingat saya sudah ada pelatihan gratis sejak 2021. Dalam berita kompas.com (22/08/2022), TikTok kembali mengadakan pelatihan bisnis digital yang kesekian kali untuk UMKM melalui program Maju Bareng TikTok.
Head of Small Medium Business TikTok Indonesia Pandu Truhandito mengatakan pada April 2022, ada 19 juta pelaku UMKM yang sudah masuk ke platform e-commerce. Dengan target Kemenparekraf yaitu 30 juta pelaku UMKM masuk ke lokapasar pada 2023 ini. Wah, jumlah yang cukup banyak. Hal ini menguatkan fakta, sudah banyak UMKM yang menggunakan media sosial untuk berjualan.