Ada yang unik pada perjalanan hidup saya. Jika orang lain memilih berlibur ke pedesaan, justru saya kebalikannya. Setiap libur semester saat masih menempuh pendidikan, saya selalu berlibur ke Jakarta.
Kereta Api menjadi pilihan berkendara yang asyik, dan nyaman untuk saya. Terlebih lagi, saya selalu mengalami mabuk kendaraan setiap melakukan perjalanan dengan bus dalam waktu yang lama.
Saya dan keluarga lebih sering mengambil kelas bisnis untuk perjalanan Solo-Jakarta atau Kutoarjo-Jakarta. Saya punya dua kampung halaman orangtua di Jawa Tengah, yaitu desa di Klaten dan Purworejo. Dulu saya menetap di salah satu desa yang berada di Klaten, dan saya ke Purworejo sesekali saat libur sekolah.
Awalnya saya sering menggunakan bus untuk bepergian dari Klaten ke Purworejo karena lokasi desa dekat dengan terminal bus Purworejo. Namun, saya mulai beralih menggunakan KA Prameks sebagai kendaraan untuk pergi ke desa di Purworejo. Sampai akhirnya, saya berkenalan dengan KAI Commuter atau yang lebih terkenal dengan KRL.
Kenangan pahit manis perjalanan dengan KA Prameks
Saya jadi teringat kembali, kenangan masa lalu menggunakan KA Prameks. Waktu itu, saya lebih sering menggunakan KA Prameks dari Stasiun Solo Balapan menuju Stasiun Kutoarjo.
Banyak sekali cerita pahit manis perjalanan dengan KA Prameks. Dari yang awalnya selalu ditemani ayah berkendara dengan KA Prameks, sampai perlahan kemana-mana sendiri dengan KA Prameks saat menjadi mahasiswa.
Ada pengalaman mengerikan yang jujur, sampai saat ini sulit saya lupakan. Ketika saya masih bersekolah, saya pernah melihat korban bunuh diri di rel kereta, kebetulan saya sedang dalam perjalanan kembali dari Kutoarjo menuju Solo menggunakan KA Prameks.
Dengan sigapnya, petugas KAI langsung mengalihkan perhatian, dan menenangkan semua penumpang agar tidak panik. Kemudian, semua penumpang, termasuk saya, adik, dan ayah kembali bisa menikmati perjalanan dengan tenang.
Jadwal keberangkatan kereta dari Solo-Kutoarjo tidak sebanyak ke Yogyakarta. Biasanya, sehari hanya sekitar 3 atau 4 jadwal saja. Dan saya ingat, saking larisnya dulu, banyak orang rela mengantre sampai panjang mengular hanya untuk mendapatkan tiket KA Prameks.
Ya, siapa sih yang tidak berminat? Yang biasanya perjalanan dengan bus lamanya sekitar 4 jam dari Solo-Kutoarjo, dengan KA Prameks kita hanya menempuh perjalanan dengan waktu paling lama 2 jam saja.
Apalagi, saat itu harga tiketnya murah, hanya Rp. 12.000,00 - Rp. 15.000,00 dari Solo ke Kutoarjo. Ini harga tiket selama beberapa tahun saya menggunakan KA Prameks.
Pada akhir 2015, setelah hari kelulusan saya di universitas, menjadi kali terakhir saya bepergian dengan KA Prameks. Saya memilih pindah ke Jakarta kembali, untuk mengadu nasib di kota besar, dan kembali tinggal bersama orangtua. Senang rasanya saya bisa mengenal KA Prameks.
Sayangnya, Sesuai informasi cnnindonesia.com (10/02/2021), pada 10 Februari 2021, KA Prameks Solo-Kutoarjo sudah berhenti beroperasi. Jangan sedih dulu! Kini KA Prameks dialihfungsikan untuk tujuan Yogyakarta-Kutoarjo dengan kereta yang baru, lho.
Bagi kamu yang ingin menuju Kutoarjo dari Solo, bisa menggunakan Commuter Line arah Yogyakarta dahulu. Kemudian, melanjutkan perjalanan dengan KA Prameks ke Kutoarjo.
Untuk tarif saat ini dari Solo-Yogyakarta yaitu Rp. 8.000,00, dan dari Yogyakarta-Kutoarjo yaitu Rp. 8.000,00. Kamu cukup membayarkan total Rp. 16.000,00 sudah tiba di Stasiun Kutoarjo, murah sekali, bukan?
Perkenalan KAI Commuter di Jakarta
Perkenalan manis saya dengan KAI Commuter pertama kali di Jakarta. Ketika memulai pekerjaan pertama sebagai Call Center Agent pada salah satu Bank di Jakarta tahun 2016. Walaupun saya sudah pernah menggunakan KA Prameks di Solo, tetapi tetap terasa berbeda.
Pada tahun itu, pertama kalinya saya mengenal KRL dengan sistem pembayaran KMT atau Kartu Elektronik dari Bank. Wah, rasanya sedikit malu karena sempat gugup saat pertama tap kartu di alat yang tersedia.
Kalau dulu, saat menggunakan KA Prameks, kita harus membeli tiket terlebih dahulu. Bentuk tiketnya seperti tiket cetak untuk kereta api jarak jauh. Lalu, nanti di pintu masuk, akan diperiksa oleh petugas KAI.
Dengan KAI Commuter semua terasa lebih cepat, tidak perlu mengantre panjang untuk membeli tiket. Kamu cukup tap Kartu Multi Trip (KMT) atau Kartu Elektronik di alat yang tersedia.
Yang paling keren, sekarang saya bisa membeli tiket Commuter Line menggunakan fitur GoTransit di aplikasi Gojek. Saya tinggal scan barcode di alat yang tersedia melalui aplikasi Gojek, tanpa menggunakan kartu.
KAI Commuter di Jakarta, mempunyai jadwal keberangkatan yang cukup banyak. Bahkan tidak sampai lima belas menit menunggu di peron, kamu akan menjumpai KAI Commuter lagi. Jadi, tidak perlu khawatir kelelahan karena menunggu lama.
Kamu juga bisa memantau informasi mengenai KRL, jadwal, dan biaya perjalanan Commuter Line di situs resmi commuterline.id.
Mengenai biaya, jangan ditanya lagi. Sudah pasti sangat murah, estimasi biaya perjalanan dari Jakarta ke Bogor hanya Rp. 7.000,00. Bayangkan saja, dengan biaya semurah itu, kamu sudah bisa berjalan-jalan menggunakan KRL dari Stasiun Tanjung Priuk - Stasiun Bogor!
Petugas KAI Commuter juga selalu siap siaga menjaga keamanan di gerbong. Apalagi, ketika ada lansia, ibu hamil, dan anak balita. Pasti langsung dibantu mencarikan kursi prioritas agar bisa beristirahat. Masyarakat pun sudah mulai memiliki kesadaran tinggi untuk mengutamakan pengguna prioritas.
Pada area tertentu, saya bisa menikmati pemandangan alam dan sawah. Sejak dulu hingga sekarang, saya selalu nyaman menggunakan Commuter Line. KAI Commuter selalu memberikan pelayanan yang terbaik untuk para penumpang.
Polusi udara yang makin parah, dan kualitas udara Indonesia yang dalam kondisi buruk. Membuat kita harus membiasakan diri menggunakan transportasi publik. Berkendara menggunakan KAI Commuter menjadi salah satu solusi yang tepat untuk mengurangi polusi udara.
Tidak perlu gengsi menggunakan KAI Commuter, banyak manfaat yang bisa kamu dapatkan dari berkendara dengan KRL. Mulai dari penghematan biaya transportasi, lebih sehat karena bisa menjadi salah satu bentuk olahraga dengan berjalan kaki, dan mengurangi polusi udara di kota.
Inilah cerita naik commuter line alaku, yang murah, cepat, aman, dan nyaman. Bagaimana denganmu?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H