Anak, seseorang yang paling riang di muka bumi. Anak selalu membawa suasana positif pada orang yang berada di sekitarnya. Namun, seorang anak akan selalu dianggap anak kecil oleh orangtua. Walaupun usianya sudah sangat dewasa, dan sudah memiliki keluarga sendiri.
Bukan karena kamu sebagai anak tidak dipercaya oleh orangtua, tetapi untuk orangtua, seorang anak selalu menjadi bayi imut yang lucu, dan penuh keceriaan. Orangtua ingin selalu mengingat sosok anaknya di masa kecil. Orangtua ingin selalu memberikan kasih sayang padamu, seperti ketika kamu masih kecil.
Namun, dari sosok anak kecil, orangtua juga bisa belajar, lho. Bahkan sangat banyak yang bisa dipelajari orangtua dari sosok anak kecil. Pelajaran yang akan berguna untuk kehidupan orangtua.
Tubuh mungil yang memberikan banyak pelajaran berharga
Anak kecil memang mempunyai tubuh mungil. Eh, jangan salah, seperti peribahasa yang sudah populer sejak zaman dulu, "kecil-kecil cabe rawit". Walau punya tubuh kecil, anak kecil itu cerdik, dan pemberani.
Anak yang masih berusia di bawah 12 tahun, selalu dipenuhi dengan rasa penasaran yang amat sangat. Mempunyai rasa keingintahuan yang tinggi. Mudah mengerti keadaan, dan selalu ada saja akal untuk memecahkan masalahnya. Ya, walau terkadang solusinya bisa membuat orangtua tertawa karena lucu. Selain itu, anak kecil juga sangat pemberani.
Seorang anak selalu ceria dalam segala situasi. Sedihnya seorang anak kecil tidak akan berlangsung lama. Dengan mudah tertawa kembali, dan melupakan kesedihannya dalam beberapa saat. Artinya, anak kecil selalu bangkit dari keadaan yang membuat mereka sedih.
Mereka tidak ingin terlarut dalam kesedihan, dan ingin kembali bermain ceria bersama teman-temannya lagi. Mereka memilih untuk terus bahagia dengan kegiatan lain yang menyenangkan.
Ada hal unik juga yang selalu dilakukan oleh anak kecil, mereka akan bermain dengan siapa saja, asal bisa bermain bersama dengan senang. Anak kecil berusaha bersikap netral, tanpa membedakan teman. Anak yang usianya masih kecil, juga cukup mudah memaafkan, dan meminta maaf.
Lalu, apakah kamu pernah mengamati betapa polosnya anakmu? Mereka selalu mengekspresikan dengan jujur tentang perasaan mereka. Anak kecil juga selalu berkata jujur ketika ditanya seseorang. Bahkan anak kecil sangat sulit untuk berbohong. Prinsip kejujuran ini yang harus kamu contoh dari seorang anak.
Ini hanya sebagian dari sederet sikap yang bisa kamu tiru dari anak kecil. Tubuh mungil yang memberikan banyak pelajaran berharga pada orangtua.
Realita kehidupan orangtua, dan menerapkan sikap anak kecil
Tidak bisa dimungkiri, kehidupan orangtua lebih problematik, dan penuh dilema. Realita kehidupan orangtua selalu lebih kompleks daripada anak kecil yang hidupnya hanya untuk bermain, dan bersenang-senang. Orangtua mempunyai beban tanggungjawab yang sangat besar dalam hidup.
Orangtua punya tanggungjawab untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga, mengurus rumah, mengurus anak, punya tanggungjawab untuk mendidik anak. Orangtua juga memiliki tanggungjawab di dunia kerja, mengenai moral yang akan dilihat masyarakat.
Orangtua, dan orang dewasa lebih mudah merasa stres, lebih mudah kelelahan, dan hanya punya waktu sedikit untuk diri sendiri. Pada akhirnya, mereka akan bersedih, dan sakit.
Saya jadi teringat, ketika saya memberikan mainan pasir ajaib pada anak tahun lalu. Anak saya sangat bahagia, mengucapkan terima kasih, dan memeluk saya. Dengan semangatnya, ia langsung membuka mainan, dan bermain dengan sangat serius. Membentuk kerajaan pasir kecil yang mungkin terlihat biasa untuk orang dewasa, tetapi untuk seorang anak, itu sangat bagus.
Anak saya bermain sampai tidak menghiraukan keringat yang menetes dari sekujur tubuhnya. Bermain dengan ekspresi senang, dan konsentrasi tinggi, juga fokus. Dan langsung lari kesenangan setelah kerajaan pasir buatannya selesai dibuat.
Saya sangat mengingat, bagaimana anak saya bisa dengan cepat tertawa kembali, setelah terjatuh saat bermain. Ia melupakan luka di kakinya yang masih belum diobati, dan kembali bermain lagi. Ketika saya melihatnya, saya langsung membersihkan, dan mengobati lukanya. Dan membiarkan anak tetap bermain bersama teman-temannya.
Ini saatnya kamu menerapkan sikap anak kecil pada diri sendiri. Orangtua bisa belajar dari anak kecil. Menerapkan sikap anak kecil yang tidak mudah menyerah, yang tidak membedakan teman, juga jujur pada diri sendiri, dan tidak sungkan memaafkan atau meminta maaf.
Menerapkan sikap anak kecil, tidak berarti kamu bersikap seperti anak kecil sungguhan. Kamu cukup mengambil sikap itu untuk diterapkan pada kehidupanmu, tanpa melepaskan tugas, dan tanggungjawab orang dewasa.
Terkadang orangtua juga harus belajar dari anak, belajar menikmati hidup, dan mengakui diri sendiri. Sadar akan pentingnya kebahagiaan, dan jangan katakan nanti untuk bahagia.
Kalau kamu tidak membahagiakan dirimu sekarang, tidak akan pernah ada lain waktu. Yang ada kamu lupa, dengan tugas yang tetap terus bertambah setiap waktu. Mengapa harus malu belajar dari anak kecil?
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI