Mohon tunggu...
Airani Listia
Airani Listia Mohon Tunggu... Penulis - Ibu Rumah Tangga dan Freelance Content Writer

Mantan pekerja yang sedang sibuk menjadi emak-emak masa kini. Hobi menyebarkan kebaikan dengan tulisan.

Selanjutnya

Tutup

Parenting Artikel Utama

4 Langkah Efektif Agar Anak Tidak Mudah Menyerah

2 Agustus 2023   19:32 Diperbarui: 3 Agustus 2023   09:58 1305
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi ibu mengapresiasi anak I Sumber: pexels.com/Gustavo Fring

Tingkah laku anak di masa kecil selalu menggemaskan dan sangat lucu. Melakukan berbagai macam aktivitas dengan seru, penuh canda tawa. Semua orang pasti akan senang dengan anak yang aktif, selalu ingin mencoba, dan tidak pernah berhenti bertanya.

Namun, tidak selamanya anak yang aktif ini terlihat menggemaskan di mata orangtua. Ada kalanya seorang anak saking aktifnya, justru menjadi tidak sabar, dan mudah menyerah. Sehingga membuat orangtua kesal atau sedikit geregetan.

Baru saja anak ingin mencoba hal baru yang sulit untuknya, ia langsung berkata "ah, susah sekali, sih!", atau berkata "duh, aku menyerah!". Hal yang tidak disadari anak, membuat dirinya sendiri menjadi mudah menyerah.

Lalu, anak akan semakin malas mencoba, karena di dalam pikirannya sesuatu yang baru itu terlihat sulit dilakukan. Ayah dan ibu pasti tidak mau anaknya mudah menyerah, bukan? Yuk, coba lakukan empat langkah efektif ini, agar anak tidak mudah menyerah!

Validasi dan pahami kesulitan anak

ilustrasi memvalidasi dan memahami anak I Sumber: pexels.com/Yan Krukau
ilustrasi memvalidasi dan memahami anak I Sumber: pexels.com/Yan Krukau

Sesuatu yang mudah dilakukan orangtua, belum tentu mudah untuk anak. Anak akan bertumbuh, dan berkembang sesuai tahapan usianya. Mulai dari belajar tengkurap, sampai bisa berlari. Yang tadinya tidak bisa memakai pakaian sendiri, kemudian mulai memakai baju, dan celana sendiri.

Daripada mengucapkan perkataan yang membuat anak merasa terintimidasi seperti berkata, "duh, masak begitu aja nggak bisa!". Lebih baik kamu sebagai orangtua, memvalidasi dan memahami kesulitan anak.

Bayangkan kamu berada di posisi anak, pada usia yang sama dengan anakmu. Lakukan hal yang dianggap sulit oleh anakmu. Apakah benar hal itu sulit dilakukan oleh anakmu? Bagian mana yang membuatnya terlihat sulit? Pahami, dan mengertilah perasaan anak.

Berikan contoh pada anak

ilustrasi ibu mengajarkan anak makan I sSumber: pexels.com/Gustavo Fring
ilustrasi ibu mengajarkan anak makan I sSumber: pexels.com/Gustavo Fring

Jika kamu sudah mengetahui letak kesulitan yang dialami anak, berikan contoh pada anak. Memberikan contoh, berbeda dengan membantu masalah anak secara keseluruhan, lho! Kamu cukup mencontohkan saja, dan anak akan menirukan yang kamu lakukan.

Misalnya, di rumah anak saya masih kesulitan memakai celana panjang. Saya dan suami akan mencontohkan cara memakai celana panjang yang benar. Kemudian, anak akan memperhatikan, dan meniru kami. Jadi, biarkan anak tetap melakukannya sendiri.

Tugas kita hanya memberi contoh dan memantau saja. Kalau anak melakukan kesalahan, tidak apa-apa. Suruh anak ulangi lagi hingga berhasil. Pasti akan ada kepuasan tersendiri yang dirasakan oleh anakmu, apabila ia berhasil melakukan hal yang sulit menurutnya.

Ajarkan anak mencari solusi

ilustrasi bermain puzzle I Sumber: pexels.com/Alex Green
ilustrasi bermain puzzle I Sumber: pexels.com/Alex Green

Nah, ini langkah selanjutnya untuk membuat anakmu pantang menyerah. Coba ajarkan anak mencari solusi atau menyelesaikan masalahnya sendiri. Kamu bisa mengajarkan melalui permainan yang membutuhkan kreativitas atau membuat anak berpikir.

Permainan merupakan alat efektif yang menarik untuk anak. Seperti bermain menyusun lego, puzzle, atau membuat sebuah bangunan dari pasir.

Anak merasa penasaran ketika memainkan permainan yang rumit, sehingga akan mencari banyak cara agar bisa menyelesaikan permainan tersebut. Tentu, tetap sesuaikan permainan yang cocok dengan usia anakmu.

Apresiasi jika anak berhasil

ilustrasi ibu mengapresiasi anak I Sumber: pexels.com/Gustavo Fring
ilustrasi ibu mengapresiasi anak I Sumber: pexels.com/Gustavo Fring

Jangan lupa, selalu apresiasi anak setelah berhasil melakukan hal baru yang sulit baginya. Apresiasi tidak harus membelikan hadiah yang mahal. Dengan ucapan, dan tepuk tangan yang antusias dari orangtua saja, anak sudah merasa sangat senang. Seperti berkata, "wah, kamu hebat sekali!".

Apalagi, kalau kamu bisa mengucapkan kalimat apresiasi itu dengan ekspresif. Pasti anak akan sangat bangga pada dirinya sendiri. Membuat dirinya semakin semangat untuk mencoba hal-hal lain yang menarik.

Kalau anak tidak berhasil melakukannya, tetap berikan semangat. Dan berikan pengertian bahwa tidak masalah gagal sekarang, besok ia bisa mencoba kembali.

Inilah langkah efektif agar anak tidak mudah menyerah. Bersabar menghadapi anak yang sedang kesal karena tidak bisa melakukan sesuatu, memang cukup sulit. Namun, sebaiknya kamu meminimalisasi kemungkinan mudah marah saat anak tidak bisa melakukan sesuatu.

Tidak ada anak yang sempurna, anak bisa karena mau belajar dari kesalahan. Sama sepertimu yang juga pasti pernah melakukan kesalahan, dan memperbaiki kesalahan itu untuk jadi manusia yang lebih baik. Yuk, motivasi anak agar tidak mudah menyerah!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun