Mohon tunggu...
Airani Listia
Airani Listia Mohon Tunggu... Penulis - Ibu Rumah Tangga dan Freelance Content Writer

Mantan pekerja yang sedang sibuk menjadi emak-emak masa kini. Hobi menyebarkan kebaikan dengan tulisan.

Selanjutnya

Tutup

Parenting Artikel Utama

Dampak Perubahan Iklim, Wajibkan Anak Peduli Lingkungan

24 Juli 2023   07:10 Diperbarui: 25 Juli 2023   20:28 612
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi ibu dan anak berkebun I sumber : pexels.com/RDNE Stock project

Perubahan iklim menjadi salah satu perbincangan hangat dunia. Dampak perubahan iklim sangat nyata sudah terjadi di seluruh dunia. Penyakit tular vektor, pencemaran udara, bumi yang kian panas, dan banjir rob, menyebabkan masalah di berbagai aspek kehidupan, termasuk kesehatan, dan pendidikan.

Lantas, siapa yang paling terdampak karena perubahan iklim ekstrim yang terus terjadi di dunia? Anak, menjadi penyumbang terkecil pada kerusakan alam, tetapi menjadi yang paling terdampak, dan menanggung risiko tertinggi di masa depan.

Laporan UNICEF mengenai dampak perubahan iklim pada anak

ilustrasi anak terdampak perubahan iklim I sumber : pexels.com/Khaled Akacha
ilustrasi anak terdampak perubahan iklim I sumber : pexels.com/Khaled Akacha

Apakah kalian mengetahui? Pada hasil laporan terbaru UNICEF berjudul 'The Climate Crisis Is a Child Rights Crisis: Introducing the Children’s Climate Risk Index’, Indonesia menjadi salah satu negara dengan risiko tinggi terdampak perubahan iklim. Perwakilan UNICEF Indonesia Debora Comini pada jumpa pers 27 Agustus 2021 menyatakan pendapat mengenai krisis iklim, sama saja dengan krisis hak anak.

Saya sangat setuju dengan pernyataan perwakilan UNICEF Indonesia itu. Hak anak mengalami krisis karena krisis iklim di bumi. Anak yang paling rentan tertular penyakit, makanan anak yang tidak terjamin karena pencemaran udara, dan masih banyak lagi. Anak selalu menjadi yang terdampak dari perubahan iklim dan kerusakan lingkungan.

Padahal, kita paham bahwa kerusakan lingkungan terjadi salah satunya karena ulah manusia. Terutama kita orang dewasa yang memiliki andil sangat besar dalam kerusakan lingkungan di bumi.

Penebangan hutan secara liar yang mengakibatkan banyak terjadi bencana alam, dan punahnya makhluk hidup di hutan. Membuang sampah sembarangan, mengakibatkan menumpuknya sampah di lautan. Kita tidak bisa menyangkal, kerusakan alam dan percepatan perubahan iklim karena perbuatan kita sendiri.

Pemerintah, swasta, dan masyarakat harus bekerjasama mewujudkan tindakan nyata untuk mengurangi dampak perubahan iklim. Melindungi anak, dan memberikan bekal pada anak untuk menghadapi krisis iklim yang terjadi di dunia. Inilah alasan anak diwajibkan peduli pada lingkungan.

Anak harus mendapatkan pendidikan, pengetahuan tentang iklim dan lingkungan. Sehingga menumbuhkan kepedulian pada lingkungan. Lalu, bagaimana cara agar anak peduli lingkungan?

Memberikan kesadaran pada anak bahwa hidup bergantung pada alam

Yang perlu diketahui anak pertama kali agar anak peduli lingkungan adalah memberikan kesadaran bahwa hidup bergantung pada alam. Mengenalkan anak pada sumber makanan yang belum diolah. Mengenalkan anak mengenai manfaat hutan, dan lautan untuk kehidupan.

Hal sederhana yang bisa dilakukan seperti memberitahu anak mengenai nasi berasal dari tumbuhan padi yang ditanam oleh petani. Memberitahukan anak tentang ikan yang didapatkan nelayan dari laut. Memberikan pengertian pada anak tentang air minum yang berasal dari mata air, air tanah, dan air hujan.

Kamu bisa memberitahukan secara mandiri melalui pendidikan di dalam rumah, atau mencoba mengikutkan anak pada kegiatan alam yang diadakan oleh pemerintah, swasta, atau organisasi non-profit yang ramah lingkungan. Contoh kegiatan seperti green tour kids, atau kunjungan ke peternakan dan sumber mata air.

Membiarkan anak bermain di alam bebas

Mengawasi anak bermain di tempat yang luas memang cukup memakan tenaga. Namun, tidak ada salahnya menjadwalkan minimal setiap bulan untuk bermain bersama anak di alam bebas. Ini menjadi salah satu cara agar anak terbiasa dengan lingkungan alam.

Indonesia memiliki Ruang Terbuka Biru (RTB) dan Ruang Terbuka Hijau (RTH) yang bisa kamu kunjungi di berbagai wilayahnya. Kunjungilah taman, sungai, waduk, hutan mangrove bersama anak agar ia mengetahui betapa indahnya alam.

Kamu tidak harus membayar mahal untuk bermain di alam bebas bersama buah hati. Sudah banyak taman, dan waduk yang bisa dikunjungi gratis di seluruh wilayah Indonesia. Tak hanya membuat anak terbiasa dengan lingkungan, bermain bersama anak di alam akan membangun kedekatan lebih erat antara orangtua dan anak.

Memberikan contoh nyata peduli lingkungan pada anak

ilustrasi kegiatan peduli lingkungan I sumber : pexels.com/Ron Lach
ilustrasi kegiatan peduli lingkungan I sumber : pexels.com/Ron Lach

Kamu pasti sering mendengar, anak adalah cerminan orangtua. Saat orangtua melakukan sesuatu, anak bisa melakukan hal yang sama. Ketika ayah mencontohkan membantu ibu membersihkan rumah, pada hari berikutnya anak juga akan membantu ibu membersihkan rumah.

Penyerapan tindakan orangtua, dan pengulangan tindakan yang dilakukan anak akan terjadi saat anak masih balita. Maka ada baiknya saat balita, orangtua memberikan contoh nyata peduli lingkungan pada anak. Membuang sampah di tempat sampah, mengajak anak berkebun dan merawat tanaman, juga membiasakan anak untuk menyayangi binatang. 

Pelajaran umum mengenai pengetahuan perubahan iklim, akan diajarkan ketika anak bersekolah. Namun, kamu bisa membiasakan anak menyukai lingkungan sejak dini sebelum sekolah dimulai. Semakin anak dekat dengan lingkungan, anak akan merasa memiliki. Sehingga memicu keinginan anak untuk menjaga, dan merawat lingkungan alam di sekitarnya.

Jadikan anakmu sebagai salah satu manusia yang peduli dengan lingkungan. Dan biarkan anak menjadi bagian dari alam. Ini akan menjadi bekal yang baik untuk anak menghadapi dampak perubahan iklim di masa depan.

Referensi : UNICEF

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun