Gosip memang sangat mengasyikkan, membicarakan banyak hal dengan orang satu frekuensi. Sebenarnya, gosip tidak melulu hal yang negatif. Ada juga gosip baik yang bisa menyalurkan energi positif. Contohnya, Putri Ariani yang mendapatkan golden ticket kemarin.
Hanya saja, kebanyakan gosip lebih ke arah negatif. Membicarakan orang lain yang tidak ada keberadaannya di tengah perbincangan. Seperti kejadian ibu-ibu pada MPLS di sekolah. Padahal, tidak sadar pembicaraan mereka menyakiti hati orang yang digosipkan.
Depresi pada orang yang digosipkan
Orang yang jadi bahan gosip, biasanya lebih sering dikucilkan dari pergaulan. Awalnya mungkin hanya kesal digosipkan. Saking terlalu sering dijadikan bahan gosip, mereka pun bisa mengalami depresi.
Bayangkan saja, apabila setiap melewati rumah tetangga, atau sedang hadir di acara sekolah, selalu saja menjadi bahan pembicaraan. Kalau pembicaraan itu baik sih, tidak masalah, tetapi gosip yang buruk akan selalu terngiang-ngiang di telinga. Membuat mereka menjadi malu, dan tidak percaya diri untuk bersosialisasi.
Masalah rumah tangga tersebar keluar
Saya sempat melakukan pencarian berita, dan ternyata ada kasus mengenai gosip beberapa tahun lalu. Pada pemberitaan kompas.com tanggal 17 Juni 2020, seorang perempuan di Bekasi ditampar suami karena tidak memedulikan suami setelah pulang kerja. Sudah ditegur suami, malah membicarakan suaminya pada tetangga, sehingga membuat suami semakin kesal.
Pertengkaran rumah tangga pun tidak bisa terelakkan. Bersyukurnya, mereka akhirnya berdamai, dan berjanji untuk introspeksi diri masing-masing. Ini hanya satu dari banyaknya kasus gosip yang tidak terliput media.
Dengan bergosip, secara tidak sadar kamu menyebarkan masalah rumah tangga keluar. Padahal, dalam rumah tangga, seharusnya seorang perempuan pandai menjaga ucapan, dan tindakan.