Mohon tunggu...
Airani Listia
Airani Listia Mohon Tunggu... Penulis - Ibu Rumah Tangga dan Freelance Content Writer

Mantan pekerja yang sedang sibuk menjadi emak-emak masa kini. Hobi menyebarkan kebaikan dengan tulisan.

Selanjutnya

Tutup

Parenting Artikel Utama

Pembakaran di Temanggung, Bullying yang Membawa Petaka

1 Juli 2023   04:26 Diperbarui: 2 Juli 2023   11:45 1190
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Membaca berita itu, saya merasa kaget. Dan masih bertanya-tanya, apakah benar pernyataannya bahwa pembakaran yang dilakukan karena bullying?

Hal ini perlu diusut tuntas dalam persidangan. Jika memang terbukti benar karena bullying, maka siswa SMP itu juga merupakan korban. Terlepas dari kesalahan yang saat ini ia lakukan.

Kita sangat mengetahui, bahwa persoalan bullying sudah sangat lama terjadi di dunia. Bahkan sudah menjadi bagian dari hidup manusia. Baik di sekolah, di rumah, atau pun di kantor. Pasti walaupun sedikit, kita pernah menemukan bullying dalam bentuk fisik, verbal, maupun cyber bullying.

Saya jadi teringat, skripsi saya yang begitu mengesankan untuk saya pribadi. Pada 2015, saya membuat skripsi yang membahas mengenai bullying fisik yang dilakukan oleh siswa SMA. Kala itu, saya menyebarkan 70 kuesioner pada siswa SMA, dan melakukan FGD (Focus Group Discussion) dengan 14 siswa.

Hasil penelitian yang saya lakukan membuat saya sedih. Apakah kamu penasaran seperti apa hasilnya?

Terjawab sudah, sekitar 19% dari total 70 siswa pernah menjadi pelaku bullying di sekolah. Menurut mereka perlakuan seperti mendorong, mengunci teman di ruangan, atau berkelahi adalah hal yang biasa dilakukan di sekolah.

Rata-rata yang menjadi korban bullying adalah anak yang memiliki kekurangan, keterbatasan, atau anak yang dirasa berbeda dengan teman-temannya. Pelaku bullying menganggap tindak kekerasan fisik ringan yang mereka lakukan, hanyalah sebuah keisengan yang masih bisa dimaklumi.

Yang terparah, hasil survei kuesioner membuktikan 62% anak memilih diam saat melihat atau menjadi korban bullying. Tidak menghentikan atau melaporkan kejadian tersebut pada guru. Sehingga, pihak sekolah hanya mengetahui sebagian kecil bullying yang terjadi di sekolah. Ini kenyataan tentang bullying yang harus diketahui masyarakat.

Akibat bullying pada anak

ilustrasi anak murung I Sumber: pexels.com/Pixabay
ilustrasi anak murung I Sumber: pexels.com/Pixabay

Banyak yang tidak sadar, bullying menyebabkan banyak kerugian untuk anak. Dari mulai luka fisik, gangguan kecemasan, depresi, ketakutan yang amat sangat mengkhawatirkan mental anak, sampai pada tindakan agresif atau irasional yang tidak akan pernah disangka semua orang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun