Mohon tunggu...
Airani Listia
Airani Listia Mohon Tunggu... Penulis - Ibu Rumah Tangga dan Freelance Content Writer

Mantan pekerja yang sedang sibuk menjadi emak-emak masa kini. Hobi menyebarkan kebaikan dengan tulisan.

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Awas! Modus Penipuan Mengaku Teman

6 Juni 2023   05:15 Diperbarui: 6 Juni 2023   05:49 638
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi penipuan mencatut nama teman I sumber : pexels.com/RDNE Stock project

Belum lama ini saya sempat teringat kembali, kejadian lampau mengenai penipuan yang saya alami. Sudah sangat lama sekali sebenarnya, tetapi menjadi salah satu pengalaman yang membuat saya lebih waspada sampai sekarang.

Penipuan mencatut nama teman

ilustrasi penipuan mencatut nama teman I sumber : pexels.com/RDNE Stock project
ilustrasi penipuan mencatut nama teman I sumber : pexels.com/RDNE Stock project

Saat itu usia saya mungkin sekitar 20 tahun, masih berstatus sebagai mahasiswa di salah satu universitas di Jawa Tengah. Awalnya saya mendapatkan kabar dari salah satu senior alumni di SMA saya, yang mengaku dihubungi orang mengatasnamakan saya.

Memang saya waktu itu cukup aktif di media sosial, bercengkrama dengan para alumni dari berbagai angkatan lintas generasi. Ingat betul, senior saya menghubungi melalui Facebook.

Senior saya mengatakan, ada seseorang menghubunginya melalui WhatsApp mengaku sebagai saya meminta sejumlah uang dengan alasan meminta pertolongan. Untungnya, ia tak langsung mempercayainya. Kemudian, menghubungi saya menanyakan kebenaran hal tersebut.

Saya begitu kaget mendengarnya, dan langsung membantah. Saya tidak pernah merasa menghubunginya menggunakan nomor tersebut, dan tidak pernah meminta pertolongan seperti apa yang dikatakan penipu.

Tak hanya sekali saja, beberapa teman alumni SMA saya juga mengeluhkan hal yang sama. Kemudian, saya memutuskan membuat status di seluruh media sosial mengenai penipuan yang mengatasnamakan saya tersebut. Meminta mereka untuk tidak mentransfer sejumlah uang yang diinginkan penipu.

Saya dibantu senior, mencoba menyelidiki siapa dalang dibalik penipuan tersebut. Akhirnya, kami mengetahui pelakunya orang terdekat saya sendiri.

Sebenarnya, semua sudah diselesaikan dengan cara kekeluargaan. Hanya saja saya tidak menyangka, mengapa seorang teman yang pernah dekat dengan saya melakukan penipuan mencatut nama saya? Temannya sendiri.

Sedih rasanya, tetapi dari kejadian itu, saya belajar lebih waspada. Mengingatkan saya bahwa penipuan tidak mengenal kawan atau lawan, tidak mengenal kata kasihan.

Data pribadi hanya milikmu seorang

ilustrasi data pribadi I sumber : pexels.com/energepic.com
ilustrasi data pribadi I sumber : pexels.com/energepic.com

Menyikapi perubahan zaman, membuat saya lebih ketat mengenai keamanan data. Apalagi, banyak penipuan online yang marak terjadi di Indonesia. Penipuan dengan berbagai macam modus yang berbeda-beda.

Penipuan banyak macamnya, penipuan dalam bentuk kirim link web atau aplikasi yang berujung pada peretasan akun rekening bank atau peretasan media sosial yang kita miliki. Yang perlu sangat diingat bahwa data pribadi hanya milikmu seorang.

Jangan pernah share data pribadimu pada siapa pun. Baik itu kartu identitas, password, dan OTP, semua hanya cukup kamu yang mengetahuinya.

Jika memang diperlukan satu orang yang membantu mengingatkan karena kamu pelupa, pastikan mereka orang yang sangat bisa dipercaya. Seperti, orangtua atau suami istri saja.

Jangan pernah mengikuti pesan acak yang kamu dapat dari media sosial, kalau kamu merasa tak mengenal pengirim pesan tersebut. Lebih waspada saat mengambil uang di mesin ATM, apalagi saat berada di tempat umum.

Gunakan lebih dari satu tempat penyimpanan uang

ilustrasi beberapa kartu debit I sumber : pexels.com/Pixabay
ilustrasi beberapa kartu debit I sumber : pexels.com/Pixabay

Nah, kalau kamu ingin lebih aman, bisa mencoba menggunakan lebih dari satu tempat penyimpanan uang. Ini cara kuno yang sering diajarkan orangtua saya.

Misal saja, kamu bisa menyimpan sebagian uang di rumah pada tempat yang hanya kamu yang mengetahuinya. Memecah uangmu dalam beberapa rekening bank. Sehingga, kamu masih memiliki cadangan apabila satu tabunganmu mengalami masalah.

Tidak ada orang yang menginginkan menjadi korban penipuan. Namun, jika sudah terlanjur terjadi, kamu harus sigap. Langsung blokir nomor hp atau kartu debit sementara, amankan rekening, dan lapor ke pihak berwajib!

Penipuan bisa terjadi kapan saja, dimana saja, tidak memandang kamu mapan atau pas-pasan. Lebih awas dan waspada dalam setiap tindakan, menjadi solusi agar tak membuatmu menjadi korban penipuan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun