Mohon tunggu...
Airani Listia
Airani Listia Mohon Tunggu... Penulis - Ibu Rumah Tangga dan Freelance Content Writer

Mantan pekerja yang sedang sibuk menjadi emak-emak masa kini. Hobi menyebarkan kebaikan dengan tulisan.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Bangkit atau Terbelenggu dalam Keterpurukan, Tentukan Pilihanmu!

4 Juni 2023   16:29 Diperbarui: 4 Juni 2023   17:18 369
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi menentukan pilihan I sumber : pexels.com/emre keshavarz

"Bagaimana ini? Rasanya sangat sakit, sesak napas."

Pernah beberapa kali saya merasakan hal tersebut, ketika saya mengalami kekecewaan atau mengalami hal yang sangat amat pahit dalam hidup. Hanya ada air mata yang terus mengalir, bahkan saya sampai lupa bagaimana harus tersenyum. Rasa sedih, kecewa, marah, dan takut, bercampur aduk dalam hati saya.

Namun, saya sadar, buat apa saya terus terpuruk dan menangis tanpa henti? Hanya membuat mata saya sembab dan menyebabkan mental down pada diri sendiri. Ya, walaupun untuk menyadarinya butuh waktu yang sangat lama.

Bagaimana caranya bangkit dari keterpurukan? Coba cara ini, mungkin bisa membuatmu maju satu langkah untuk bangkit!

Tanyakan pada diri, manfaat terbelenggu dalam keterpurukan

ilustrasi terbelenggu dalam keterpurukan I sumber : pexels.com/MART PRODUCTION
ilustrasi terbelenggu dalam keterpurukan I sumber : pexels.com/MART PRODUCTION

Saya sangat paham, betapa kekecewaan itu bisa membuat diri bersedih berhari-hari. Menangis setiap hari, mengurung diri di kamar. Tanpa mampu melihat matahari yang terbit di luar sana.

Namun, apa gunanya sih terus terpuruk? Tanyakan pada diri sendiri, apakah ada manfaat jika kamu terus terbelenggu dalam keterpurukan?

Apakah ada manfaat kamu menangisi yang sudah terjadi? Padahal, peristiwa lalu tidak akan bisa terulang lagi. Yang ada hanya kesempatan untuk merubah diri agar tidak kembali kecewa kedua kali.

Memaafkan kesalahan diri sendiri

ilustrasi memaafkan diri I sumber : pexels.com/MEUM MARE
ilustrasi memaafkan diri I sumber : pexels.com/MEUM MARE

Perasaan bersalah biasanya selalu menghantui, saat kamu melakukan kesalahan yang merugikan diri sendiri. Kamu merasa menjadi orang yang gagal, sehingga tidak bisa menghargai diri.

Lalu, mulai menyalahkan orang lain, mencari kambing hitam dari masalah yang sedang kamu hadapi. Merasa yang salah adalah orang lain, dan tidak mengakui kesalahan sendiri.

Cara terbaik untuk lepas dari belenggu keterpurukan adalah memaafkan kesalahan diri sendiri. Mengakui bahwa memang diri yang bersalah. Kemudian, maafkanlah diri agar lepas dari perasaan bersalah yang terus kamu rasakan.

Menerima ketidaksempurnaan diri

ilustrasi menerima ketidaksempurnaan I sumber : pexels.com/Erik Mclean
ilustrasi menerima ketidaksempurnaan I sumber : pexels.com/Erik Mclean

Menjadi orang yang sempurna adalah keinginan tertinggi semua manusia. Berusaha untuk menjadi orang yang selalu terlihat sempurna di mata banyak orang.

Ketika mengalami kegagalan, maka diri tidak akan pernah menerima kegagalan itu sebagai pelajaran. Menerima ketidaksempurnaan diri adalah cara terbaik agar bangkit lebih cepat dari keterpurukan.

Pahami bahwa tidak ada manusia yang sempurna. Semua orang akan ada saatnya melakukan kesalahan, pasti pernah mengalami kegagalan. Sehingga, jika mengalami hal yang menyedihkan, kamu tidak takut untuk bangkit.

Pilih bangkit atau terpuruk? Tentukan sendiri!

ilustrasi menentukan pilihan I sumber : pexels.com/emre keshavarz
ilustrasi menentukan pilihan I sumber : pexels.com/emre keshavarz

Coba kamu buat sebuah pertanyaan dalam diri. Apakah kamu perlu bangkit untuk memulai kehidupan yang baru, atau ingin terus terbelenggu dalam keterpurukan yang sedang kamu alami?

Apabila kamu merasa perlu bangkit, maka lakukan perubahan. Mulai dari perubahan kecil saja, contohnya mulai melakukan aktivitas seperti biasa, dan kembali tersenyum melihat matahari pagi. Keluarlah dari kamar sempit yang sangat tidak nyaman itu.

Setiap orang punya kesempatan untuk memilih. Jadi, jangan sia-siakan hidupmu untuk memilih terbelenggu dalam keterpurukan.

Bukan hanya kamu yang dirugikan dengan terpuruknya dirimu. Keluargamu juga akan sangat sedih melihatmu seperti itu. Pilih bangkit atau terpuruk, tentukan pilihanmu! Pilihanmu akan menentukan seperti apa masa depanmu kelak.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun