Mohon tunggu...
Airani Listia
Airani Listia Mohon Tunggu... Penulis - Ibu Rumah Tangga dan Freelance Content Writer

Mantan pekerja yang sedang sibuk menjadi emak-emak masa kini. Hobi menyebarkan kebaikan dengan tulisan.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Lembur Menguntungkan, Kencan Berantakan

21 Mei 2023   15:33 Diperbarui: 21 Mei 2023   17:05 337
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Wah, lembur kayaknya lumayan nih. Dapat cuan, diperhitungkan sama atasan pula!"

Seberapa sering kamu berpikir demikian?

Apakah kamu sering lembur, dan sibuk dengan urusan kantor sampai di hari libur sekali pun?

Pernah gak kamu merasa capek, atau merasa kerja lupa kencan karena lembur?

Coba ingat dan jawab pertanyaan itu pada diri sendiri. Menjadi workaholic saat ini sedang trending di Indonesia. Kerja dengan loyalitas tinggi, demi tercapainya tujuan yang lebih tinggi.

Lembur menguntungkan karir di masa depan

ilustrasi naik jabatan I sumber : pexels.com/Alena Darmel
ilustrasi naik jabatan I sumber : pexels.com/Alena Darmel
Tak bisa dimungkiri, maraknya pengangguran akibat Covid-19 membuat perusahaan lebih selektif dengan karyawan. Banyak yang mengalami PHK atau pemecatan tanpa kompensasi karena masih dalam masa kerja kontrak. 

Hal ini membuat para karyawan harus berdedikasi tinggi agar tetap bertahan. Walaupun kondisi perusahaan kini sudah kian normal, tetapi penilaian performa kerja akan terus dilakukan.

Tak hanya itu, kebanyakan kamu yang memiliki jabatan tinggi pasti tidak bisa mengelak jika dibutuhkan di luar jam kerja. Lembur bukan lagi sebuah pilihan, tetapi sebuah kewajiban yang harus dilakukan. Jam kerja dan istirahat sudah tercampur aduk, tak bisa lagi dibedakan.

Workaholic menjalankan lembur bukan hanya sekedar untuk mendapatkan uang saja. Namun, sebagai orang yang sering lembur, tentu akan diperhitungkan oleh atasan agar naik jabatan. Apalagi, kalau kamu mampu membawa perubahan positif dan memajukan perusahaan dengan kinerja bagus selama lembur. Lembur bisa jadi sangat menguntungkan karirmu di masa depan.

Pengalaman lembur yang tak mengenakkan

ilustrasi pengalaman lembur I sumber : pexels.com/Christina Morillo
ilustrasi pengalaman lembur I sumber : pexels.com/Christina Morillo
Memang, banyak banget keuntungan lembur yang bisa kamu dapatkan. Apalagi, cuan yang lumayan untuk jajan dan memenuhi kebutuhan hidup. Namun, coba pikirkan dampak negatif jika kamu terlalu sering lembur.

Pernah suatu ketika, seseorang berkomentar pada saya. "Kerja mulu lo, ini hari raya, lho!" Ujarnya, ketika saya sedang bersiap berangkat kerja setelah melaksanakan ibadah di hari raya.

Saya pernah merasakan kerja lembur di hari libur, bahkan di hari raya yang seharusnya menjadi waktu untuk berkumpul dengan keluarga. Seharusnya, hari itu saya bisa berkencan dan me time. Namun, karena tidak ada yang bisa menggantikan, dan tuntutan pekerjaan membuat saya harus bekerja di hari spesial.

Lalu, beberapa tahun kemudian saya memutuskan untuk mulai bekerja normal. Memilih untuk menolak lembur jika tidak urgent. Memulai hidup baru, terlepas dari urusan kantor saat hari libur datang. Wah, rasanya sangat nikmat bisa berlibur, tanpa memikirkan urusan kantor!

Akibat lembur membuat kencan berantakan

ilustrasi kencan berantakan I sumber : pexels.com/Vera Arsic
ilustrasi kencan berantakan I sumber : pexels.com/Vera Arsic

Seperti yang saya bicarakan, lembur memiliki dampak negatif. Kerja lupa kencan menjadi hal biasa yang akan dialami ketika terlalu sibuk dengan urusan kantor. Jika kamu sudah memiliki pacar, tak jarang kencan pun berantakan karena urusan dadakan yang mewajibkan kamu lembur dan meninggalkan pacar.

Yang lebih parah, kelelahan akan kamu derita akibat lembur berlebihan. Apakah kencan berantakan dan masalah kesehatan tak cukup membuatmu jera untuk mengurangi lembur? Bahkan bagi yang sudah berkeluarga, akibat lembur berlebihan membuat keluargamu berantakan. Terlalu sibuk, sehingga lupa meluangkan waktu untuk anak dan pasangan.

Padahal, wajarnya pasangan, selalu ingin diperhatikan. Selalu ingin mendapatkan waktu sebentar untuk berkencan, agar komunikasi tetap terjaga dan mempertahankan keharmonisan hubungan.

Sebenarnya, tak jadi masalah jika kamu berdedikasi tinggi pada pekerjaan. Namun, apabila kamu sampai melupakan waktu untuk diri sendiri dan pasangan, serta lupa bersosialisasi dengan lingkungan sekitar. Tentu, bukan hal baik, dong! 

Sadarlah bahwa temanmu bukan hanya pekerjaan, ada banyak orang di luar pekerjaan yang harus kamu perhatikan.

Enjoy sejenak tak akan mengganggu pekerjaanmu. Nikmatilah kencan! Jangan terus gila kerja, sehingga lupa bahagia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun