Semua orang menginginkan hidup bahagia, tanpa keluh kesah dan kesedihan. Namun, tidak semua orang bisa dengan mudah merasakan kebahagiaan. Ada beberapa orang yang harus berjuang mati-matian untuk mendapatkan kebahagiaan.
Broken home, salah satu pengalaman terburuk yang paling tidak diharapkan dalam keluarga. Broken home membuat hidup seorang anak berlinang air mata, gelisah, dan mendapatkan tekanan batin yang sangat dahsyat. Yang paling parah, bisa membuat anak depresi, sehingga sangat membahayakan mental anak. Bagaimana anak bisa tenang, apabila melihat orangtua terus bertengkar?
Di sisi lain, kita tak bisa sepenuhnya menyalahkan orangtua. Kita tak pernah mengetahui seberapa besar perjuangan orangtua untuk mempertahankan keluarga tetap harmonis. Daripada memikirkan penderitaan, akan lebih baik jika mencoba mencari pelajaran yang berharga dari peristiwa buruk yang dialami.
Mengerti pentingnya kasih sayang
Pengalaman broken home, membuat seseorang lebih menghargai kasih sayang. Seorang anak yang pernah mengalami broken home, lebih paham bahwa kasih sayang tidak selalu bisa didapatkan. Jadi, saat kasih sayang itu sedang mendekatinya, ia tak akan pernah menyia-nyiakannya.
Setelah menikah dan memiliki anak, mereka sudah belajar dari masa lalu. Sehingga akan selalu menyediakan waktu untuk anaknya sekedar bersenda gurau. Memberikan kasih sayang yang begitu besar pada buah hatinya kelak.
Selektif memilih pasangan
Apakah kamu bisa merasakan begitu sedihnya seorang anak, saat mengetahui orangtuanya tak akur? Sungguh tak terbayangkan rasa pedihnya. Apalagi, jika sudah terlanjur berpisah. Begitu sakit rasanya melihat kedua orang yang disayangi, justru menjauh pergi dengan kehidupan masing-masing.
Namun, ada pelajaran berharga yang bisa kamu dapatkan dari peristiwa yang tak diharapkan ini. Pelajaran itu adalah lebih selektif memilih pasangan. Menikah bukan sekedar hubungan yang berjalan hanya sepekan, tetapi hubungan yang hanya bisa dipisahkan dengan kematian.
Dengan broken home, kita diajarkan untuk memilih pasangan tak hanya dari fisik rupawan atau kekayaan saja. Ada hal lain yang perlu dipertimbangkan, yaitu bersedia hidup susah senang bersama, menghormati orangtua, dan saling menghargai kekurangan pasangan. Tidak ada yang sempurna, semua berawal dari saling menerima pasangan.
Peristiwa yang mendewasakan
Sebuah peristiwa yang menyakitkan ini, akan membuatmu lebih dewasa. Mungkin, lebih tepatnya dewasa yang terlalu cepat. Peristiwa yang mendewasakan seseorang dengan cepat karena dituntut harus mengerti keadaan dalam waktu singkat.
Broken home mengajarkan kehidupan tak selamanya indah. Membuatmu sadar, ada masanya akan mengalami kekecewaan. Mengajarkan tentang rumitnya kehidupan, sehingga kamu bisa lebih tegar saat dalam kesulitan.
Mampu bersikap bijak saat dilanda musibah. Ya, tidak semua orang yang pernah mengalami broken home akan dengan cepat memahami keadaan. Ada yang membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk bangkit dan menghadapi masa depan.
Ketika masih kecil, pelajaran ini mungkin sulit diserap, maka perlu banget orang dewasa di sekitar untuk mendukung anak agar tak mengalami depresi. Khususnya orangtua, walaupun sudah tak serumah, bukan berarti melepaskan tugas mendidik anak.
Setelah dewasa, cobalah untuk mengerti. Ambil pelajaran hidup berharga dari pengalaman broken home. Jangan biarkan peristiwa itu terulang di masa depan. Jangan merusak diri karena masa lalu yang kelam, dewasalah dalam menghadapi hari esok!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H