Mohon tunggu...
Airani Listia
Airani Listia Mohon Tunggu... Penulis - Ibu Rumah Tangga dan Freelance Content Writer

Mantan pekerja yang sedang sibuk menjadi emak-emak masa kini. Hobi menyebarkan kebaikan dengan tulisan.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Pelajaran Berharga dari Broken Home, Peristiwa yang Mendewasakan

20 Mei 2023   07:54 Diperbarui: 20 Mei 2023   10:49 275
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi dewasa I sumber : pexels.com/Andrea Piacquadio

Semua orang menginginkan hidup bahagia, tanpa keluh kesah dan kesedihan. Namun, tidak semua orang bisa dengan mudah merasakan kebahagiaan. Ada beberapa orang yang harus berjuang mati-matian untuk mendapatkan kebahagiaan.

Broken home, salah satu pengalaman terburuk yang paling tidak diharapkan dalam keluarga. Broken home membuat hidup seorang anak berlinang air mata, gelisah, dan mendapatkan tekanan batin yang sangat dahsyat. Yang paling parah, bisa membuat anak depresi, sehingga sangat membahayakan mental anak. Bagaimana anak bisa tenang, apabila melihat orangtua terus bertengkar?

Di sisi lain, kita tak bisa sepenuhnya menyalahkan orangtua. Kita tak pernah mengetahui seberapa besar perjuangan orangtua untuk mempertahankan keluarga tetap harmonis. Daripada memikirkan penderitaan, akan lebih baik jika mencoba mencari pelajaran yang berharga dari peristiwa buruk yang dialami.

Mengerti pentingnya kasih sayang

ilustrasi kasih sayang I sumber : pexels.com/Gustavo Fring
ilustrasi kasih sayang I sumber : pexels.com/Gustavo Fring
Pengalaman broken home, membuat seseorang lebih menghargai kasih sayang. Seorang anak yang pernah mengalami broken home, lebih paham bahwa kasih sayang tidak selalu bisa didapatkan. Jadi, saat kasih sayang itu sedang mendekatinya, ia tak akan pernah menyia-nyiakannya.

Setelah menikah dan memiliki anak, mereka sudah belajar dari masa lalu. Sehingga akan selalu menyediakan waktu untuk anaknya sekedar bersenda gurau. Memberikan kasih sayang yang begitu besar pada buah hatinya kelak.

Selektif memilih pasangan

ilustrasi melamar pasangan I sumber : pexels.com/Jonathan Borba
ilustrasi melamar pasangan I sumber : pexels.com/Jonathan Borba
Apakah kamu bisa merasakan begitu sedihnya seorang anak, saat mengetahui orangtuanya tak akur? Sungguh tak terbayangkan rasa pedihnya. Apalagi, jika sudah terlanjur berpisah. Begitu sakit rasanya melihat kedua orang yang disayangi, justru menjauh pergi dengan kehidupan masing-masing.

Namun, ada pelajaran berharga yang bisa kamu dapatkan dari peristiwa yang tak diharapkan ini. Pelajaran itu adalah lebih selektif memilih pasangan. Menikah bukan sekedar hubungan yang berjalan hanya sepekan, tetapi hubungan yang hanya bisa dipisahkan dengan kematian.

Dengan broken home, kita diajarkan untuk memilih pasangan tak hanya dari fisik rupawan atau kekayaan saja. Ada hal lain yang perlu dipertimbangkan, yaitu bersedia hidup susah senang bersama, menghormati orangtua, dan saling menghargai kekurangan pasangan. Tidak ada yang sempurna, semua berawal dari saling menerima pasangan.

Peristiwa yang mendewasakan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun