Mohon tunggu...
Airani Listia
Airani Listia Mohon Tunggu... Penulis - Ibu Rumah Tangga dan Freelance Content Writer

Mantan pekerja yang sedang sibuk menjadi emak-emak masa kini. Hobi menyebarkan kebaikan dengan tulisan.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Memilih Resign Kerja Demi Anak, Sudah Tepatkah?

18 Mei 2023   17:10 Diperbarui: 19 Mei 2023   02:01 2484
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi ibu rumah tangga I sumber : pexels.com/Andrea Piacquadio

"Apakah memilih resign kerja demi anak adalah pilihan yang tepat?"

Pertanyaan ini mulai ada dalam pikiran, ketika sudah tak lagi bekerja. Membuat hati makin bimbang, dan justru mempertanyakan kembali. Apakah sanggup menjadi ibu rumah tangga dan melepaskan pekerjaan impian?

Seorang perempuan setelah menikah dan memiliki anak, harus menyadari ada keluarga yang perlu dijaga. Tidak lagi hidup sendiri dan tidak bisa melakukan semua hal tanpa pikir panjang. Menikah saja, artinya harus siap mengurus suami. Apalagi, setelah memiliki anak yang pastinya akan selalu mengikuti ke mana pun kita pergi.

Pertimbangan matang sebelum resign

ilustrasi mempertimbangkan I sumber : pexels.com/Mikhail Nilov
ilustrasi mempertimbangkan I sumber : pexels.com/Mikhail Nilov
Sebelum resign dari pekerjaan, ada banyak pertimbangan yang harus dipikirkan. Pertimbangan itu, harus benar-benar dipikirkan dengan matang. Sebagai perempuan berkarir, tidak bisa mengambil keputusan dengan asal dan tidak memikirkan dampak ke depan.

Pertama, kondisi ekonomi keluarga yang mendukung. Apakah kondisi ekonomi keluarga aman terkendali? Jika benar, maka kamu tak perlu lagi bimbang. Namun, jika masih belum aman, maka pikirkan kesiapanmu setelah resign bekerja. Coba pikirkan baik-baik, karirmu selama ini passion atau untuk membantu memenuhi kebutuhan?

Kedua, siapkah kamu meninggalkan karir yang sudah dirintis sejak dini? Meninggalkan karir bukan hal mudah, bahkan perlu kerelaan hati yang begitu dalam untuk melepaskannya. Apalagi, kamu paham bahwa karir itu tak bisa lagi dilakukan setelah memilih resign dari pekerjaan.

Alasan di atas hanya beberapa dari banyak hal yang perlu dipertimbangkan sebelum berhenti kerja. Pertimbangkan dengan matang keputusanmu agar tak ada kata menyesal diucapkan.

Persiapan mental setelah memilih resign kerja

ilustrasi persiapan mental I sumber : pexels.com/Liza Summer
ilustrasi persiapan mental I sumber : pexels.com/Liza Summer

Ada hal yang perlu kamu persiapkan setelah memilih resign dari kantor, dan memutuskan untuk fokus di rumah. Bukan hanya sekedar siap dari perkataan saja, tetapi perlu kesiapan mental untukmu. Jangan sepelekan persiapan mental, kamu tak akan pernah tahu seperti apa kehidupanmu setelah berhenti kerja.

Ada sebagian perempuan yang memilih berkarir full time dan menyewa pengurus anak. Ada pula yang berkarir sebagian waktu, dan selebihnya berada di rumah untuk mengurus anak. Kemudian, juga ada perempuan yang memilih berhenti kerja dan fokus mengurus anak di rumah. Ketiga pilihan ini sama-sama punya risiko.

Ketika kamu memilih untuk full time bekerja, dan hanya memiliki sedikit waktu untuk berjumpa dengan anak. Ada risiko yang sangat besar mungkin kamu alami, yaitu risiko tidak memiliki kedekatan dengan anak. Hal ini yang menjadi momok menakutkan para ibu yang memilih untuk melanjutkan pekerjaannya setelah melahirkan.

Namun, untuk fokus mengurus anak di rumah, juga butuh persiapan mental yang sangat besar. Anak adalah manusia yang tingkah lakunya sulit dikendalikan. Apalagi, dalam masa tumbuh kembang, anak begitu aktif dan butuh tenaga ekstra untuk mengurus seorang anak.

Tak hanya itu, di rumah kamu akan melakukan pekerjaan rumah yang monoton, tetapi cukup menguras tenagamu. Memasak, mencuci, membersihkan rumah, kegiatan yang terlihat biasa, tetapi nyatanya sangat luar biasa menyita waktu dan tenaga. Jika kamu tak punya kesiapan mental, maka bisa jadi membuatmu mudah emosi atau menyerah. Yuk, persiapkan mental dengan baik setelah mengambil keputusan resign.

Apakah menjadi ibu rumah tangga jauh dari sukses?

ilustrasi ibu rumah tangga I sumber : pexels.com/Andrea Piacquadio
ilustrasi ibu rumah tangga I sumber : pexels.com/Andrea Piacquadio

Tidak, pernyataan ini salah besar! Memilih menjadi ibu rumah tangga, bukan berarti menutup pintu kesuksesan. Banyak jalan menjadi sukses, apabila kamu memiliki keteguhan hati untuk menjadi orang sukses. Tentu, butuh upaya untuk menggapai kesuksesan.

Contoh saja, banyak ibu rumah tangga yang sukses dengan bisnis UMKM yang dijalankannya. Juga banyak ibu yang menjadi penulis setelah resign. Anak dan keputusan untuk menjadi ibu rumah tangga, tidak akan pernah menghalangi kesuksesanmu. Perempuan sukses lahir dari orang yang mampu menjadi ibu yang baik untuk anaknya, tak pernah lelah dan menyerah menghadapi dunia.

Lalu, jika saya ditanya, apakah memilih resign kerja demi anak adalah pilihan yang tepat? Bagi saya, keputusan resign kerja demi anak adalah pilihan yang sangat tepat. Bukan saya tidak mau menjadi sukses, tetapi untuk saya kedekatan dengan anak sekarang jadi nomor satu. Sangat menyakitkan, jika anak tak mengenal ibunya sendiri dan lebih dekat dengan orang lain.

Saya juga tak lantas meninggalkan impian. Setelah berhenti bekerja, justru saya memutuskan kembali menulis lagi. Ya, kembali mencoba menggapai impian saya menjadi seorang penulis yang dikenal. Menjadi orang yang bermanfaat dengan menyebarkan tulisan yang memotivasi. Rasa lelah di rumah kini telah terobati dengan kedekatan saya yang makin erat dengan anak. Bagaimana denganmu?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun