Mohon tunggu...
Airani Listia
Airani Listia Mohon Tunggu... Penulis - Ibu Rumah Tangga dan Freelance Content Writer

Mantan pekerja yang sedang sibuk menjadi emak-emak masa kini. Hobi menyebarkan kebaikan dengan tulisan.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Memilih Resign Kerja Demi Anak, Sudah Tepatkah?

18 Mei 2023   17:10 Diperbarui: 19 Mei 2023   02:01 2484
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi ibu dan anak I sumber : pexels.com/Iris Carvalho

Ada hal yang perlu kamu persiapkan setelah memilih resign dari kantor, dan memutuskan untuk fokus di rumah. Bukan hanya sekedar siap dari perkataan saja, tetapi perlu kesiapan mental untukmu. Jangan sepelekan persiapan mental, kamu tak akan pernah tahu seperti apa kehidupanmu setelah berhenti kerja.

Ada sebagian perempuan yang memilih berkarir full time dan menyewa pengurus anak. Ada pula yang berkarir sebagian waktu, dan selebihnya berada di rumah untuk mengurus anak. Kemudian, juga ada perempuan yang memilih berhenti kerja dan fokus mengurus anak di rumah. Ketiga pilihan ini sama-sama punya risiko.

Ketika kamu memilih untuk full time bekerja, dan hanya memiliki sedikit waktu untuk berjumpa dengan anak. Ada risiko yang sangat besar mungkin kamu alami, yaitu risiko tidak memiliki kedekatan dengan anak. Hal ini yang menjadi momok menakutkan para ibu yang memilih untuk melanjutkan pekerjaannya setelah melahirkan.

Namun, untuk fokus mengurus anak di rumah, juga butuh persiapan mental yang sangat besar. Anak adalah manusia yang tingkah lakunya sulit dikendalikan. Apalagi, dalam masa tumbuh kembang, anak begitu aktif dan butuh tenaga ekstra untuk mengurus seorang anak.

Tak hanya itu, di rumah kamu akan melakukan pekerjaan rumah yang monoton, tetapi cukup menguras tenagamu. Memasak, mencuci, membersihkan rumah, kegiatan yang terlihat biasa, tetapi nyatanya sangat luar biasa menyita waktu dan tenaga. Jika kamu tak punya kesiapan mental, maka bisa jadi membuatmu mudah emosi atau menyerah. Yuk, persiapkan mental dengan baik setelah mengambil keputusan resign.

Apakah menjadi ibu rumah tangga jauh dari sukses?

ilustrasi ibu rumah tangga I sumber : pexels.com/Andrea Piacquadio
ilustrasi ibu rumah tangga I sumber : pexels.com/Andrea Piacquadio

Tidak, pernyataan ini salah besar! Memilih menjadi ibu rumah tangga, bukan berarti menutup pintu kesuksesan. Banyak jalan menjadi sukses, apabila kamu memiliki keteguhan hati untuk menjadi orang sukses. Tentu, butuh upaya untuk menggapai kesuksesan.

Contoh saja, banyak ibu rumah tangga yang sukses dengan bisnis UMKM yang dijalankannya. Juga banyak ibu yang menjadi penulis setelah resign. Anak dan keputusan untuk menjadi ibu rumah tangga, tidak akan pernah menghalangi kesuksesanmu. Perempuan sukses lahir dari orang yang mampu menjadi ibu yang baik untuk anaknya, tak pernah lelah dan menyerah menghadapi dunia.

Lalu, jika saya ditanya, apakah memilih resign kerja demi anak adalah pilihan yang tepat? Bagi saya, keputusan resign kerja demi anak adalah pilihan yang sangat tepat. Bukan saya tidak mau menjadi sukses, tetapi untuk saya kedekatan dengan anak sekarang jadi nomor satu. Sangat menyakitkan, jika anak tak mengenal ibunya sendiri dan lebih dekat dengan orang lain.

Saya juga tak lantas meninggalkan impian. Setelah berhenti bekerja, justru saya memutuskan kembali menulis lagi. Ya, kembali mencoba menggapai impian saya menjadi seorang penulis yang dikenal. Menjadi orang yang bermanfaat dengan menyebarkan tulisan yang memotivasi. Rasa lelah di rumah kini telah terobati dengan kedekatan saya yang makin erat dengan anak. Bagaimana denganmu?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun