Mohon tunggu...
Aira Mikha
Aira Mikha Mohon Tunggu... Mahasiswa - Trisakti School of Management

Trisakti School of Management

Selanjutnya

Tutup

Worklife

Bagaimana Cara Pemimpin dalam Membangun Koalisi yang Baik?

11 Agustus 2021   08:38 Diperbarui: 11 Agustus 2021   09:51 1552
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Karier. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Power merupakan kemampuan potensial yang dimiliki oleh seseorang dalam memengaruhi orang lain untuk melakukan perintah atau melakukan sesuatu yang tidak akan mereka lakukan.

Koalisi merupakan sebuah atau sekelompok persekutuan, gabungan, atau aliansi beberapa unsur  yang masing-masing memiliki kepentingan sendiri-sendiri.

Jika kita membicarakan seorang pemimpin, maka erat kaitannya bahwa pemimpin memiliki kemampuan untuk memengaruhi anggota timnya melalui berbagai cara. 

Hal tersebut yang dinamakan "pemimpin memiliki power" di dalam sebuah tim. Kekuasaan yang dimiliki seorang pemimpin itu tidak ada gunanya jika ia tidak menggunakannya untuk memberi pengaruh terhadap orang lain. 

Jika berbicara terkait jenis kepemimpinan, maka ada empat jenis kepemimpinan yang berpengaruh yang bergantung pada gaya dan hubungan pribadi seorang pemimpin.

Salah satu dari empat jenis kepemimpinan tersebut yang akan kita bahas yaitu jenis kepemimpinan koalisi atau coalitional leadership. 

Kepemimpinan koalisi sendiri berarti kepemimpinan yang melibatkan pengembangan anggota tim dan membangun koalisi orang-orang yang mendukung tujuan pemimpin dan dapat membantu memengaruhi orang lain dalam pengimplementasian keputusan pemimpin dan mencapai tujuan.

Lalu, apa sih yang bisa dilakukan oleh seorang pemimpin agar dapat menciptakan koalisi yang efektif? Pemimpin dapat melakukan beberapa langkah diantaranya sebagai berikut :

1. Pemimpin harus mengumpulkan informasi internal terlebih dahulu, dapat dilakukan dengan melakukan wawancara non formal kepada anggota timnya. Informasi yang dibutuhkan oleh pemimpin biasanya seputar sejauh mana pemahaman anggota tim terhadap tujuan, masalah yang mereka hadapi, dan peluang apa yang mereka lihat. Pembicaraannya juga tidak perlu kaku, seperti contohnya dapat dilakukan ketika sedang coffee break, atau sedang makan bersama yang sifatnya non formal.

2. Pemimpin juga harus mengumpulkan informasi dari pihak eksternal, dalam hal ini yakni pelanggan dan pemangku kepentingan yang sekiranya berpotensi berpengaruh. Informasi yang dibutuhkan yakni terkait pandangan mereka terhadap perusahaan atau tim dan meminta umpan balik serta masukan dari mereka yang dapat beguna untuk kemajuan tim.

3. Di dalam tim, pasti ada yang mendukung dan menentang gagasan dan perubahan. Pemimpin koalisi harus mengembangkan peta keterlibatan pemangku kepentingan, di dalam peta ini terdapat empat bagian. Yang pertama, terdapat sekitar 10% orang yang dapat diklasifikasikan sebagai pendukung, lalu yang kedua terdapat sekitar 10% yang diklasifikasikan sebagai mitra. Yang ketiga, sekitar 20% orang yang menentang perubahan, dan yang terakhir 60% orang yang tergolong hanya menjadi seorang pengamat karena bersikap netral terhadap gagasan dan perubahan yang ada.

4. Pemimpin harus melawan hambatan-hambatan yang terjadi dan meningkatkan kerja sama serta meningkatkan kolaborasi yang baik. Kolaborasi dapat dilakukan antar departemen, antar divisi, maupun antar tingkat dalam perusahaan.

Ketika seorang pemimpin gagal dalam membangun koalisi dalam tim, hal tersebut malah dapat berujung blunder dan dapat menimbulkan konflik dalam tim.

Beberapa hal tersebut merupakan hal-hal yang dapat dilakukan oleh seorang pemimpin jika ingin membuat suatu koalisi tim yang efektif.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun