Mohon tunggu...
Aira Raniah
Aira Raniah Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar

Hanya seorang remaja yang suka menulis dan ingin tulisannya dapat perhatian :0

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Liontin Rubi

17 April 2024   08:39 Diperbarui: 17 April 2024   08:52 81
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sarah menatap liontin kalung di tangannya, sebuah kristal rubi berbentuk hati. Alis nya berkerut, menunjukkan ekspresi bersalah. Si pemberi kalung tersenyum manis dihadapannya."Bagaimana? Kau suka?"Perasaannya sedang campur aduk, Sarah hanya bisa mengangguk sambil tersenyum tipis. Ia sudah tau Alfie suka padanya, sudah sejak lama, namun...
"Sungguh, kalung yang indah, aku akan mengenakannya. Namun, aku tidak akan pernah bisa benar benar mencintaimu." Ujar Sarah dengan suara lirih. Ia tidak ingin menyakiti hati sosok dihadapannya.

"Aku tahu." Balas Alfie singkat.

"Lalu kenapa kau tetap mau bersamaku bahkan memberiku hal seperti ini-" Sarah meninggikan suaranya, menatap Alfie penuh kebingungan.

"Karena aku mencintaimu Sarah, apakah itu tidak cukup sebagai alasan?" Senyum Alfie tidak pernah pudar, tatapannya tak tega melepas Sarah.

Lawan bicaranya hanya diam, ia kembali menunduk lalu terdengar suara isakan. Alfie berangsur panik lalu memegang pundaknya.

"Apakah aku mengatakan sesuatu yang salah? Hei, kenapa kau menangis?" Tanyanya penuh khawatir. Sarah mengangkat kepalanya lalu menatap Alfie dengan mata berairnya itu.

"Aku tidak akan pernah memahamimu." Sarah mengusap mata dengan lengannya. Alfie hanya terkekeh lalu memeluknya sambil menepuk-nepuk pundaknya.

"Bodoh, kalau aku jadi kau aku sudah meninggalkan diriku." Sarah bersandar pasrah pada pundak Alfie.

"Tidak seperti mu nona, aku adalah pria yang setia." Balasnya, senyuman manisnya itu kembali terpampang diwajahnya.

"Dasar." Sarah memutar matanya yang kemudian kembali ke kalung ditangannya, ia menghela nafas panjang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun