Banyak kejadian menarik yang terjadi saat P Ahok menerima keluhan dan aduan dari masyarakat setiap paginya.Â
Tapi sayangnya yang diberitakan oleh media dan heboh kebanyakan ketika P Ahok marah.Â
Padahal banyak kata-kata humanis yg pernah diucapkan oleh Gubernur kita yang satu ini.
Seperti yang terjadi beberapa hari yang lalu.
Ketika seorang ibu yang menunggu di antrian untuk berbicara dengan P Ahok.Â
Ibu ini hanya menyampaikan keinginannya agar P Ahok untuk membeli barang dagangannya.Â
P Ahok dengan sigap melayani permintaan Ibu ini dengan menugaskan asistennya untuk membeli dan mengecek makanan tersebut ke BPOM.
Tidak ada yg spesial sampai ketika ibu tersebut beranjak pergi mengikuti asisten P Ahok.
P Ahok melihat Ibu yang bergerak perlahan ini langsung bertanya "Ibu sakit?"
Kemudian dilanjut beberapa pertanyaan dan jawaban yang intinya bahwa si Ibu ini sakit ginjal, tidak bisa ke dokter, dan tidak punya BPJS.
Pas kejadian percakapan ini Ibu tersebut terlihat menangis.
Apakah mungkin karena kesedihan karena penyakit yg dideritanya atau mungkin juga terharu atas perhatian Gubernur.
Setelah itu Pak menugaskan asistennya agar Ibu tersebut bisa mendapatkan BPJS.
P Ahok sampai ibu itu pergi pun saat melayani permintaan foto dari warga masih kepikiran dengan konsisi Ibu tersebut.
Dibawah ini link kejadian tersebut
Dari kejadian tersebut kita bisa melihat kualitas pemimpin dari P Ahok .
Kepedulian terhadap sesama apalagi terhadap yang sedang menderita.
yang menjadikan ini kualitas kepedulian yang tinggi adalah situasi dan kondisi pertanyaan Ibu sakit tersebut.
Coba bayangkan anda seorang Gubernur yang setiap pagi sudah disambut puluhan orang yang mengantri untuk menyampaikan keluhan.
Dengan jadwal yang sangat padat masih melayani berbagai macam orang dari yang sabar sampai keras kepala.Â
Atau dari warga yang berbicara halus sampai orang yang berbicara keras.Â
Mendengarkan berbagai permintaan yang masuk akal sampai tidak masuk akal.
Lalu kemudian anda berhadapan dan berbicara dengan seorang Ibu yang hanya ingin menjual makanan.
Apakah anda yang hanya dalam sekian detik bicara kemudian bisa dan mau peduli pada sesorang yang bahkan telah berjalan meninggalkan anda.
Coba tanyakan sekali lagi pada diri andaÂ
Apakah anda mampu peduli?
Apakah anda mau peduli?
JIka ditanyakan pada penulis, maka jawabannya adalah tidak mampu.
Oleh karena itu, penulis hanya bisa mendukung agar seseorang yang mampu seperti Gubernur kita yang satu ini dapat dipilih kembali.
baik secara menyerahkan KTP atau berkomentar mendukung dan meluruskan fitnah yang banyak di media-media online.
Satu hal lagi yang bisa dibuktikan disini adalah tingkat kepercayaan dan kedekatan masyarakat pada P Ahok.
walaupun setiap pagi sebelum P ahok datang biasanya asistennya sudah bertanya kepada pengantri alasan mereka datang.Â
Untuk mempersiapkan diri ketika ditanya P Ahok dan kemungkinan membantu jika dapat.
Tapi ibu ini hanya mau berbicara langsung ke Pak Ahok.
Ini terlihat ketika asisten terus mengatakan kenapa pas pagi ditanya tapi ibu tidak mau menjawab.
Terakhir sebagai penutup, untuk hater yang akan menyatakan bahwa ini hanya pencitraan belaka,
Berargumen silahkan, tapi harus dapat membuktikannya apakah ini pencitraan bukan.
caranya gampang, silahkan tunjukkan mana link berita di media mainstream yang memuat kejadian tersebut.
jika tidak ada bagaimana bisa dikatakan pencitraan jika tidak diliput oleh media.
Padahal kalau dipikir berapa jumlah wartawan online atau TV yang bercokol di balai kota tiap pagi tapi tidak ada satu memberitakan hal ini.
Jakarta. 14 Agustus 2016
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H