Melihat artikelmu bisa muncul di salah satu media online, tentu akan menjadi kebanggaan tersendiri. Memang, apa, sih, kelebihan mengirimkan artikel di media, dibanding hanya menyimpannya di web pribadi berupa blog, atau sekadar menjadikannya sebagai status di media sosialmu.
Pertama, melalui situs media resmi yang memuat banyak artikel, kamu akan lebih dikenal banyak orang lagi, selain teman-teman yang sudah mengenalmu tentunya. Bayangkan, jika media tersebut memiliki viewer ribuan dalam sehari. Artinya, tulisanmu akan dibaca oleh ribuan orang yang menjadi viewer situs berita tersebut. Dengan demikian, lebih banyak orang yang akan merasakan manfaat dari tulisanmu.
Kedua, mengirimkan tulisan ke media, berarti kamu juga telah mengupayakan untuk mendapatkan penghasilan tambahan. Bukankah tidak ada hal yang lebih membahagiakan dari hobi yang dibayar?
Lantas, apa saja, ya, hal yang harus diperhatikan agar tulisanmu bisa jebol salah satu media online? Lima tips berikut, wajib kamu coba!
1. Kenali karakter media yang dituju
Setiap media, memiliki karakter dan gaya yang berbeda. Pilihan tema, gaya bahasa yang kerapkali dipakai, adalah beberapa hal yang menjadi ciri khas media satu dengan yang lainnya.
Jika kamu ingin mengetahui seperti apa karakter media yang dipilih, sering-seringlah membaca artikel yang terbit di sana. Tema apa yang kerapkali dimuat, bagaimana gaya bahasa yang digunakan, siapa segmen pembaca media tersebut.
Lalu, buatlah artikel dengan tema menarik, seperti tema lain yang umumnya diterima pada media yang dituju, tentu dengan menggunakan gaya bahasa khas mereka.
Oia, beberapa platform justru sengaja menyuruh penulisnya, untuk memberikan judul yang agak lebay. Misalnya, judul artikel seperti ini, "Lima Manfaat Minuman Jeniper Bagi Kesehatan."
Bisa kamu ubah menjadi "Enggak Nyangka, 5 Manfaat Jeniper Ini Bikin Kamu Geleng-Geleng Kepala, Dari Mulai Pelangsing Alami Sampai Obat Flu yang Banyak Dicari."
Jadi, rajin-rajinlah mempelajari karakter media yang kamu pilih. Apakah segmen pembacanya kaula muda, Ibu milenial, para pekerja, atau siapa?
2. Buatlah artikel viral
Ketika ada berita viral di media sosial, kamu perlu, lho, menuliskannya sebagai bahan pembuatan artikel. Suka atau tidak, faktanya artikel yang sedang viral, akan dicari oleh pembaca. Dengan begitu, media pun akan tertarik dengan isi tulisanmu yang sedang dicari banyak orang.
Karenanya, peran media sosial amatlah penting bagi seorang penulis artikel. Jadi, media sosial tidak selalu berdampak buruk bukan? Tergantung, bagaimana tujuanmu untuk menggunakannya.
Pertanyaan berikutnya yang mungkin sekilas mampir di kepalamu adalah, bagaimana, sih, membuat artikel yang viral? Beberapa catatan berikut, dapat membantumu dalam menulis artikel viral yang disukai.
Pertama, menulislah dari sudut pandang yang berbeda. Di saat semua orang menulis berita serupa yang sedang jadi trending topic, kamu bisa ambil sisi lain, yang belum dituliskan oleh penulis mana pun. Misal, ketika orang beramai-ramai menuliskan bahaya covid-19, kamu sudah terlebih dahulu menuliskan artikel, mengenai beberapa alternatif kegiatan, yang bisa dilakukan selama masa pendemi.
Hal selanjutnya yang harus kamu perhatikan dalam menulis artikel viral adalah, menghindari hoax dengan mengonfirmasi terlebih dahulu. Dewasa ini, banyak sekali berita hoax tersebar di mana-mana. Terkadang, kita susah membedakan mana berita yang hoax dan bukan.Â
Untuk itu, perlu konfirmasi ulang pada pihak yang telah memposting berita sebelumnya. Sederhananya, sih, jika hatimu ragu untuk menuliskan hal tersebut, lebih baik kamu tinggalkan dan beralih pada tema lain yang minim risiko.
Ketiga, menuliskan artikel viral dengan lebih detail. Misalnya, jika ada yang menuliskan 9 fakta tentang Ryan Mbayang dan Dinda Haw, kamu harus bisa menuliskannya lebih banyak dari itu.
Hal berikutnya yang harus kamu perhatikan adalah, pastikan artikel yang kamu tulis bermanfaat. Jangan sampai, kamu menulis hal negatif yang akan menimbulkan pemikiran negatif pula, dari para pembacanya. Sebagai penulis yang baik, tulislah sisi positif dari hal yang sedang hangat dibicarakan. Selain bermanfaat, yang membaca pun merasa terhibur, dengan tulisan yang kamu buat.
Poin terakhir yang paling penting adalah, segera tulis, lalu kirim ke media. Jangan menunda sampai hal viral tersebut sudah menjadi biasa saja. Sebelum lebih banyak lagi, penulis yang menuliskan hal serupa. Kesempatanmu akan jauh lebih besar, jika menuliskannya lebih awal.
3. Lengkapi artikelmu dengan gambar menarik
Media akan lebih menyukai penulis yang menyertakan gambar di setiap artikelnya. Tentu, gambar dengan kualitas bagus dan menarik, juga tidak terdeteksi plagiat. Jika pun kamu mengambil gambar tersebut dari internet, sertakan sumbernya pada caption gambar.
Beberapa web berikut, menyediakan banyak gambar bagus, yang bisa kamu unduh dengan cuma-cuma. Pixabay.com, pexels.com, Unsplash.com adalah beberapa situs yang bisa kamu pakai, untuk melengkapi artikel yang akan kamu submit pada salah satu media.
4. Sebisa mungkin buat rapi tulisanmu
Editor akan lebih menyukai tulisan yang enak dibaca, ramah edit, serta tidak bertele-tele. Oleh karenanya, memiliki kemampuan self editing itu penting. Kamu bisa mempelajarinya dari tulisan orang lain, atau mengikuti kelas khusus.Â
Tips dari saya, baca berulang kali artikelmu sebelum publish ke media. Posisikan dirimu sebagai pembaca, bukan penulis. Apakah kamu sudah merasa nyaman dengan tulisan tersebut?
5. Jangan menyerah, rajinlah mengirimkan artikel, sampai media menerima tulisanmu
Untuk bisa masuk dan terbit di salah satu media tentu bukan hal mudah. Kita akan bersaing dengan  para penulis hebat lainnya baik pemula, ataupun dengan penulis yang sudah berpengalaman. Tapi kamu harus tahu, bahwa penerbit atau editor, suka dengan penulis yang gigih juga pantang menyerah.
Jika dalam kurun waktu satu bulan, artikelmu belum ada yang dimuat media, padahal kamu setiap hari mengirimi artikel di sana, terus saja mencoba sampai media tak punya alasan untuk menolakmu.
Sisi baiknya, kamu akan menemukan perubahan, yang mengarah pada skill menulismu yang lebih baik dari hari ke hari. Disadari atau tidak, selama 30 hari kamu mengirimkan tulisan pada media, secara tidak langsung telah melatih otak dan jarimu untuk terbiasa menulis artikel. Percaya, deh, kamu akan lebih percaya diri, juga lebih cepat dalam mengembangkan ide tulisan.
Nah, itu lah 5 tips yang bisa kamu perhatikan, agar artikelmu bisa tembus media online. Semoga dengan kamu mempraktikkan semua tipsnya, akan semakin terasah pula keterampilanmu dalam menulis artikel. Terlebih, siap untuk mengirimkannya pada media online. Kuncinya, tulis-kirim-lupakan. Selamat mencoba, semoga berhasil, ya!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H