Tips dari saya jangan terburu-buru jika kamu belum mengenal satu pun dari para penerbit indie yang ada. Banyak cari informasi terlebih dahulu, kamu bisa bandingkan satu sama lain, mana di antara sekian penerbit indie yang bisa menawarkan keuntungan lebih banyak dalam bekerjasama, maka jatuhkanlah pilihanmu pada penerbit tersebut.
2. Konsep design cover dan bentuk layout bukumu sebagus mungkin.
Tak usah risau buat kamu yang tak jago design. Penerbit pasti memiliki layouter handal yang bisa mewujudkan keinginanmu. Kamu hanya perlu konsep matang mengenai buku seperti apa yang kamu inginkan. Sudah mewakili judul dan isi bukukah? Mewakili segmen marketnya? Pikirkan dengan detail gambar dan warna cover buku, jenis huruf juga isi tulisan yang akan menghiasai cover depan dan belakang buku.
Jika kamu membuat buku serius jenis non fiksi, maka design kalem dan tak banyak ornamen bisa kamu pilih. Sebaliknya, jika bukumu mengenai cerita anak, design menarik penuh warna ceria yang disukai anak-anak harus jadi fokus utamamu dalam mendesignnya.
3. Budget minimal yang sesuai dengan kebutuhan dan kemampuanmu
Berapa sih harga buku ideal yang cocok untuk kantong emak-emak? Baik kita sebagai penulis, juga bagi calon pembeli dengan segmen market yang harusnya sudah kamu ketahui sebelumnya. Harga 40-60 ribu adalah range yang masih sangat terjangkau untuk harga sebuah buku. Tinggal kamu kalikan dengan jumlah buku yang akan kamu cetak.
Sistem Pre Order selama sepuluh hari atau lebih, bisa kamu manfaatkan untuk promosi semaksimal mungkin memasarkan bukumu. Pembaca sudah hafal betul, ikut PO artinya pembayaran buku dimuka. Dari sini, kamu tidak harus mengeluarkan biaya lebih, karena untuk biaya produksi buku sudah kamu dapatkan dari pembeli yang sudah melunasi pembayaran buku dengan ikut PO.
Jadi, jangan jadikan alasan biaya untukmu mengurungkan niat mencetak buku dengan jalur self publish. Seperti yang saya bilang sebelumnya, bahkan jika kamu belum siap masal, ada, kok penerbit yang bisa cetak hanya 5 buku saja. Tentang besaran biaya yang harus dikeluarkan, juga hal lainnya terkait penerbitan, bisa kamu diskusikan lebih matang lagi.
4. Gencar promosi selama masa Pre Order
Menjual hasil karya sendiri adalah bagian dari penghargaan yang bisa kita beri pada diri kita. Lagipula, penerbit pun akan lebih menyukai penulis yang gencar promosi ketimbang penulis yang cenderung pasif. Ingat, semakin banyak buku terjual, semakin besar royalti atau keuntungan yang bisa kamu peroleh.Â
Terlebih dari itu, semakin banyak orang yang membaca buku kita, semakin banyak pula manfaat yang disebar melalui tulisan yang kita buat. Karena tulisan adalah salah satu amal jariyah, yang In Sya Allah tidak akan terputus pahalanya.