Kepingin punya buku sendiri?
Mau jadi penulis artikel?Â
Tetapi, kamu bingung harus mulai dari mana?
Free writing, solusinya. Yup, teknik menulis bebas, tanpa harus memikirkan salah ketik, ejaan, topik yang menarik. Menulis apapun yang ada di benakmu selama tiga puluh menit tanpa jeda. Inilah sekelumit definisi dari free writing.
Harus tiga puluh menit? Enggak bisa kurang? Bisa kok, jika kamu ingin memulainya dari yang paling ringan dan jangka waktu lebih cepat, lakukan selama sepuluh menit sehari, tanpa iklan atau jeda. Pasang alarm atau penanda waktu agar kamu benar-benar menulis sesuai dengan jangka waktu yang telah ditetapkan.
Tulislah apa pun yang ada dalam pikiranmu saat itu. Entah mengenai keluarga, kejadian tadi pagi, film yang pernah kamu tonton, atau apa pun. Terus menulis selagi kamu bisa, selagi waktu yang kamu targetkan terus berjalan.
Percaya atau tidak, inilah hal yang saya lakukan dua tahun silam. Mencoba konsisten untuk melakukan free writing selama lima belas menit dalamsatu  hari. Saya melakukan kegiatan ini rutin, tanpa absen selama sepuluh hari.Â
Terasa sekali manfaatnya, pemilihan kosakata yang semakin banyak, tulisan yang semakin mengalir dari waktu ke waktu. Bahkan, waktu yang distel untuk batas pengerjaan, dirasa masih kurang karena tangan masih ingin menulis meski alarm sudah berbunyi.
Lantas, bagaimana jika di tengah perjalanan menulis ala free writing ini kita merasa mentok ide? Merasa tidak ada lagi yang bisa dituliskan.
Solusinya, lanjutkan menulis selagi kamu bisa. Boleh dengan mengulang-ulang kalimat yang telah dituliskan sebelumnya, atau tiba-tiba berganti topik dari paragraf awal meski terkesan enggak nyambung, it's ok. Semuanya tak jadi masalah, karena ini teknik menulis bebas. Menulis sesuka hati.