Makna Adab - Kata adab sudah dikenal dalam bahasa Arab sejak zaman pra-islam. Menurut orientalis asal Italia, F.Gabrieli, maknanya berevolusi seiring perjalanan sejarah kebudayaan bahasa Arab. Pemaknaan tertua dari kata adab merujuk pada kebiasaan norma tingkah laku praktis dengan konotasi ganda, pertama, nilai tersebut dipandang terpuji, dan kedua, nilai tersebut diwariskan dari generasi ke generasi.Â
Adab merupakah norma atau aturan yang memiliki keterkaitan dengan kesantunan, kehalusan, berdasarkan nilai-nilai budaya atau aturan agama. Adab merupakan salah satu prinsip yang mengatur perilaku dan interaksi sosial seseorang dalam kehidupannya. Adab, yang juga bisa diartikan dengan budi pekerti atau akhlak sangatlah penting dalam kehidupan manusia, karena adab; seseorang akan dimuliakan oleh Allah dan secara tak langsung pula akan dihormati sesama manusia.
Seorang ilmuan Muslim Kontemporer yang hebat, yaitu Syed Muhammad Naquib Al-Attas. Beliau adalah sosok yang dikenal sebagai penggagas konsep adab di era modern berpendapat bahwa pendidikan yang ideal adalah pendidikan adab. Oleh karena itu, untuk memperbaiki masalah pendidikan yang terjadi pada saat ini, konsep adab Syed Muhammad Naqib al-Attas penting untuk dikaji lebih mendalam.
Sejak lama Al-Attas berpandangan bahwa umat Islam saat ini tengah menghadapi dua tantangan besar. Pertama, tantangan eksternal berupa tantangan religious kultural dan sosio-politik yang datang dari Barat. Kedua, tantangan Internal yang terjadi di tengah umat Islam. Untuk tantangan internal ini ada tiga masalah yang saling terkait, yaitu kekeliruan ilmu dan hilangnya adab, dan munculnya pemimpin yang tidak layak memikul amanah di berbagai bidang.Â
Problema umat muslim yang muncul dizaman modern bisa diselesaikan dengan pendidikan dan pemimpin yang baik. Maka dari itu sosok Syed Muhammad Naquib Al-Attas sangatlah luar biasa dalam berpendapat dan menangani masalah yang dihadapi kaum Muslim dimasa sekarang ini.Â
Makna beradab berarti memperlakukan sesuatu dengan seluhur-luhurnya, melatih jiwa dengan budi pekerti yang baik, menghiasi diri dengan perbuatan mulia, dan menjalankan segala sesuatu sesuai tuntunan yang berlaku; baik dalam nilai-nilai religious maupun nilai-nilai positif Masyarakat.
Di dalam pesantren, tentu sudah melalui setiap materi pembelajaran mengenai akhlak dan warisan otomatis yang terjadi secara turun temurun dari pada lulusan atau alumni dari pesantren tersebut. Tidak jarang, di dalam dunia pesantren justru sudah dilabeli memiliki akhlak yang baik dibanding dengan institusi Pendidikan yang lain. Maka betapa sayangnya jika sebagai warga atau bagian dari tubuh pesantren malah tak menerapkan adab antar sesama-nya sendiri.
Perlu kita garis bawahi, bahwa santri adalah at-thullab, yang berarti murid/penuntut ilmu. Maka, tidak ada tingkatan derajat di dalam-nya, apalagi isu yang akhir-akhir ini acap kali muncul di media sosial, yaitu tentang ke-senioritas-an antar sesama santri.Â
Dimana saat ini banyak sekali terjadi santri yang bertingkah kurang etis terhadap santri lain terutama yang baru, dengan alasan-alasan klasik seperti; lebih awal masuk pesantren, lebih banyak atau tinggi kelas nya di dalam pesantren, bahkan ada yang beralasan dia lebih dekat dengan pemilik pesantren tersebut.Â
Hal kurang etis tersebut menimbulkan penyakit hati, hingga dapat mengakibatkan tidak tertanamnya adab atau moral antar sesama sampai ke generasi selanjutnya.
Melihat problema di atas, adapt disimpulkan jika setiap dari kita terutama santri, perlu ditekankan kembali mengenai nilai-nilai moral mulai dari hal kecil. Santri dianjurkan mengamalkan materi-materi akhlak yang sudah diajarkan oleh guru-guru di pesantren.Â
kedudukan adab lebih tinggi dari pada ilmu (walaupun ilmu tetap merupakan bagian penting yang sangat diperlukan dalam kehidupan). Oleh karena itu dikatakan bahwa negara yang ber-peradaban tinggi tidak hanya dilihat dari 'banyaknya ilmu' yang berkembang di sana, namun ukuran peradaban yang terpenting adalah bagaimana masyarakat yang ada di dalamnya 'memperlakukan ilmu' dengan sebaik-baiknya.
"Hormatilah yang lebih tua, sayangilah yang lebih muda, hargailah antar sesama" - sebagai kunci ketentraman hati dan jiwa.
Source :Â
- Nurjali, A., dan Ruslan W, U. (2024). Konsep Adab Menurut Syed Muhammad Naquib  Al Attas. Jurnal Penelitian dan Pemikiran Keislaman 11 (1): 43-56.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H