Mohon tunggu...
Mochammad Ainur Rozikin
Mochammad Ainur Rozikin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Perbankan Syariah, Fakultas Ekonomi, UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

IG : @ainur_rozikin

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Klenteng Tempat Bersatunya 3 Agama

3 Juni 2022   06:47 Diperbarui: 3 Juni 2022   06:51 119
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Lebih Dekat Dengan Umat Kristiani

Haii teman teman, selamat datang kembali di artikel buatan saya, Mochammad Ainur Rozikin, Mahasiswa jurusan Perbankan Syariah Fakultas Ekonomi Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang, di artikel kali ini saya mendapatkan tugas mata kuliah kewarga negaraan yang ditugaskan untuk membahas tentang Mewawancarai tempat ibadah no muslim. 

Disini saya berkunjung ke salah satu Klenteng di Kota Malang yang Bernama Klenteng Eng An Kiong. Yok yok yok langsung kita masuk ke isi nya.

Klenteng ini didirikan tahun 1825 M, sejak jaman penjajahan Belanda dahulu. Di Klenteng ini bernaung 3 agama, yaitu Agama Buddha, Agama Tao dan Konghucu. Disamping ketiga agama ini yang berkumpul menjadi satu ini, ketiga agama ini selalu hidup berdampingan dan saling menghormati satu sama lain nya, dan saling sembahyang bersama satu sama lain. 

Nama Klenteng ini memiliki makna dari setiap katanya mulai dari kata Eng yang memiliki arti Selamanya, lalu ada An yang berarti Damai, aman atau tenang, dan terakhir kata Kiong yang memiliki arti Candi atau bermakna lain Klenteng, jadi kalau digabung nama Klenteng Eng An Kiong memiliki arti Klenteng yang damai selamanya.

Sebelum melakukan ibadah inti, yang pertama tama dilakukan adalah berdoa kepada Tuhan Yang Maha Esa, sebelum beribadah di tempat yang lain, umat harus berdoa di tempat yang memiliki arti langit dalam Bahasa mandarin. Setelah berdoa kepada Tuhan Yang Maha Esa, lanjut ke ibadah yang ke 2 yaitu berdoa kepada tuan rumah, tuan rumah yang dimaksud yaitu dewa yang terdapat di tempat itu. 

Banyak dari umat yang ibadah ke Klenteng sembahyang ke pada wana yang disebut dengan Yao Yang yang bermacam macam warna selain warna hijau, karna hijau untuk orang yang sudah meninggal. 

Dalam beribadah biasanya mengambil 3 buah dupa, yaitu yang 1 untuk kita sendiri, lalu yang ke 2 untuk bumi dan yang terakhir untuk langit. Karena Bumi merupakan tempat kita berpijak, lalu langit yang kita junjung dan kita sebagai hamba, dan ketika menaruh ditempat itu, dup aitu tidak boleh padam. Kita diapit oleh bumi dan langit, jadi seharus mahasiswa harus belajar sebagai pembicara.

Tiap klenteng yang dilewati pasti terdapat singa yang memiliki makna yin dan yang, yang memiliki arti bahwa Yin itu untuk laki laki dan yang untuk perempuan, dan perempuan yang identic melindungi anak. 

Ada Yin ada yang ada laki laki ada perempuan ada langit ada bumi, begitu tutur beliau sambi memutari klenteng itu. Nah didinding terdapat bentuk 4 raja langit yang selalu melindungi kita menurut kepercayaan beliau. Lalu sesajen yang terdapat di sana memiliki maksud sebagai bentuk rasa syukur kepada tuhan karena telah memberi rezeki yang banyak berupa harta, Kesehatan dan juga rasa Bahagia. 

Patung patung yang terletak di Klenteng merupakan symbol contoh dan teladan bagi umat manusia pada saat ini, karena patung patung tersebut merupakan perwujudan contoh  orang orang yang suci yang hidup pada ribuan tahun yang lalu. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun