Seiring dengan berjalannya waktu, anak yang sudah beranjak dewasa, tentunya pernah merasakan apa itu masa kanak-kanak atau masa mereka sewaktu kecil. Disini kita bisa menyimpulkan bahwa anak kecil itu mudah untuk diajarkan tentang sesuatu, karena ia berpikir itu adalah salah satu tantangan baginya, walaupun seaslinya ia tidak bisa melakukannya.Â
Perkembangan-perkembangan pun mulai merambat muncul seiring dengan berjalannya usia. Dari segi fisik, kognitif, sosio-emosial, dan juga metode belajarnya pun memiliki perkembangan. Contoh yang dapat kita lihat dari segi fisik pada fase kanak-kanak ialah pertama, kita belum bisa untuk merangkak.Â
Lalu setelah dilatih dan dibimbing oleh orang tua, kita bisa melakukan pencapaian itu. Pembahasan yang kedua yakni tentang perkembangan kognitif atau proses belajar pada anak. Perkembangan kognitif sendiri oalah kemampuan seseorang tentang bagaimana cara mengolah informasi yang telah dipelajari.Â
Perkembangan ini ditunjukkkan olehusia anak. Yang pertama,anak yang memiliki usia 0 sampai 6 tahun, mereka dapat membedakan mana benda hidup dan benda mati, dan mereka juga terlalu penasaran terhadap sesuatu yang mustahil baginya.
Kemudian pada usia sekitar 1sampai 2 tahun, anak dapat merespons terhadap apa yang terjadi dengan lingkungan sekitar. Sebelum menginjak pada usia itu mereka dapat menirukan gerakan atau tindakan seseorang. Perkembangan selanjutnya yakni perkembangan sosio-emosional dimana menurut psikolog Paul Ekman anak-anak itu memiliki 6 dasar emosi yang itu tidak bisa terjadi secara bersamaan.Â
Enam dasar itu melipiti, sedih, bahagia, terkejut, jijik, marah dan kaget. Tidak lupa pula metode pembelajaran yang harus diajarkan kepada anak harus sesuai dengan kemampuan mereka. Maka dari itu, kita harus tahu bagaimana perkembangan mereka dari segi proses belajarnya, fisiknya, dan juga sosio-emosionalnya.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H