Mohon tunggu...
Muhammad Ainur Rafiq
Muhammad Ainur Rafiq Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa kopi dan senja

Monggo kunjungi blog penulis : https://www.mahasiswakopidansenja.online/?m=1

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Tujuh Belas Purnamaku

25 Juni 2020   08:09 Diperbarui: 25 Juni 2020   08:05 69
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com


(Oleh : Raf Soemitro)

Tujuh belas purnama , ku lalui peredaran masa
Menjalani sekelumit kisah-kisah yang tak ku tahu kapan berakhirnya
Semua berjalan, seperti air sungai yang mengalir
Tanpa ku tahu berakhir dilaut manakah yang akan ditujunya

Aku nampak seperti orang yang tak punya tujuan
Selain ingin tahu air itu akan berakhir di mana
Aku nampak cemas, memikirkannya setiap saat
jika kelak nanti, ku tahu airnya berakhir dengan keruh bukan jernih seperti yang ku harapkan

Itulah perasaanku dengannya
Tak tahu tujuan berakhirnya dimana
Namun, setiap saat terus memikirkannya
Harap-harap cemas, jika perasaan ini tak ada artinya

Tujuh belas purnamaku
Ku seperti memikulnya sendiri, memikirkannya tanpa batas
Hanya sekat-sekat yang mudah rapuh
Sedikit membantuku sejenak, melepas beban fikiran tentangnya

Tujuh belas purnamaku
Hanya ada gambaran wajahnya dalam benakku
Menggelayutiku setiap waktu
Tanpa permisi, merasuk dalam fikiranku

Tujuh belas purnamaku
Entah mengapa, sampai waktu ini
Tuhan mengujiku
Menghadirkan segala fikiran tentangnya

Menerobos dalam dinding sukmaku
Bersemayam di dalamnya
Merasuki fikiranku
Hingga aku seperti orang gila karna cinta

Tujuh belas purnamaku
Aku seperti orang yang tak berterima kasih
Tuhan menghadirkannya dalam sukma ku
Namun, aku tak pernah menjamunya dengan sopan

Malah, tutur kataku acap kali menyakitinya
Bersifat angkuh dengannya
Bersifat dingin dengannya

Hingga dia tak kembali nyaman
Berangsur-angsur pergi meninggalkanku tanpa perasaan sedikitpun sama sekali

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun