(Oleh : Raf Soemitro)
Nimas
Kala senja menjamuku sore tadi
Aku ingat jarak antara aku dan engkau
Jarak beratus-ratus mill tak dapat membendung rinduku
Ku tatap dari timur
Melihat senja di ujung barat
Ku tatap indah ciptaan-Nya
Bagaikan indahnya senyum mu, yang ku lukis dalam anganku
Senyummu terus menggelora dalam sanubariku
Terus tersemat dalam hatiku
Ku tak dapat melupakan kala itu
Menikmati secangkir kopi bersamu
Di temani canda tawamu
Itulah kenangan terakhir kita
Nimas
Senja mulai meredup
Senja mulai  memudar di gantikan malam
Senyum yang ku lukis dalam anganku
Juga tampak semakin memudar
Mengikuti arus perpindahan waktu
Kang mas
Yang pernah memanah hatiku
Pernah merawat senyumku
Pernah mengihiasi hari-hari ku
Hingga aku terlelap dalam dekapan mu
Kala aku dirundung duka
Engkau adalah penenangku
Di kala aku jauh dari orangtuaku
Tutur kata lembutmu lah gantinya
Kang mas
Kala senja adalah daya pengikat anganmu
Aku adalah perempuan yang gemar menikmati malam
Itulah waktu dimana aku digerogoti rindu
Rindu dengan tutur katamu
Rindu dengan dekapan mu
Rindu dengan puisi-puisi mu
Selalu kau kirim sebagai penghantar tidurku
Meskipun
Hari kemarin, hari ini, hari esok
Tak dapat kujumpai lagi perjamuanmu
Dengan segala perhatianmu
Dengan segala bait-bait puisimu
Dalam hati ku, kang mas selalu ada
Tak bisa kuhapus meskipun kita tak bisa bersatu
Kang mas
Engakaulah rembulanku
Cahayaku, kala hati sedang gundah
Terimakasih pernah singgah dalam hatiku
Perpisahan bukanlah akhir segalanya
Mungkin sampai detik ini kita masih saling harap
Namun, aku selalu ingat kata-katamu
"Waktu bukanlah milik kita"
"Waktu adalah milikNya"
Dan mungkin inilah jawaban dari-Nya