Mohon tunggu...
Ainur Rofieq
Ainur Rofieq Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kosakata, Tata Bahasa, Sintaksis

29 November 2016   17:22 Diperbarui: 29 November 2016   17:40 135
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kosakataberkembang selama masa sekolah, penggunakan kata kerja secara tepat mulai meningkat oada anak. Mereka belajar bahwa kata seperti “ lari “ ( run ) memiliki lebiih dari satu  makna, dan mereka dapat menjelaskan maknanya tergantung dari konteks kalimat yang digunakan. Anak banyak menggunakan kata kiasan biasanya digunakan untuk menggambarkan sesuatu, dibandingkan atau diaplikasikan untuk orang lain ( Owens, 1996; Vosniadu, 1987 ). Meskipun tata bahasa lebih kompleks untuk anak usia 6 tahun, anak-anak pad awal masa sekolah jarang menggunakan kalimat pasif ( misalnya, “  Trotoar itu telah disekop “ ).

Pemahaman anak mengenai sintaksis ( bagaimana kata dirangkai untuk menjadi frasa atau kalimat ) menjadi semakin canggih seiring dengan bertambahnya usia ( C. S Chomsky, 1969 ). Misalnya, kebanyakan anak di bawah usia 5-6 tahun memahami kalimat “ John berjanji untuk mengajak Bill pergi belanja “ dan “ John menyuruh Bill untuk pergi belanja “ kedua kalimat tersebut bermakna bahwa Bill adalah seorang yang harus pergi ke toko. Banyak anak umur 6 tahun yang belum memahami bagaimana cara menginterpresikan kalimat pertama, meskipun mereka tahu apa yang dimaksud dengan janji tersebut dan dapat digunakan dan dapat di mengerti kata-kata tersebut meskipun digunakan dalam kalimat lain. Mayoritas anak usia 8 tahun dapat menginterpresikan kalimat pertama dan pada usia 9 tahun semua anak dapat melakukannya secara benar. Pada masa itu, anak akan melihat makna dari kalimat sebagai satu kesatuan dan bukan melihat makna setiap kata.

Struktur kalimat berlanjut mengalami elaboraasi. Anak yang lebih tua lebih banyak menggunakan klausa subordinat ( “ Anak laki-laki, yang mengantarkan koran, menyembunyikan bel pintu “ ). Meskipun begitu, beberapa struktur kalimat misalnya klausa yang dimulai dengan kata “ bagaimana pun juga “ atau “ meskipun “ tidak banyak digunakan sampai awal masa remaja ( Owens, 1996 ).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun