Peningkatan Curah Hujan
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Indonesia telah mengeluarkan peringatan mengenai peningkatan curah hujan yang signifikan selama periode libur Natal dan Tahun Baru. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi bahwa intensitas hujan akan meningkat 20% dibandingkan kondisi normal karena fenomena La Nina lemah. BMKG juga mengidentifikasi fenomena global seperti Madden-Julian Oscillation (MJO) dan potensi cold surge yang memengaruhi cuaca di Indonesia. Intensitas hujan diprediksi meningkat pada 21 Desember, sedikit menurun pada 22-23 Desember, dan kembali meningkat pada 24 Desember.
Potensi Bencana Hidrometeorologi
Fenomena ini meningkatkan risiko bencana hidrometeorologi seperti banjir dan tanah longsor, terutama di wilayah rawan seperti Aceh, Sumatera Utara, Jawa Barat, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan, dan Papua. Selain itu, daerah aliran sungai di sekitar gunung berapi aktif berpotensi mengalami banjir lahar hujan.
Dampak pada Sektor Ekonomi
Cuaca ekstrem juga memengaruhi sektor ekonomi, terutama pariwisata. Banyak pelaku usaha mengalami penurunan pengunjung akibat ketidakpastian cuaca. "Kami harus memikirkan strategi baru untuk menarik wisatawan di tengah cuaca yang tidak menentu," ungkap seorang pengusaha hotel di Bali.
Beberapa negara Eropa telah meningkatkan investasi dalam infrastruktur yang tahan terhadap cuaca ekstrem, sementara negara-negara di Asia Tenggara berupaya meningkatkan sistem peringatan dini untuk bencana alam. Dengan semakin mendekatnya perayaan Natal dan Tahun Baru, penting bagi masyarakat untuk tetap waspada dan mematuhi imbauan dari pihak berwenang. Cuaca ekstrem mungkin mengubah cara kita merayakan, tetapi semangat kebersamaan dan solidaritas tetap harus dijaga.
Antisipasi dan Mitigasi
Menghadapi potensi cuaca ekstrem ini, BMKG mendorong masyarakat untuk selalu memantau informasi cuaca terkini melalui aplikasi Info BMKG yang telah terintegrasi dengan aplikasi jalur mudik. Selain itu, pemerintah daerah diimbau untuk meningkatkan kesiapsiagaan dalam menghadapi potensi bencana hidrometeorologi, terutama di wilayah-wilayah yang rawan. Â Menteri Perhubungan Dudy Purwagandhi meninjau beberapa lokasi jalur rencana operasi Nataru 2024/2025 di lintas penyeberangan Merak-Bakauheni untuk memastikan kesiapan sarana, prasarana, serta aspek keselamatan mengingat cuaca yang kurang bersahabat pada akhir tahun. Cuaca ekstrem ini berpotensi menyebabkan beberapa bencana alam, seperti banjir, tanah longsor, dan gelombang tinggi. BMKG dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengimbau masyarakat untuk waspada terhadap perubahan cuaca ekstrem dan berbagai potensi kebencanaan yang mungkin terjadi selama periode Natal dan Tahun Baru.
Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto, menjelaskan bahwa sejumlah wilayah di Indonesia berpotensi dilanda hujan lebat saat musim libur Natal dan tahun baru. Wilayah-wilayah tersebut antara lain Aceh, Sumatera Utara, Kep. Bangka Belitung, Jawa Barat, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, dan Papua. Selain itu, potensi hujan lebat yang terjadi pada daerah-daerah aliran sungai di sekitar gunung berapi yang saat ini sedang aktif, karena potensi banjir lahar hujan yang dapat ditimbulkan.
Pemerintah dan BMKG telah melakukan beberapa upaya mitigasi untuk menghadapi cuaca ekstrem ini. Antara lain:
- Modifikasi cuaca di beberapa titik yang dikhawatirkan dapat berdampak pada potensi bencana.
- Peningkatan pengawasan dan keselamatan di jalur mudik.
- Penyebaran informasi cuaca terkini melalui aplikasi Info BMKG.
- Kerja sama dengan TNI, POLRI, dan instansi terkait untuk menginformasikan masyarakat mengenai prediksi curah hujan serta potensi banjir dan longsor.