3. Isomalt memiliki nilai indeks glikemik yang rendah karena hanya sebagian molekul isomalt yang dapat diserap oleh tubuh sehingga sangat cocok dikonsumsi oleh penderita diabetes.Â
4. Isomalt termasuk low-digestible carbohydrate (karbohidrat yang sulit dicerna) sehingga sebagian atau seluruh molekul isomalt akan difermentasi oleh bakteri normal di usus besar. Fermentasi tersebut menghasilkan short chain fatty acid (SCFA) dan gas. SCFA penting bagi kesehatan usus besar dan melindungi dari kanker kolon.
Penggunaan isomalt sebagai pengganti gula untuk produk permen sugar-free memberikan dampak positif baik bagi industri maupun konsumen. Sifat fisikokimia isomalt yang tidak mengubah warna produk dan higroskopisitas rendah sangat diperlukan oleh pihak industri untuk memperbaiki kualitas produk dan memperpanjang umur simpan produk. Sementara bagi konsumen, poduk sugar-free menjadi daya tarik tersendiri karena dapat menjaga kesehatan tubuh konsumen walaupun mengonsumsi makanan manis. Dengan demikian, produk permen sugar-free kini semakin banyak diproduksi dan menjadi tren di industri konfeksioneri.
Sumber:
https://www.frontiersin.org/articles/10.3389/fnins.2021.670430/full
https://www.health.harvard.edu/heart-health/the-sweet-danger-of-sugar
https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/B012227055X006581
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H