Mohon tunggu...
Ainun Nisa Rosiana
Ainun Nisa Rosiana Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi UIN syarif Hidayatullah Jakarta, Program Studi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

Hobi Melukis

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Mengenal Teori Harlock tentang Konsep Diri untuk Kepercayaan Diri dan Tangtangan Belajar

22 Desember 2024   22:10 Diperbarui: 22 Desember 2024   22:09 21
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mengenal Teori Harlock tentang Konsep Diri untuk Kepercayaan Diri dan Tantangan Belajar

Menurut Hurlock (1980) konsep diri merupakan gambaran seseorang mengenai diri sendiri yang merupakan gabungan dari keyakinan fisik, psikologis, sosial, emosional aspiratif, dan prestasi yang mereka capai. Konsep diri merupakan salah satu istilah yang paling banyak ditemukan dan dibahas dalam Psikologi remaja. Konsep diri adalah bagian inti dari kepribadian ,Maka dari itu aspek ini sangat perlu mendapat perhatian dalam pembentukan dan pengembangannya. Sekolah sebagai lembaga pendidikan mempunyai tanggung jawab untuk mengembangkan kepribadian siswanya. Dalam hal minat belajar, terdapat beberapa karakteristik. Menurut Elizabeth Hurlock (di dalam Susanto, 2013: 62), dia mencatat ada tujuh karakteristik minat belajar sebagai berikut:

  • Minat berkembang bersamaan dengan kemajuan fisik dan mental.
  • Minat dipengaruhi oleh aktivitas belajar.
  • Perkembangan minat bisa jadi memiliki batasan.
  • Minat sangat bergantung pada kesempatan untuk belajar.
  • Minat dipengaruhi oleh latar belakang budaya.
  • Minat memiliki dimensi emosional.
  • Minat bersifat egois, yang berarti jika seseorang memiliki ketertarikan terhadap sesuatu, maka akan muncul keinginan untuk memilikinya.

Rasa percaya diri merupakan hal yang sangat penting bagi pelajar dalam menghadapi berbagai rintangan di dunia pendidikan serta kehidupan sehari-hari. Dalam sebuah wawancara, salah satu siswa berinisial ZH yang bersekolah disalah satu SMA yang berada di Jakarta Barat membagikan pandangannya mengenai proses pengembangan rasa percaya diri dan tantangan yang dia temui selama belajar.

Membangun Kepercayaan diri melalui Persiapan dan pengalaman. ZH mengungkapkan bahwa ia berusaha untuk percaya diri ketika disekolah, terutama ketika ia berusaha untuk mempersiapkan apa yang akan ia sampaikan kepada orang lain. "Saya merasa yakin dalam melakukan sesuatu, terutama ketika saya mempersiapkan segala sesuatu dengan baik, seperti saat saya berhasil menyampaikan presentasi di kelas yang membuat saya lebih percaya akan kemampuan saya," katanya. Hal ini menunjukkan bahwa persiapan yang baik dan keberhasilan sekecil apapun dalam kehidupan sehari-hari dapat meningkatkan rasa percaya diri dan ketika mendapat kesempatan berbicara di depan umum memberikan pengalaman berharga bagi siswa untuk terus mengembangkan kemampuannya.

Metode Pembelajaran yang Interaktif dan Menarik, ZH menyatakan bahwa cara pengajaran sangat mempengaruhi minat belajar. "Saya merasa lebih tertarik ketika guru menggunakan metode yang melibatkan siswa, seperti diskusi atau praktik langsung. Selain itu, mata pelajaran yang sesuai dengan minat saya, seperti seni atau teknologi, juga membuat saya lebih semangat," tuturnya. Pendekatan yang relevan dapat melibatkan siswa secara aktif dalam menciptakan suasana belajar yang efektif dan menyenangkan.

Mengubah Kegagalan Menjadi sebuah Pelajaran, Kegagalan sering kali menjadi penghalang bagi banyak siswa, tetapi tidak bagi ZH. "Saya berusaha melihat kegagalan sebagai pengalaman belajar dan menganalisis apa yang salah, lalu menyusun rencana untuk memperbaikinya dan Mendengar kisah inspirasi dari orang lain." jelasnya. Dengan pandangan ini, kegagalan tidak lagi dianggap sebagai akhir dari segalanya, melainkan sebagai langkah untuk perbaikan diri dimasa yang akan datang.

Dukungan Sosial dan Penghargaan pada Diri Sendiri, Saat menghadapi kesulitan, ZH tidak ragu untuk mencari dukungan dari teman atau guru. "Saya mencari bantuan dari teman atau guru, serta selalu mengingat bahwa setiap orang memiliki kelebihan dan kekurangan. Menghargai usaha kecil yang telah saya lakukan, juga dapat membantu saya menjaga rasa percaya diri," katanya. Tindakan ini menunjukkan betapa pentingnya memiliki jaringan sosial yang mendukung serta kemampuan untuk menghargai diri sendiri.

Fokus pada Kemampuan dan Penerimaan Diri, Salah satu cara lain untuk mempertahankan rasa percaya diri adalah dengan memberi perhatian pada hal-hal yang bermanfaat. "Saya berusaha fokus pada keterampilan yang saya miliki dan ingat bahwa tidak ada yang sempurna. Menerima kekurangan sebagai bagian dari diri saya membantu saya tetap berpikiran positif," ungkapnya. Sikap ini mendukung ZH untuk tetap termotivasi meskipun menghadapi beragam tantangan.

Tantangan Perbandingan dan Kekecewaan. Namun, masih ada rintangan yang harus dihadapi. ZH  mengungkapkan bahwa ia memiliki kesulitan dalam memahami pembelajaran "Ya, terutama saat melihat teman-teman yang lebih cepat memahami materi. Namun, saya berusaha untuk tidak membandingkan diri saya terlalu banyak dan fokus pada kemajuan saya sendiri," katanya. Selain itu, pengalaman tidak terpilih dalam tim ekstrakurikuler atau nilai rendah pernah menjadi kenyataan pahit. "Rasanya memang menyakitkan, tetapi saya mencoba mencari kegiatan lain yang lebih cocok dan tetap berusaha rajin belajar," tambahnya.

Hambatan Belajar dapat terjadi ketika Kurangnya Fokus dan mendapatkan Tekanan Lingkungan. Faktor internal dan eksternal berperan dalam efektivitas belajar. ZH merasa bahwa " Saya sering kali kurang fokus saat belajar atau menunda-nunda tugas. Hal tersebut dikarenakan oleh Tekanan dari lingkungan dan kurangnya pemahaman terhadap materi" ungkapnya. Dengan menyadari hal ini, siswa dapat lebih bijak dalam mengatur waktu dan mencari bantuan jika diperlukan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun