Kuliah Kerja Nyata (KKN) merupakan salah satu mata kuliah dengan tujuan utama memberikan pengalaman pengabdian dan pemberdayaan masyarakat. Pada KKN Back To Village Periode III Universitas Jember ini diikuti oleh 3707 mahasiswa yang tersebar di seluruh Indonesia, salah satunya di Kabupaten Bangkalan, Madura.Â
KKN Back To Village III juga dilaksanakan di Desa Bancaran, salah satu desa/kelurahan yang terletak di Kecamatan Bangkalan. Desa ini terdiri dari 421 kepala keluarga dan 1002 jiwa yang datang dari berbagai latar belakang.Â
Di Desa Bancaran terdapat 4 SD, yaitu SD Bancaran 1, SD Bancaran 2, SD Bancaran 3, dan SD Bancaran 4. Selain itu juga terdapat SMPN 6 Bangkalan. Dari hal tersebut terlihat bahwa warga Desa Bancaran yang berprofesi sebagai siswa berjumlah cukup banyak. Sebagian warga Desa Bancaran juga ada yang berprofesi sebagai guru. Oleh karena itu tematik yang penulis ambil, yaitu Program Literasi Desa Pada Masa Pandemi Covid-19 cocok dilaksanakan di Desa Bancaran.Â
Letak Desa Bancaran yang cukup dekat dengan pusat Kabupaten/Kota menjadi alasan pentingnya pendidikan yang berkualitas bagi masyarakat di Desa Bancaran itu sendiri. Selain itu, dari hasil wawancara penulis kepada perangkat desa dan beberapa warga disana, mereka sebenarnya memiliki semangat yang tinggi dalam memperjuangkan pendidikan, terutama pada anak usia sekolah.Â
Namun hal ini perlu adanya dukungan dan sokongan dari berbagai faktor, mulai dari tenaga pengajar itu sendiri, siswanya, sarana prasana, dan tentu memerlukan dukungan pemerintah untuk memajukan pendidikan di Desa Bancaran. Oleh karena itu, penulis berupaya untuk mewujudkan hal tersebut agar dapat menjadi salah satu bentuk dukungan untuk Desa Bancaran di bidang pendidikan.Â
Oleh karena tematik yang penulis pilih adalah bertitik tumpu pada bidang pendidikan, penulis menggali berbagai informasi mengenai hal tersebut kepada beberapa masyarakat di Desa Bancaran yang berprofesi di Bidang pendidikan, yaitu guru. Dari keterangan yang disampaikan oleh para sasaran, mereka memberikan keterangan bahwa selama ini kegiatan belajar mengajar di sekolah yang mereka ajar amat sangat tidak efektif. Bahkan mereka tidak pernah bertatap muka langsung dengan siswanya.Â
Para sasaran berasal dari sekolah yang berbeda-beda dengan tingkatan yang berbeda pula. Namun permasalahan yang penulis simpulkan sama, yaitu kurangnya semangat guru dan siswa dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar.Â
Para sasaran juga menerangkan bahwa mereka hanya memberikan tugas kepada siswanya dan siswa harus mengumpulkan sesuai jadwal yang telah diperintahkan melalui Whatsapp atau siswanya harus datang ke sekolah untuk mengumpulkan tugas di akhir pekan.Â
Memberikan tugas saja tentu tidak cukup bagi para siswa. Selain hal itu memberatkan mereka, juga mereka tidak akan paham mengenai materi yang diajarkan karena tidak ada penjelasan langsung dari para gurunya. Selain itu, beberapa sasaran penulis yang berprofesi sebagai siswa sekolah juga menerangkan bahwa pandemi Covid-19 ini membuat mereka lelah, karena tugas yang diberikan oleh guru mereka banyak dan mereka harus berpikir keras untuk menjawabnya karena mereka tidak mendapatkan materi dari gurunya. Bahkan tidak jarang tugas mereka dikerjakan oleh orang tua mereka.Â