Oleh Ainunnida (201011200609)
 Mahasiswa Universsitas PamulangÂ
Prodi Akuntansi S-1
PENDAHULUAN
Salah satu tingkatan dalam unggah-ungguh bahasa krama di Jawa yakni krama alus. Krarma alus merupakan tuturan paling tinggi yang dituturkan masyarakat Jawa. Akan tetapi dalam kehidupan sehari-harinya mulai berkurang dan tergantikan. Perkembangan teknologi, ilmu pengetahuan, ataupun sosial budaya, telah mempengaruhi terjadinya perubahan bahasa. Perubahan tersebut menyebabkan bergesernya pakem-pakem tingkatan atau aturan pengucapan bahasa krama dalam bahasa jawa yang semestinya sesuai dengan tingkatanya kini menjadi tidak beraturan dan rancu.
PEMBAHASAN
Penggunaan bahasa krama yang semakin hilang pada masyarakat tidak hanya berpengaruh pada ekspetasi bahasa namun juga berpengaruh pada kebudayaan kita. Oleh karena itu, artikel yang saya buat ini akan menggambarkan sedikit tentang bagaimana pergeseran bahasa krama tersebut dapat terjadi.
Pergeseran bahasa berarti suatu masyarakat atau komunitas tertentu meninggalkan suatu bahasa sepenuhnya untuk memakai bahasa lain (Sumarsono dan Partama, 2002:231). Bahasa nasional (Indonesia) seolah menjadi bahasa pengganti bahasa jawa krama, dimana masyarakat modern merasa sulit untuk mempelajari dan menggunakan bahas krama dalam kehidupan bermasyarakat, karena harus memperhatikan betul tingakatn-tingkatan bahasa yang akan digunakan ketika berbicara dengan orang lain. Tingkatan tersebut berkaitan dengan usia, jabatan, serta kehormatan individu yang sedang diajak berkomunikasi. Tidak hanya tingkatan, masing-masing bahasa krama juga memiliki tata bahasa yang berbeda-beda, sehingga mayoritas masyarakat jawa modern lebih suka menggunakan bahasa Indonesia untuk berkomunikasi, karena dirasa lebih simpel dan mudah.
PENUTUP
Namun tidak sepenuhnya bahasa krama itu hilang, masih ada beberapa masyarakat yang menggunakan bahasa krama. Biasanya dari masyarakat yang keluarganya sangat menerapkan budaya jawa. Anak-anaknya akan diajarkan oleh orang tuanya berbahasa krama mulai dari usia dini dan akan dibiasakan menggunakan bahasa krama di setiap harinya dan kepada siapapun lawan bicaranya. Sehingga di usia remajanya mereka akan terbiasa menggunakan bahasa krama.
Akan tetapi, Â kemampuan anak-anak zaman sekarang sudah mulai berkurang. Mereka hanya bisa berbahasa ngoko saja, sedangkan bahasa kramanya sangatlah kurang. Apalagi anak-anak yang dalam keluarganya sudah terbiasa dengan bahasa ngoko saja, sehingga kemampuan penggunaannya sangat terbatas pada tingkatan bahasa jawa yang paling dasar saja.
KESIMPULAN
Berkurangnya bahasa krama di Jawa, disebabkan oleh sosialisasi bahasa krama yang kurang oleh orang tua dan penggunaan bahasa Indonesia untuk berkomunikasi dalam keluarga serta kemampuan anak maupun orang tua yang kurang dalam menggunakan bahasa krama.
Kemampuan terhadap penggunaan bahasa krama juga didukung dengan orang tua yang membiasakan penggunaan bahasa krama dalam berkomunikasi di lingkungan keluarga.
Tidak hanya lingkungan keluarga, dilingkungan sekitar tempat tinggal, sekolah, bahasa dalam tayangan televise, dan pergaulan anak juga berpengaruh besar terhadap penggunaan bahasa yang digunakan. Pada akhirnya, bahasa krama akan semakin berkurang dan terancam punah serta dalam berkomunikasi antara anak dan orang tua tidak ada lagi sikap unggah-ungguh yang baik dan benar.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H