Mohon tunggu...
Ainun Muslimah
Ainun Muslimah Mohon Tunggu... -

Belajar mencintai perdamaian\r\n

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Akar Pendidikan Penentu Pemimpin Bangsa

21 Mei 2014   01:00 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:18 97
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pendidikan merupakan salah satu kunci utama yang sangat tepat dihubungkan dengan calon pemimpin bangsa yang kelak akan menggantikan pemimpin yang sekarang ini sedang menjabat sebagai pemimpin. Selain itu pendidikan juga digunakan sebagai alat untuk membandingkan kualitas sumber daya manusia antar negara yang satu dengan negara yang lain. Melalui pendidikan, sebuah negara bisa berjalan sesuai dengan kualitas pendidikan dari masing-masing negara. Pendidikan sangat berpengaruh terhadap jati diri suatu bangsa, dan seharusnya melalui pendidikan itulah satu-satunya cara yang bisa di tempuh untuk mengarahkan bangsa itu mau dibentuk seperti apa. Dan yang terjadi saat ini pendidikan tidak memberikan manfaat secara keseluruhan, artinya ada kesalahan dalam pengertian penyampaian pendidikan.

Kesalahan disini yang pertama, kalau melihat dari sudut sistem pendidikan, Indonesia terletak pada urutan 10 besar terbawah, itu artinya pendidikan di Indonesia bisa diartikan tidak jelas atau tanpa fokus pada satu sudut pandang. Jadi sistem pendidikan Indonesia kurang memberikan kontribusi pendidikan yang baik. Mungkin untuk sistem pendidikan itu sendiri perlu dilakukan perubahan-perubahan yang akan memberikan kemajuan pendidikan Indonesia, karena jika sistem itu tidak dirubah dan tetap digunakan maka akan membawa keburukan berkelanjutan yang semestinya itu tidak terulang. Sebenarnya kesalahan sistem pendidikan Indonesia tidak terlalu fatal, hanya saja yang perlu diperhatikan adalah tidak ada pemfokusan mata pelajaran, ambil contoh materi pelajaran SMA yang proses pembelajarannya sudah menjurus pada satu jurusan pun pada akhirnya materi yang di sampaikan ternya lebih dari 10 mata pelajaran. Namun setelah adanya kebijakan dari Mentri Pendidikan dan Kebudayaan dengan kurikulum 2013, saya rasa bisa mengatasi sistem pandidikan yang bisa dikatakan tadinya tidak mengalami pemfokusan. Dan yang perlu diperhatikan adalah tetap meletakkan kurikulum yang mengajarkan tentang ajaran-ajaran yang sifatnya menekankan pendidikan moral anak didik. Sebenarnya kajian teori pendidikan moral sudah berjalan lebih baik akan tetapi pemaknaanya dan wujud nyatanya saja yang kurang berhasil.

Kedua, jika dilihat dari segi ekonomi, pendidikan bisa dikatakan sebagai sarana bisnis yang sangat menguntungkan. Ini sangat memprihatinkan sekali, pendidikan yang seharusnya mampu membangun kalangan yang lemah, tetapi sebaliknya menindas yang lemah. Inilah akibatnya bila dalam pendidikan para pendidik tidak mampu mengembangkan dan memaknai dasar negaranya sendiri dan lebih memilih mengimpor nilai-nilai dari barat yang jelas-jelas kehidupannya berbeda. Kenapa dalam hal semacam ini kita tidak menggunakan dasar negara dalam mengatasi semuanya, ambil contoh dalam pancasila sila pertama, kedua, dan ketiga. Disitu telah dijelaskan bahwa nilai Religius bisa menyatukan semua umat beragama menjadi satu tujuan dalam berwarganegara. Keadilan sosial, semua warga negara Indonesia berhak atas pendidikan, tidak memandang dan membedakan berdasarkan tingkat ekonomi, seseorang bisa mendapatkan pendidikan. Dan persatuan Indonesia, jika semua warga negara sadar akan pentingnya kemajuan pendidikan maka semuanya akan bersatu dan bersama-sama berjalan menuju satu tujuan Indonesia berpendidikan. Jika seorang guru masih tetap mengimpor nilai-nilai dari barat dan terlebih karena untuk kepentingan mereka, misal seperti yang disebutkan diatas, itu berarti seorang guru belum memiliki jiwa nasionalisme dan tidak cakap bertindak sebagai mana mestinya.

Ketiga, pendidikan di sekolah lebih mengarah pada pengajaran bukanpendidikan. Bedanya terletak pada apa dan bagaimana penyampaiannya yang di lakukan oleh guru. Dan yang disampaikan itu bukan hanya sekedar materi berupa akademik saja melainkan penyampaian yang dicontohkan itu mengarah pada kehidupan yang sifatnya positif dan membangun karakter anak didik tersebut. Sangat berpengaruh sekali karakter contoh dari seorang guru, bila guru sudah memiliki pencitraan yang baik di mata anak didiknya sangat dimungkinan mereka untuk mencontohnya ada, akan tetapi bila guru itu dimata anak didiknya sudah jelek maka akan sulit mengharapkan kehadiran seorang siswa siswi yang memiliki moral yang baik pula. Kebanyakan saat ini yang terjadi bahwa guru hanya bisa menyalahkan anak didiknya apabila terjadi sesuatu yang melanggar aturan,misalnya saja seperti tawuran pelajaryang terjadi di kota-kota besar seperti Jakarta. Itu sebenarnya bukan murni kesalahan dari siswa, melainkan dari pihak guru sebenarnya juga membawa pengaruh kesalahan, meskipun tidak secara langsung guru juga ikut dalam terjadinya tawuran tersebut. Peran guru yang seharusnya memberikan pencerahan bagi anak didiknya tentang bagaimana perilaku yang harus di terapkan sebagai pelajar yang benar-benar mengamalkansalah satu dari empat pilar negara yaitu “Bhinneka Tunggal Ika”.

Selain itu tidak bisa dipungkiri bahwa pembangunan Indonesia selalu tidak dibersamai dengan pembangunan pendidikan. Katakanlah pembangunanfisiknya bisa dibilang baik, tetapi apabila tidak dibersamai dengan pembangunan moral, sangat sulit untuk bisa mewujudkan pembangunan pendidikan seutuhnya. Buruknya pendidikan suatu bangsa bersumbar dari moral ,bila moral anak sejak kecil sudah buruk kemungkinan besar nanti sangat sulit untuk mendapatkan moral yang baik. Jika mungkin bisa berubah itu pun karena keadaan yang bisa merubahnya, seperti diberi amanat untuk menjadi pemimpin. Jika pendidikan Indonesia tetap saja berjalan dalam kondisi yang pincang seperti ini, kemungkinan untuk menciptakan pemimpin sangat sulit. Untuk itu memperbaiki semuanya sangat penting. Dalam hal ini semua harus ikut berperan baik siswa, guru, orang tua, pemerintah, masyarakat. Bila semua orang memiliki kesadaran akan pentingnya seorang pemimpin, sebenarnya tidak akan sulit saat ini untuk memiliki pemimpin yang benar-benar bisa mengayomi seluruh warga negara. Untuk itu pula menumbuhkan rasa penting akan pendidikan harus dimiliki semua elemen warga negara. Jika tidak, kita semua akan merasakan hancurnya negara ini, bahkan pada semua bidang tidak hanya bidang pendidikan saja melainkan semuanya, karena pemimpin yang akan memimpin bangsa yang akan datang adalah para pelajar yang saat ini sedang di bangku sekolah. Untuk itu perlu sekali menanamkan perilaku sebagai pemimpin sejak dini, dan selalu mengajarkan kerja keras dalam segala hal yang akan di capai, karena calon pemimpin adalah orang yang mau dan mampu bekerja keras. Sehingga dalam mendapatkan kekuasaan nanti anti instan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun