Mohon tunggu...
AINUN JARIYAH
AINUN JARIYAH Mohon Tunggu... -

positive thinking of yourself :))

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Hakikat Manusia Berpikir

31 Maret 2014   22:14 Diperbarui: 24 Juni 2015   00:15 568
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Manusia diberi akal oleh sang pencipta untuk membedakan manusia dengan makhluk lainnya. Spesialisasi yang diberi Tuhan untuk manusia bertujuan agar manusia itu sendiri dapat menggunakan akalnya untuk berpikir. Karena pekerjaaan sesungguhnya menjadi seorang manusia yaitu itu agar Ia berpikir.

Modernisasi mempengaruhi pola pikir manusia. Berkembangnya pola pikir manusia dikarenakan hakikat manusia itu sendiri yang dituntut untuk terus berpikir keluar dari suatu masalah agar mencapai tujuan hidupnya. Semakin manusia itu sering memecahkan suatu masalah semakin manusia itu mandiri. Semakin manusia itu menekuni kemandiriannya semakin Ia jauh dan tidak peduli kepada Tuhannya. Kenapa demikian?

Globalisasi mendorong kemajuan teknologi semakin pesat, perkembangan teknologi memanjakan manusia dalam beraktivitas, hiburan-hiburan yang tersedia membuat manusia merasa mempunyai surga dunia sehingga lupa dengan Tuhan. Pemikiran manusia yang rasional tentang Tuhan akan menimbulkan dua hal, pertama manusia itu akan semakin meyakini Tuhan, hal ini karena dalam pemikiran tersebut didasari oleh iman dan tidak mudah menyerah dalam mencari kebenaran yang diturunkan Tuhan dan yang kedua manusia akan lupa bahkan merasa tidak membutuhkan Tuhan lagi, hal ini dikarenakan tidak didasarkan dengan iman dan pemikiran Nihilisme mereka yang menganggap Tuhan sudah mati karena ketidakmampuan mereka mencari kebenaran sehingga menyerah dan menyatakan hal tersebut.

Kemampuan manusia dalam mengelola sumber daya dan teknologi yang memudahkan segala aktivitas mereka juga dapat mempengaruhi pemikiran tersebut karena dengan mudahnya aktivitas yang dilakukan mereka menganggap tidak membutuhkan Tuhan dalam menyelesaikan segala masalahnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun