Mohon tunggu...
Ainun Jariyah
Ainun Jariyah Mohon Tunggu... Guru - Berkarya terus. Terus berkarya

Jadilah manusia yang bermanfaat bagi orang lain.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

KKM-DR UIN Malang Mewujudkan "Toleransi Beragama Sejak Dini" di Desa Sukodono

31 Januari 2022   11:11 Diperbarui: 31 Januari 2022   11:17 138
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

     Pengabdian kepada masyarakat tentu bukan hal yang mudah untuk dipraktekkan. Perlu pengenalan/adaptasi secara budaya sosial masyarakat setempat. Namun hal yang awalnya belum diketahui hingga menjadi tau itu dirasa perlu dicicipi oleh mahasiswa, dengan tujuan dapat menerapkan ilmu-ilmu yang didapat dibangku kuliah dengan cara dikembangkan dengan ide secara inovasi untuk menjadikan solusi. Jika dilihat pembelajaran pada kehidupan masyarakat tentu malah akan menemukan segudang masalah untuk dicari jalan keluarnya, itu bukan hal yang mudah bukan pula hal yang malah harus dihindari. Universitas Islam Negri Maulana Malik Ibrahim Malang, mewajibkan mahasiswa semester 5 untuk terjun langsung ke masyarakat khusus nya di desa-desa yang perlu campur tangan ide-ide dari generasi muda. UIN Malang mengemas dengan nama kegiatan nya yakni KKM-DR Tahun 2021/2022, karena pelaksanaan nya dimulai dari 27 desember 2021-27 januari 2022 ini tersebar ke berbagai daerah yang membutuhkan. Dengan tema "Moderasi Beragama dan Peningkatkan Ekonomi Sosial Masyarakat Pasca Pandemi", mahasiswa yang terjun kemasyarakat pun juga tidak semena-mena jalan sendiri. Pihak LP2M dari UIN Malang juga mengutus beberapa dosen mejadi Dosen Pendamping Lapang (DPL) yang akan menjadi pengawas jalan nya kegiatan mahasiswa kelompok selama satu bulan. 

      Desa Sukodono yang berlokasi di Kecamatan Dampit Kabupaten Malang, tepat sekitar satu jam sebelum dari pesisir pantai malang selatan. Desa tempat saya mencurahkan pendapat dan mendapatkan banyak ilmu kehidupan, ternyata adalah desa yang begitu kaya hasil alam nya. Sebagian besar masyarakat nya penghasil kopi,buah salak, kelapa, dan cengkeh. Kopi khas dampit sudah makin digemari sejak 10 tahun terakhir, banyak wisatawan yang datang ke desa ini untuk membeli kopi bubuk yang saat mengkonsumsi nya tidak perih di lambung serta memiliki ciri khas bau dan teksturnya. Cengkeh yang di ambil daun nya, lalu oleh warga di kering kan dengan dijemur selama beberapa hari lalu disuling menjadi minyak pijat yang aroma nya khas dan menghangatkan. Buah salak yang terus panen setiap enam bulan sekali membuat warga kuwalahan untuk menjual keberbagai daerah ini menjadikan warga semakin kreatif untuk mengolah menjadi kripik salak, sirup salak, dan jenang salak. Ini juga menjadi kan saya dan kelompok KKM saya yang bernama KKM ARMADA ini menjadi PR untuk kami sebagai duta kampus untuk membantu ekonomi warga desa Sukodono pada bidang pemasaran. Membantu dalam bidang pemasaran membuat kami mencari strategi marketing melalui sosial media. Karena sejak masa pandemi banyak yang merasakan dampak nya sehingga merasakan kemerosotan ekonomi warga, membuat kami untuk ikut andil membantu menyebar luaskan informasi. Kegiatan ini pun juga mengacu pada pedoman tema KKM yang di berikan oleh Universitas yakni "Peningkatan Ekonomi Masyarakat" sesuai dengan kemampuan kami. 

   Tema KKM yang di usung juga terkait moderasi beragama ini juga menjadikan kami semakin mencari permasalahan yang ada di desa sukodono untuk mencari bersama solusi dan jalan keluarnya. Maka dari itu KKM ARMADA menggelar acara Gebyar Anak Islami dikemas melalui lomba Pildacil yang peserta nya diikuti dari Taman Pendidiakan Qur'an (TPQ) se-Desa Sukodono. Dengan harapan menjadikan anak makin percaya diri sejak usia dini mendakwahkan ilmu islam nya dengan pedoman Al-qur'an dan hadist. Tidak hanya lomba pildacil namun saat keesokan hari nya saat pengumuman lomba disertai pentas seni antar TPQ yang penampilannya ada seni tari, seni musik,  menyanyi islami, puisi, dan sholawat banjari. Warga yang begitu antusias berbondong-bondong mengikuti rentetan acara dengan begitu suka cita.   

   Pembiasaan yang perlu ditanamkan pada anak memang tidak lah mudah, serta perlu ide yang memberikan inovasi untuk anak agar mudah mencerna dan menerapkan pada kehidupan hingga dewasa. Dimulai dari lingkungan dan pendidikan yang ditempuhnya serta pembiasaan seperti harapan acara ini menjadikan anak terbiasa untuk percaya diri. 

     

 

   Pembelajaran yang diberikan kepada anak usia dini merupakan salah satu tantangan tersendiri bagi 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun